Arah Politik PNA Pasca Bebasnya “Sang Kapten” Irwandi Yusuf

Miswar Fuady. (Theacehpost.com)

Laporan: Humaira, Vidya, Wianda

banner 72x960

Theacehpost.com | BANDA ACEH – Mantan Gubernur Aceh Irwandi Yusuf bebas bersyarat setelah menjalani hukuman 4 tahun penjara di Lapas Sukamiskin, Bandung. Irwandi dinyatakan bebas setelah mengantongi surat keputusan (SK) dari Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjen Pas) Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) setelah memenuhi klasifikasi untuk mendapatkan pembebasan bersyarat, pada Selasa, 25 Oktober 2022.

Bebasnya Irwandi disambut dengan gegap gempita oleh publik Aceh, kader, keluarga, maupun partai PNA.

Kebebasan Irwandi memberi pengaruh yang cukup besar kepada partai. Meski roda Partai Nanggroe Aceh (PNA) tetap berjalan seperti biasa, namun tanpa kehadiran sosok pemimpin ditengah mereka memberi berdampak terhadap semangat partai PNA sendiri baik tingkat pusat maupun daerah.

“Saya kira dan apa yang saya lihat selama ini, selama Pak Irwandi tidak bersama dengan kita di Aceh. Walaupun roda organisasi PNA tetap berjalan seperti biasa, namun kehadiran sosok pemimpin ditengah tengah pasukan pada saat lagi menjalani aktivitas, itu sangat berpengaruh kepada semangat tim yang ada di PNA sendiri,” terang Sekjen PNA Miswar Fuady dalam podcast Theacehpost Tv bekerjasama dengan Hermes Palace Hotel, Banda Aceh, Rabu 26 Oktober 2022.

Podcast yang dipandu oleh Nasir Nurdin (Pemred Theacehpost.com) di kanal YouTube Theacehpost Tv itu, membicarakan “Arah Politik Partai Nanggroe Aceh Pasca Bebasnya “Sang Kapten,” dengan menghadirkan Sekjen PNA sebagai narasumber.

Dalam kesempatan itu Fuadi bercerita banyak hal terkait dinamika politik partai PNA termasuk mengenai retaknya internal partai hingga terjadinya kongres luar biasa (KLB) ditubuh partai PNA.

“Pada saat beliau menjalani ini, banyak dinamika yang terjadi diinternal PNA, banyak persoalan-persoalan yang terjadi, kemudian beban ini sering dikomunikasikan kesana karna saya juga sering berkunjung tetapi bebannya berasa ke saya sebagai Sekjen,” terang Sekjen PNA ini.

Ia menjelaskan, teman-teman yang berada di DPP, DPW yang selalu memberikan support dan motivasi termasuk juga solusi, ide yang akan kita jalankan dalam membangun partai PNA.

“Tentunya dengan kehadiran beliau dan bebasnya beliau ini memberikan sebuah semangat baru, spirit baru lagi.  Seperti yang biasa saya sebutkan ke kawan-kawan media bahwa beliau akan melanjutkan agenda apa yang belum terlaksana khususnya dengan konsolidasi,” terang Fuady.

Kemudian Fuadi juga menjelaskan bahwa agenda partai dalam waktu dekat ini akan melakukan konsolidasi menyambut tahun politik.

“Konsolidasi ini penting saya kira, karena tidak lama lagi kan kita akan menghadapi dua agenda besar di tahun 2024, yaitu pemilu legislatif dan juga pilkada,” terang Fuady.

PNA sendiri sudah mendaftar dan dinyatakan lulus sebagai peserta pemilu secara administratif.

“Agenda selanjutnya yaitu pertama kita harus menguatkan kepengurusan baik tingkat wilayah kecamatan maupun pusat. Kemudian itu akan menjadi mesin kemenangan PNA kedepan dalam merebut simpati masyarakat. Kedua kita mencoba melakukan penjaringan-penjaringan terhadap kader atau orang yang diluar kader kita yang ingin bersama dengan PNA menjadi calon legislatif di 2024 itu. Siapa-siapa saja sosok yang kita usung itu sebagai kader di 2024,” jelas Fuady.

Saat ditanya bagaimana spirit baru PNA setelah bebasnya “sang kapten,” dan bagaimana cara mengatasi benturan-benturan yang selama ini terjadi, Fuadi belajar dari pengalaman partai dan membiarkan partai berdinamika dengan sendirinya.

“Sebagai pengalaman saja bahwa apapun sistem yang dibawa oleh organisasi politik tentu dinamikanya tetap pada awal, apalagi ini kan organisasi politik, tentu ada ide-ide politik di dalam organisasi,” sebutnya.

“Namun demikian kalau misalnya bapak Irwandi sudah bersama dengan kita disini itu akan berbeda kondisinya karena terus terang saja teman-teman yang ada di kader ini memandang beliau itu sebagai “orang tua”  yang sangat dihormati dan disegani dan tentu apapun yang disampaikan oleh bapak Irwandi kepada kita para kader ini tentu akan menjadi arahan dan perintah yang akan kita lanjutkan dan kita laksanakan  dan saya pikir akan memberikan semangat barulah untuk partai dan kader,” sebutnya lagi.

Banyak masalah yang dialami Partai Naggroe Aceh pasca tersandung ketua umum partai Irwandi Yusuf, beberapa kader diantaranya memilih mengundurkan diri, masuk ke partai lain.

“Pada saat itukan masa pen-caleg-kan, dan ada juga sebagian calon caleg yang mendaftar ke kita namun kemudian mendaftar ke partai yang lain. Nah hal-hal inilah yang pada saat itu mempengaruhi dua kabupaten yaitu DPW kabupaten Aceh Tenggara dan Gayo Lues. Kedua kabupaten ini memang agak sedikit berkurang mobilitas dalam kepengurusan pada saat itu hingga lambat dalam membentuk kepengurusan di tingkat kecamatan,” jelasnya.

Sementara kabupaten Nagan Raya, terang Fuady, terlambatnya memberikan kartu keanggotaan, padahal sudah jauh-jauh hari kita sudah sampaikan selain keanggotaan, kepengurusan juga merupakan hal yang penting yang harus kita daftarkan.

“Dan pada detik-detik terakhir itu ada pergantian kepengurusan dan itu tidak sempat ter-input pada saat itu secara teknis. Kemudian pada saat kita input pun tidak semudah yang kita bayangkan karna per 15 menit sekali itu akun Sipol yang ada itu selalu di Refresh jadi sering keluar dan jika tidak di save maka harus ulang dari awal, kemudian belum lagi dengan peraturan-peraturan yang berubah-ubah terkait pendaftaran partai kemarin, tapi alhamdulillah hasil akhir yang kita dapatkan itu kita sudah memenuhi kemarin secara administrasi yang diberikan oleh KPU dan KIP untuk menjadi peserta pemilu di 2024,” jelas Fuady panjang.

Kemudia terkait pelanggaran yang dilakukan kader partai Fuady menjelaskan akan diselesaikan saat Irwandi tiba di Aceh. Posisi kader PNA yang duduk di DPRA, yang terpilih dari PNA baik yang dari DPRK maupun DPRA semua anggota legislatif dari PNA, walaupun memang ada beberapa yang  hari ini masih dilakukan proses PAW baik itu DPRK maupun DPRA dan prosesnya sedang berlanjut terus.

“Alhamdulillah dengan kepulangan Bapak Irwandi ke Aceh akan meneruskan agenda agenda tentang partai ini, salah satunya proses PAW,” terang Fuady.

Optimisme partai

Optimisme PNA untuk menghadapi Pileg dan Pilpres 2024, tidak ada perubahan yang siginifikan dari dukungan masyarakat, hal ini terbukti pada saat Irwandi Yusuf mendapat kebebasan untuk mengunjungi Ibunda beliau yang sedang sakit di Bireuen beberapa waktu lalu.

“Jadi kita berkomunikasi dengan para pengawal lapas, mereka bercerita biasanya kalau ada orang yang lagi ditahan begini terus ada keperluan mendadak seperti beliau ini-itu tidak ada sambutan yang semeriah Pak Irwandi ini, bahkan beliau juga tidak menyangka sambutannya akan seperti ini. Ini menjadi salah satu indikasi bahwa memang ketokohan beliau masih kuat sekali,” kata Fuady.

Harus diakui memang bahwa ketokohan Irwandi masih sangat kuat.  Walaupun beliau dinyatakan bebas bersyarat, sekarang beliau kembali ke Aceh, melanjutkan tugas-tugas yang sempat tertunda selama 4 tahun, dengan kembalinya beliau insyaallah spirit para kader, pengurus partai, keluarga dan masyarakat akan semakin maju.[]

Nonton podcastnya, [klik] disini.

Baca juga: Musisi Tradisional Aceh Terima Penghargaan Internasional Aga Khan Music Awards 2022 di Oman

Komentar Facebook

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *