Bangunan Penanganan Abrasi pantai Palak Kerambil Susoh Telah Masuki Tahapan DED dan AMDAL

Keuchik Gampong Kedai Palak Kerambil, Kecamatan Susoh, Abdya, Hazal Suaidi (baju hitam), bersama Imeum Mukim Palak Kerambil, Syamsurizal (baju batik), menunjukan kondisi bibir pantai yang telah mengalami abrasi, Jumat (8/11/2024) sore. [Foto: The Aceh Post/Robby Sugara]

THEACEHPOST.COM | Blangpidie – Pembangunan Penanganan Abrasi Pantai (breakwater) Palak Kerambil kecamatan Susoh kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) sudah memasuki tahapan Rancang Bangun Rinci yang selanjutnya disebut Detail Engineering Design (DED) dan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL).

banner 72x960

Pernyataan tersebut disampaikan oleh keuchik Gampong Kedai Palak Kerambil, Kecamatan Susoh, Hazal Suaidi, yang ditemui oleh awak media, di kantornya beberapa waktu lalu.

“Alhamdulillah, tadi pihak konsultan telah turun ke lokasi termasuk untuk mengambil sampel air bersih, tanah, dan udara untuk  keperluan pembuatan dokumen perencanaan pembangunan breakwater tersebut,” ujar Hazal Suaidi, Jumat (8/11/2024) sore.

Menurut Hazal, permintaan pembangunan breakwater ini sudah diajukan sejak bertahun-tahun lalu, baik ke pemerintah kabupaten maupun pemerintah provinsi. Namun, baru kali ini permintaan tersebut mendapatkan respons positif.

Ia menjelaskan, proyek ini direncanakan memiliki panjang sekitar 1.800 meter, membentang dari kawasan Kuala Cangkul di Gampong Palak Kerambil hingga ke pesisir pantai Gampong Kedai Susoh.

“Masyarakat sangat memerlukan breakwater ini, karena sejak tahun 2018 abrasi laut terus menghantam pemukiman warga di Palak Kerambil,” tuturnya.

Hazal mencatat bahwa sejak tahun 2018, empat rumah warga telah hilang akibat abrasi, sementara total 34 rumah lainnya mengalami kerusakan berat hingga sedang. Dampak abrasi ini juga mengancam setidaknya 42 kepala keluarga (KK) di Gampong Kedai Palak Kerambil. Selain merusak rumah, abrasi juga telah menenggelamkan jalan desa.

“Akibat abrasi ini, sekitar 40 meter pemukiman warga sudah tergerus oleh laut,” tambah Hazal.

Hazal mengatakan bahwa pembangunan breakwater ini telah dibahas bersama masyarakat, dan akhirnya memutuskan untuk mengajukan bantuan melalui Ketua PKB Abdya, Zulkarnaini kepada H. Irmawan di DPR RI. Ia juga mengucapkan terima kasih kepada H. Irmawan atas bantuan pembangunan breakwater ini.

“Jika breakwater ini tidak segera dibangun, maka Gampong kami bisa tinggal kenangan. Warga terus dihantui ketakutan akibat abrasi yang terjadi setiap tahun,” ujar Hazal.

Senada dengan itu, Syamsurizal, salah satu tokoh masyarakat Palak Kerambil, juga berharap kepada masyarakat untuk mendukung pembangunan ini dan tidak pesimis. Menurutnya, secara teknis petugas sudah mengambil sampel di lokasi proyek sebagai bagian dari pembuatan desain teknis pembangunan.

“Saya mengajak seluruh masyarakat Kemukiman Palak Kerambil untuk bersatu mendukung pembangunan ini. Jika ada pihak yang sudah bersedia membantu, kita juga harus mendukungnya,” ujarnya.

Secara terpisah, Ketua PKB Abdya, Zulkarnaini, yang dihubungi oleh awak media menyatakan bahwa proyek multiyears ini akan segera memasuki tahap tender, mengingat kebutuhan sangat mendesak bagi masyarakat.

“Insyaallah akan segera ditender, untuk tahun anggaran 2025 ini anggarannya sekitar Rp 20 milyar,” ujarnya optimis, Sabtu (9/11/2024).

Untuk diketahui, DED merupakan dokumen desain teknis bangunan yang terdiri dari gambar teknis, spesifikasi teknis dan spesifikasi umum, volume, dan biaya pekerjaan. DED dibuat oleh konsultan perencana untuk pekerjaan bangunan sipil seperti jalan, jembatan, gedung, kolam renang, dan bendungan.

Sedangkan AMDAL merupakan kajian yang dilakukan untuk mengevaluasi dampak suatu kegiatan atau usaha terhadap lingkungan hidup. AMDAL adalah instrumen penting dalam upaya perlindungan lingkungan hidup dan pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan. (Robby Sugara)

Baca berita The Aceh Post lainnya di Google News dan saluran WhatsApp

Komentar Facebook