Pemkab Abdya Gelar Zikir dan Doa Bersama untuk Peringati HUT Abdya ke-23

Pemkab Abdya menggelar pelaksaan zikir dan doa bersama dalam momentum HUT Abdya ke-23. [Foto: The Aceh Post]

THEACEHPOST.COM | Blangpidie – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Barat Daya (Abdya) menggelar zikir dan doa bersama dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Kabupaten Abdya ke-23, Kamis (10/4/2025), di Masjid Agung Baitul Ghafur, Blangpidie.

banner 72x960

Kegiatan penuh khidmat itu dihadiri oleh Bupati Abdya Safaruddin, Wakil Bupati Zaman Akli, unsur Forkopimda, para kepala SKPK, ASN, dan ribuan masyarakat dari berbagai kecamatan.

Lantunan zikir dan doa yang dipimpin Abu Dayah Manyang, Tgk H. Farmadi ZA MSc, mengalun syahdu dan menggugah hati para jamaah. Momen spiritual tersebut menjadi pengingat akan pentingnya rasa syukur dan refleksi diri di usia Abdya yang telah menginjak dua dekade lebih.

Dalam sambutannya, Bupati Safaruddin mengajak masyarakat untuk mengenang jasa para tokoh pemekaran dan terus bersyukur atas terbentuknya Kabupaten Abdya.

“Saat ini yang harus kita lakukan adalah mensyukuri apa yang sudah berlalu, lakukan yang terbaik hari ini, dan tatap masa depan demi kemajuan Kabupaten Aceh Barat Daya,” kata Safaruddin.

Ia juga menyampaikan apresiasi kepada para pendiri Abdya dan menekankan pentingnya kolaborasi lintas elemen demi masa depan daerah.

Menanggapi situasi politik pasca-Pilkada 2024, Bupati menyerukan agar masyarakat menanggalkan perbedaan dan bersama-sama membangun Abdya secara berkelanjutan.

“Harapan besar ke depan, sudah saatnya kita menanggalkan semangat perbedaan. Mari dukung pemerintahan yang baru demi kebaikan kabupaten kita,” ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Safaruddin turut menyinggung kondisi keuangan daerah yang kian menurun. Ia menyoroti berkurangnya Dana Alokasi Umum (DAU) dan dana Otsus, yang memaksa pemerintah bekerja lebih kreatif dan efisien.

Menyinggung program kerja 100 hari pertama, Bupati menyampaikan fokus pada penguatan nilai keagamaan. Salah satunya ajakan shalat berjamaah lima waktu di masjid dan mushala, sebagai bagian dari visi-misi “Peukong Agama.”

“Ketika adzan berkumandang, hentikan semua aktivitas publik dan laksanakan shalat berjamaah. Ini bukan sekadar aturan, tapi cara kita mencari keberkahan,” tegasnya.

Ia juga menggagas gerakan shalat subuh berjamaah yang dibarengi dengan kegiatan sosial tanpa menggunakan APBK. Program ini menyasar masyarakat fakir miskin melalui bantuan rumah layak huni yang dikumpulkan dari gotong royong pejabat dan masyarakat.

“Solidaritas seperti ini harus kita rawat. Bantuan tidak selalu soal anggaran besar, tapi ketulusan dan kerja sama,” tutur Safaruddin.

Tak hanya itu, pemerintah juga mewajibkan anak-anak mengaji selepas Magrib hingga Isya di setiap gampong. Program ini dipantau langsung oleh keuchik dan aparatur desa.

“Setelah Magrib tidak ada lagi televisi atau gadget. Yang ada hanya zikir dan doa, serta penguatan akhlak anak-anak kita,” pungkasnya. (Robby Sugara)

Baca berita lainnya di Google News dan saluran WhatsApp

Komentar Facebook