Bangunan Baru yang Bangkit di Bekas Kenangan Puspa Bioskop
THEACEHPOST.COM | Lhokseumawe – Malam itu di tengah Kota Lhokseumawe, suara martil dan percikan api dari proyek konstruksi mengisi udara, bersaing dengan kebisingan kendaraan. Penasaran dengan keramaian tak biasa di Jalan Sukaramai, saya mengikuti suara tersebut, hanya untuk mendapati para pekerja bangunan yang tengah mendirikan hotel baru.
Terletak di tengah kota, jalan ini memang pantas dinamakan “Sukaramai” karena tak pernah benar-benar sepi dari aktivitas. Kawasan ini selalu dipenuhi penjaja makanan, hingga pertokoan elektronik yang ramai pengunjung.
Di sudut jalan, saya melihat pekerja yang tengah memukul martil dengan tenaga penuh. Keringat bercucuran, menandakan kelelahan yang mereka hadapi dalam mengejar tenggat proyek.
Waktu sudah menunjukkan pukul 21.00 WIB, namun pekerjaan terus berlanjut tanpa henti, seolah ritme 24 jam telah menjadi hal biasa demi memenuhi target pengerjaan.
Kekhawatiran saya akan risiko pekerjaan ini agak terobati ketika mata saya tertumbuk pada spanduk di pagar pembatas proyek, bertuliskan: “Pekerja Pada Proyek ini Dilindungi Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan.” Hati kecil saya merasa lega mengetahui mereka terdaftar di BPJS Ketenagakerjaan. Setidaknya, dibalik kerja keras mereka, ada jaminan perlindungan yang siap membantu jika ada hal tak terduga.
Bangunan yang sedang mereka bangun kini, rupanya berdiri di atas sejarah yang begitu kuat. Dahulu, tempat ini adalah lokasi Puspa Bioskop, bangunan bergaya semi-Belanda yang kokoh dibangun pada 1963 dan menjadi salah satu pusat hiburan ternama di Lhokseumawe.
Puspa Bioskop kala itu adalah ikon, menayangkan berbagai film yang tidak bisa dinikmati di televisi. Pada puncak masa keemasan kota ini sebagai kota penghasil gas atau “Kota Petro Dollar,” bioskop menjadi hiburan utama masyarakat.
Namun, masa kejayaan Puspa dan bioskop lain di Lhokseumawe berakhir pada 1996, seiring berlakunya syariat Islam dan konflik terbuka yang melanda Aceh. Bioskop harus ditutup, dan seiring waktu, kemeriahan yang dulu hidup di dalam dinding bioskop ini pun pudar, menyisakan gedung kosong dengan kenangan masa lalu.
Kini, meski bangunan lama telah berganti dengan pembangunan hotel modern, cerita dan sejarah bioskop yang pernah menghidupkan Lhokseumawe tetap menjadi bagian tak terpisahkan dari ingatan warga. Di balik semua itu, rasa syukur terselip melihat pekerja kini dilindungi jaminan sosial ketenagakerjaan. Jaminan ini tidak hanya memberikan rasa aman, tetapi juga membantu mereka untuk bekerja lebih fokus, termotivasi, dan produktif. (Raja Baginda)
Baca berita The Aceh Post lainnya di Google News dan saluran WhatsApp