Anda Ingin Berwisata ke Situs Tsunami PLTD Apung? Ini Jadwal Kunjungan

Objek wisata PLTD Apung di Kota Banda Aceh. (Sumber Foto: Acehtourism.travel)

Theacehpost.com | BANDA ACEH – Gempa dan tsunami Aceh yang terjadi pada 2004 meninggalkan berbagai bukti kedahsyatan bencana tersebut. Salah satunya adalah PLTD Apung yang terdampar di Gampong Punge Blang Cut, Kecamatan Jaya Baru, Kota Banda Aceh.

banner 72x960

PLTD Apung menjadi salah satu situs tsunami yang paling banyak dikunjungi wisatawan lokal, nasional bahkan mancanegara.

Pengelola objek wisata yang menjadi edukasi bencana tersebut mengatur sedemikian rupa jadwal kunjungan wisatawan, terutama pada pandemi Covid-19 ini.

Jadwal kunjungan ke Objek Wisata PLTD Apung di Banda Aceh. (Dok Pengelola PLTD Apung)

Informasi terbaru yang diterima Theacehpost.com menyebutkan sejak sekitar sebulan lalu diatur ketentuan baru menyangkut jadwal kunjungan ke PLTD Apung. Ini penting agar masyarakat yang akan berkunjung—terutama dari luar daerah—bisa mengatur jadwal secara lebih terencana.

Sebagaimana tercantum di plang pengumuman yang dipasang di sekitar lokasi objek wisata tersebut, dengan mudah terbaca jadwal kunjungan harian ke objek wisata PLTD Apung.

Untuk hari Senin sampai Kamis, kunjungan pagi sampai siang dari pukul 08.00 sampai 12.00 WIB. Sedangkan siang sampai sore pada pukul 14.00 sampai 18.00 WIB.

Khusus hari Jumat, pihak pengelola hanya membuka kunjungan siang sampai sore yaitu pukul 14.00 sampai 18.00 WIB.

Pada hari Sabtu dan Minggu, kunjungan pagi sampai siang pukul 08.00 sampai 12.00 WIB dan siang sampai sore pukul 14.00 sampai 18.00 WIB.

Sekilas tentang PLTD Apung

Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Apung 1 milik PT PLN menjadi salah satu ‘warisan’ tsunami yang terjadi 26 Desember 2004.

Tongkang yang memuat pembangkit listrik tersebut berbobot mati 2.600 ton, panjang 63 meter, dan luas 1.600 meter persegi. Ketika tsunami terjadi, tongkang itu terseret hingga lima kilometer dari pangkalannya di Ulee Lheue, Kecamatan Meuraxa  ke lokasi terdampar di Gampong Punge Blang Cut, Kecamatan Jaya Baru, Kota Banda Aceh.

PLTD Apung 1 berkapasitas 10,5 MW itu ditambatkan di laut Ulee Lheue, Banda Aceh sejak 2003 untuk memenuhi kebutuhan listrik warga Kota Banda Aceh pada khususnya yang saat itu krisis.

Dari berbagai referensi, kapal tersebut dibuat di Batam pada 1996 dan sempat beroperasi di Kalimantan selama dua tahun.

Ternyata, ketika beroperasi di Aceh, bencana dahsyat itu pun terjadi, dan PLTD Apung 1 ikut menjadi bagian dari sejarah yang mengerikan itu. []

 

Komentar Facebook

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *