Banjir Tiap Tahun, Pemerintah Dinilai Gagal Kelola Lingkungan Aceh
Theacehpost.com | BANDA ACEH – Intensitas banjir yang semakin parah terus melanda berbagai wilayah di Aceh. Mengawali tahun 2022, banjir yang merendam kawasan utara dan timur Aceh dalam sepekan terakhir bahkan sudah menelan lima korban jiwa.
Dari data yang ada, korban meninggal dunia merupakan anak-anak di bawah usia 13 tahun dan ada dari kalangan perempuan.
“Ini kembali membuktikan bahwa bencana selalu memakan korban kaum yang lemah, yaitu anak anak dan perempuan. Situasi ini sangat memprihatinkan kita semua,” kata Direktur Yayasan Anak Bangsa (YAB), Sri Wahyuni, Rabu 5 Januari 2022.
Bencana alam bertubi-tubi setiap tahunnya, menurut Sri, membuktikan bahwa tata kelola pembangunan Aceh tidak mempedulikan keseimbangan dan keberlangsungan lingkungan hidup.
Ia juga menilai pemerintah gagal menjalankan pembangunan pasca damai. Bencana alam yang hingga kini masih belum surut, menunjukkan Pemerintah Aceh gagal merancang pembangunan yang berkeadilan.
“Parahnya, penegakan hukum yang lemah di sektor lingkungan hidup, dan masyarakat yang juga tak taat hukum. 17 tahun pasca damai kita tak kunjung berkemajuan,” ujarnya lagi.
Dengan situasi Aceh yang kian buruk, Sri mengimbau kepada Pemerintah Aceh untuk serius menghentikan segala potensi penghancuran hutan Aceh, dengan kembali ke tata ruang yang memperhatikan keberlangsungan lingkungan hidup.
“Hentikan pemberian ijin tambang (moratorium) dan penghentian pembukaan lahan. Beri hak perlindungan bagi anak-anak Aceh baik dari bencana sosial seperti kekerasan seksual, hingga bencana alam,” tegasnya.
“Aceh membutuhkan kepemimpinan yang cerdas dan bernurani. Hanya itu satu satunya cara menyelamatkan Aceh yang kian hancur,” tutupnya.[]