Aksi Kecam Kasus Kekerasan Seksual di Aceh Barat Berakhir Ricuh
Theacehpost.com | ACEH BARAT – Massa mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Perempuan Tolak Kekerasan Seksual Terhadap Anak (GERTAK) menggelar aksi di depan Kantor Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Kabupaten Aceh Barat, Rabu 3 November 2021.
Pihaknya mengecam mandeknya penanganan kasus kekerasan seksual terhadap anak di Arongan Lambalek, Aceh Barat, yang sudah terbengkalai selama tiga bulan.
Aksi ini rangkaian protes yang kian mencuat sejak demo serupa digelar pekan lalu. Dalam orasinya, mahasiswa membeberkan sejumlah kejanggalan dalam penanganan kasus ini.
Di antaranya, muncul dugaan adanya pemerasan terhadap ayah korban saat melaporkan kasus tersebut ke pihak polisi. Tak hanya itu, perlakuan psikolog saat menggali keterangan korban juga dianggap bermasalah.
Sementara, aksi demo yang berlangsung hari ini berakhir ricuh. Dalam rekaman video yang beredar, para petugas Satpol PP tampak melakukan tindakan represif terhadap massa.
Saksi mata, Edy Azhari Pranata mengungkapkan, pendemo mulanya meminta untuk menyampaikan aspirasi mereka secara langsung kepada kepala dinas. Karena tak kunjung mendapat respons, seorang demonstran perempuan mencoba masuk ke gedung. Namun ia terhalang oleh barikade Satpol PP yang berjaga di depannya.
Sontak terjadi aksi saling dorong. Mahasiswa lainnya menyaksikan perempuan itu ditarik paksa petugas. Mereka pun bergegas menuju kerumunan, lalu berupaya melerai. Namun, kata Edy, perempuan itu tetap ditarik oleh petugas.
Kericuhan pun tak terhindarkan. Petugas Satpol PP tampak melakukan tindakan kekerasan. Satu orang mahasiswa dipukul, lainnya diinjak petugas. Mereka diserang menggunakan pentungan dan tameng.
Edy yang saat itu berada di belakang petugas Satpol PP melihat langsung kondisi kepala rekannya yang berdarah. Ia bahkan sempat merekam perilaku petugas itu dengan kamera ponselnya. Seorang petugas Satpol PP juga terekam tengah mengejar satu demonstran lain, kemudian menendangnya hingga kacamata mahasiswa itu pecah.
“Setelah menendang demonstran, dia jalan ke pekarangan kantor, saya ikuti dia. Saya tanya, ‘kenapa Pak tendang-tendang pendemo?’, ia menoleh, tangannya langsung memukul hape saya, hape saya jatuh dan layarnya pecah,” ujar Edy.
Hingga kini, sebagian peserta aksi masih berada di Mapolres Aceh Barat untuk melaporkan kekerasan yang dialami rekan mereka. “Satu orang tengah di-BAP, ia korban kekerasan petugas, kepalanya berdarah,” ujar seorang pendemo, Irfandi saat dikonfirmasi Theacehpost.com. []