Update 52 Napi Kabur dari Lapas Kutacane:  21 Tertangkap, 31 Masih Buron

Kabag Humas Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjenpas), Rika Aprianti. [Foto: Ist]

THEACEHPOST.COM | Kutacane – Sebanyak 52 narapidana melarikan diri dari Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Kutacane, Aceh Tenggara, tepatnya pada waktu berbuka puasa, Senin (10/3/2025).

banner 72x960

Peristiwa ini menggegerkan masyarakat, bahkan hingga saat ini pihak berwenang terus melakukan pencarian intensif.

Kabag Humas Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjenpas), Rika Aprianti mengatakan, update terkini menunjukkan bahwa 21 dari 52 narapidana Lapas Kutacane yang kabur telah berhasil ditangkap atau menyerahkan diri. Bahkan, beberapa diantaranya dikembalikan oleh keluarga ke Lapas Kutacane.

“Update terakhir dari 52 orang warga binaan yang melarikan diri, sudah 21 orang yang tertangkap dan menyerahkan diri. Bahkan ada yang dikembalikan oleh keluarga mereka,” ujar Rika dalam keterangannya, Selasa (11/3/2025).

Rika menjelaskan, insiden kaburnya puluhan napi dari Lapas Kutacane terjadi sekitar pukul 18.20 WIB, Senin (10/3/2025) kemarin, dipicu oleh kericuhan saat antrian panjang pembagian takjil di tiga pintu Lapas. Di pintu nomor tiga, para narapidana diduga mendobrak ruangan pegawai sebelum melarikan diri.

Para napi ini memanfaatkan keramaian penjual takjil di depan Lapas sebagai momen pelarian. Mereka menyebar ke arah lokasi penjualan takjil.

Pihak Ditjenpas mengimbau kepada napi yang kabur dan masih melarikan diri untuk segera kembali ke Lapas dengan sukarela.

“Tinggal 31 orang yang diharapkan segera kembali,” ujar Rika.

Sementara itu, Kepala Lapas Kutacane, Andi Hasyim, mengakui sejumlah faktor yang menjadi pemicu pelarian para narapidana tersebut.

Selain kericuhan saat pembagian takjil, Hasyim menyebut bahwa tuntutan napi atas penyediaan bilik asmara (ruang privat untuk pertemuan dengan pasangan) juga menjadi salah satu penyebab ketidakpuasan para narapidana.

“Ini kewenangan pemerintah pusat, kami hanya menyampaikan aspirasi mereka,” kata Hasyim.

Hasyim juga mengungkap rasio pengamanan yang timpang. Hanya ada enam petugas yang berjaga untuk mengawasi 362 narapidana.

“Jika ada mobilisasi massal, sistem keamanan sudah pasti jebol,” ungkapnya.

Meski demikian, ia membantah adanya kelalaian petugas atas insiden yang terjadi. (Yurisman)

Baca berita lainnya di Google News dan saluran WhatsApp

Komentar Facebook