Abi Daud Hasbi Ulas Enam Nilai Spiritual dan Kemanusiaan dalam Ibadah Puasa Ramadhan

Pimpinan Dayah Terpadu Inshafuddin, Drs Tgk H M Daud Hasbi MAg. [Foto: The Aceh Post/Akhyar]

THEACEHPOST.COM | Banda Aceh – Pimpinan Dayah Terpadu Inshafuddin, Drs Tgk H M Daud Hasbi MAg atau yang akrab disapa Abi Daud Hasbi mengatakan, terdapat enam dimensi dari nilai-nilai spiritual dan kemanusiaan yang diperoleh seorang muslim yang bertakwa saat menjalankan ibadah puasa Ramadhan.

banner 72x960

Abi Daud Hasbi menyampaikan nilai-nilai tersebut saat mengisi tausiyah dalam acara silaturahmi bersama ulama dan buka puasa bersama yang digelar oleh Himpunan Pengusaha Santri Indonesia (HIPSI) Aceh di Asrama Haji Embarkasi Aceh, Banda Aceh, Sabtu (30/3/2024).

Berikut adalah nilai-nilai spiritual dan kemanusiaan yang didapat seorang muslim yang bertakwa saat menjalankan ibadah puasa Ramadhan:

Pertama, ibadah puasa merefleksikan keimanan seorang hamba kepada tuhan yang maha kuasa. Menurut Abi Daud Hasbi, seorang muslim tidak akan mungkin berpuasa jika di dalam hatinya tidak tertanam rasa keimanan kepada tuhannya.

“Orang yang tidak punya iman tidak akan mungkin mau berpuasa. Karena dengan iman orang mau berpuasa. Mereka melaksanakan ibadah puasa tanpa beban, mereka berpuasa bukan karena suruhan orangtua, mereka berpuasa bukan karena suruhan mertua, tetapi mereka berpuasa karena keimanan kepada tuhannya,” kata Abi Daud Hasbi.

Kedua, meningkatkan rasa syukur. Menurut Abi Daud Hasbi, ibadah puasa adalah perwujudan dari rasa syukur atas segala kenikmatan yang telah diberikan tuhan kepada hambanya.

“Selama 11 bulan kita diberi kenikmatan makan dan minum, namun hanya untuk satu bulan kita diatur untuk menahan godaan itu. Bayangkan jika tidak ada ibadah puasa, kemungkinan kita akan lupa untuk bersyukur atas segala nikmat yang telah Allah berikan kepada kita,” jelasnya.

Ketiga, puasa mengajarkan arti disiplin. Menurut Abi Daud Hasbi, ibadah puasa momentum untuk mendisiplinkan diri. Tuhan menetapkan jadwal sahur dan berbuka puasa semata-mata untuk mengajarkan hambanya disiplin dalam mengelola waktu.

“Kalau kita sahur pada jam satu malam, terus berbuka tidak tepat waktu, lemas tubuh kita, gagal kita dalam mendisiplinkan diri. Tetapi jika kita sukses mengelola waktu sahur dan berbuka, insyaAllah tubuh kita kuat. Makanya disiplin itu dilatih dengan siyam (puasa),” ungkapnya.

Keempat, ibadah puasa melatih kesabaran. Menurut Abi Daud Hasbi, ibadah puasa momentum untuk melatih pengendalian diri, lebih tabah dan sabar dalam menghadapi segala cobaan, lebih mampu mengendalikan amarah.

Kelima, melatih kejujuran diri. Abi Daud Hasbi mengatakan, ibadah puasa juga momentum untuk menguji ketaatan diri. Melatih kejujuran diri dalam menjalankan ibadah puasa, baik di saat ramai maupun sunyi.

Keenam, ibadah puasa menebarkan nilai kasih sayang. Menurut Abi Daud Hasbi, suasana silaturahmi sangat erat terasa di bulan Ramadhan.

“Ada kasih sayang yang tumbuh saat kita berpuasa, ada suasana yang mengharukan sepanjang bulan puasa. Ada kasih sayang kepada fakir dan miskin, ada keharmonian di saat kita berbuka puasa bersama,” pungkasnya.

Demikian penjelasan Abi Daud Hasbi terhadap enam dimensi nilai-nilai spiritual dan kemanusiaan yang diperoleh seorang muslim yang bertakwa saat menjalankan ibadah puasa Ramadhan. (Akhyar)

Komentar Facebook

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *