Saatnya Evaluasi Kinerja Sekda Aceh
Oleh Muttaqin*)
ANGKA kemiskinan di Aceh yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Aceh telah memunculkan reaksi luar biasa.
Angka kemiskinan yang dirilis BPS Aceh mengalami peningkatan, yakni 19 ribu orang per bulan September 2020.
Peningkatan angka tersebut menempatkan Provinsi Aceh sebagai rovinsi termiskin di Sumatera dengan persentase mencapai 15,46%.
Berangkat dari kenyataan itu, kinerja birokrat di Aceh sebagai roda penggerak kebijakan yang telah ditetapkan oleh para pimpinan Aceh pantas dipertanyakan.
Karena setiap kebijakan yang telah dibuat, birokrasi adalah mesin dalam menjalankan dan mengaplikasikan kebijakan tersebu. Jika ada kebijakan yang selanjutnya gagal dalam pelaksanaan maka bisa dipastikan kinerja birokrasi tersebut tidak berjalan maksimal.
Sekretaris Daerah (Sekda) sebagai pemimpin birokrasi di Aceh mempunyai tanggung jawab untuk menjelaskan kepada publik alasan kenapa Aceh masih menjadi provinsi termiskin di Sumatera.
Sekda Aceh yang saat ini dijabati oleh Pak dr Taqwallah harus menjelaskan dan memberi informasi kepada masyarakat terkait predikat daerah termiskin, sehingga predikat tersebut tidak diarahkan kesalahannya pada satu pihak saja, akan tetapi menjadi tanggung jawab bersama.
Publik Aceh selama ini mengetahui Pak Taqwallah sangat getol melakukan inspeksi-inspeksi dan rapat-rapat dengan bawahan.
Sayangnya setiap gerakan tersebut sepertinya belum memiliki ouput dan income yang jelas guna memaksimalkan jalannya birokrasi. Buktinya, Aceh ‘pemuncak’ miskin di Sumatera.
Selain menjadi perhatian publik, tak sedikit pula desas-desus di kalangan internal yang menilai cara Pak Sekda terlalu banyak tekanan terhadap bawahan sehingga birokrasi berjalan dengan dasar ketakutan, jauh dari nuansa kesegaran.
Meski tak harus menyalahkan kiri-kanan, apalagi mencari kambing hitam yang justru akan membuat suasana semakin runyam, sebaiknya Gubernur Aceh mengevaluasi kembali kinerja ‘pemimpin birokrasi’. Ini penting guna mewujudkan Aceh yang lebih hebat. Semoga.
*) Penulis Adalah Pengurus dan Aktivis GPS (Gerakan Pemuda Subuh).