Aceh Belum Seutuhnya Siap Berdemokrasi, KAMMI Sampaikan Rekomendasi
THEACEHPOST.COM | Banda Aceh – Ketua Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Wilayah Aceh, M Syauqi Umardhian mengatakan, Provinsi Aceh belum sepenuhnya siap untuk berdemokrasi.
Syauqi menyampaikan pandangannya itu dengan acuan dari sejarah pelaksanaan pesta demokrasi dalam memilih pemimpin di Provinsi Aceh setiap tahunnya yang selalu tercederai.
Menurut Syauqi, setiap momentum Pemilihan Umum (Pemilu) dan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) pasti ditemukan teror, baku hantam bahkan upaya pembunuhan pada Tim Sukses (Timses) yang dilakukan oleh oknum masyarakat.
“Seperti peristiwa pelemparan granat dan perusakan kantor salah satu partai lokal Aceh tahun 2014, pada Bulan Maret 2024 ini ada kasus pelemparan bom molotov di salah satu rumah ketua DPW Partai di Aceh Timur, Bulan September teror pelemparan granat di rumah calon Gubernur Aceh, sampai dengan di pertengahan bulan November ini ada kasus penembakan mobil timses di Pidie Jaya oleh Orang Tak Dikenal (OTK),” ujar M Syauqi kepada Theacehpost.com, Banda Aceh, Kamis (21/11/2024).
Bahkan, tambah dia, baru-baru ini terjadi kericuhan penonton di atas panggung saat debat pamungkas antar Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh 2024 pada Selasa (19/11/2024) malam yang menyebabkan proses jalannya debat harus dihentikan, sementara tidak ada pelanggaran apapun yang terbukti dilakukan.
Sebagai salah satu bagian dari masyarakat Aceh, ia mengaku merasa malu karena masih melihat peristiwa-peristiwa tidak terpuji ini kerap terjadi di Aceh, terutama saat momentum Pilkada. Maka dari itu, KAMMI Wilayah Aceh memberi beberapa rekomendasi agar Pilkada Aceh berjalan dengan tertib dan lancar.
Pertama, aparat keamanan, baik TNI dan polisi serta Linmas pada setiap kecamatan dan gampong dimaksimalkan untuk sering berpatroli dan menjaga kedamaian dan keamanan di masyarakat.
Kedua, KIP Aceh, Panwaslih serta DKPP dalam penyelenggaraan pemilu bekerja sesuai dengan koridornya serta memastikan seluruh elemen yang terlibat juga tersosialisasi.
Ketiga, masyarakat perlu ikut serta dalam menjaga keamanan dan kedamaian pada lingkungannya, dengan tidak ikut memperbesar polarisasi dan tetap menjaga silaturahmi.
“Kami berharap Pilkada Aceh ini tidak kembali tercederai oleh oknum-oknum kelompok masyarakat, kami yakin masih banyak rakyat Aceh yang cinta damai dan ingin Pilkada Aceh ini jadi momentum yang baik untuk menentukan siapa pemimpinnya kedepan dengan nilai demokrasi yang juga terjaga,” tutup Syauqi. (Akhyar)
Baca berita The Aceh Post lainnya di Google News dan saluran WhatsApp