Jejak Asa Negara Kuwait untuk Aceh Bangkit di Atas Puing Kehancuran Pasca Tsunami
THEACEHPOST.COM | Banda Aceh – Bencana tsunami yang melanda Aceh pada 26 Desember 2004 menjadi salah satu tragedi kemanusiaan terbesar dalam sejarah modern.
Gelombang dahsyat yang menghancurkan ribuan rumah, merenggut lebih dari 230.000 nyawa, dan meninggalkan jutaan orang kehilangan tempat tinggal, memicu respons global yang luar biasa.
Di tengah keprihatinan dunia, negara-negara di seluruh dunia bergerak cepat untuk memberikan bantuan, termasuk Kuwait, yang menonjol dengan kontribusi signifikan dalam upaya pemulihan Aceh.
Kuwait, sebuah negara kecil di Timur Tengah yang dikenal dengan kekayaan minyaknya, menunjukkan solidaritas yang luar biasa terhadap korban tsunami Aceh.
Negara Kuwait telah berperan aktif dalam membantu meringankan beban masyarakat Aceh yang dilanda musibah gempa dan gelombang tsunami pada tahun 2004.
Peran Kuwait tersebut dilakukan melalui pemberian bantuan yang dilakukan melalui beberapa tahap. Pada tahap tanggap darurat, dimana fokusnya adalah pada penyediaan makanan dan perbekalan primer, dimana Kuwait memberikan bantuan mendesak sebesar USD 500.000 untuk mendukung dana bantuan yang dibentuk oleh pemerintah Indonesia.
Selain itu, Negara kuwait melalui Kuwait Red Crescent Society (KRCS) telah menyalurkan beberapa bantuan untuk Aceh.
Diantaranya pembangunan 150 perumahan untuk pemukiman warga yang terdampak pada musibah tsunami. Pemukiman tersebut dinamakan dengan nama mendiang Emir Negara Kuwait yaitu Kampung Sheikh Jaber Al-Ahmad Al-Sabah.
Pada masa rekonstruksi Aceh, Negara Kuwait melalui KRCS juga menyediakan 56 alat berat untuk mendirikan tiga pusat penjernihan air minum, yang masing-masing dapat memproduksi 250 ribu liter air, yang berkontribusi dalam penyediaan air minum bersih.
KRCS juga telah membeli 10 truk dan 150 perahu nelayan, yang masing-masing dapat diawaki oleh lima nelayan, yang dapat membantu penghidupan bagi sekitar 750 keluarga.
Sementara itu, peralatan medis, generator listrik dan peralatan khusus juga disediakan untuk Rumah Sakit Umum Daerah dr Zainoel Abidin (RSUDZA).
Kemudian pembangunan Sekolah Menengah Kejuruan di Aceh Besar yang merupakan bagian dari komplek pemukiman Kampung Sheikh Jaber Al-Ahmad Al-Sabah, sekolah tersebut dinamakan Al-Mubarkeya (SMKN 1 Al-Mubarkeya).
Atas solidaritas Negara Kuwait untuk pemulihan Aceh pasca tsunami 2004, Pemerintah Aceh selanjutnya memberikan apresiasi atau penghargaan ‘Aceh Thanks The World’ kepada Negara Kuwait dalam kegiatan mengenang dan refleksi 20 tahun tsunami Aceh yang dilaksanakan di halaman Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh, Kamis (26/12/2024).
Apresiasi ‘Aceh Thanks The World’ itu diserahkan oleh Penjabat (Pj) Gubernur Aceh, Dr H Safrizal ZA MSi, dan diterima langsung oleh Konsulat Jenderal Kedutaan Kuwait untuk Indonesia, Mr Abdurrahman Sa’id.
Pj Gubernur Aceh, Dr H Safrizal ZA MSi, dalam sambutannya mengatakan, pelaksanaan kegiatan mengenang dan refleksi 20 tahun tsunami Aceh diharapkan dapat menumbuhkan rasa kepedulian terhadap sesama serta mengenang hikmah dibalik musibah besar yang pernah menimpa Aceh.
Ia mengatakan, peringatan 20 tahun tsunami Aceh ini menjadi momentum untuk merefleksikan nilai-nilai kebersamaan, ketangguhan dan keimanan, dalam menghadapi bencana alam yang begitu dahsyat.
“Kita belajar bahwa manusia tidak bisa berdiri sendiri. Kita membutuhkan uluran tangan sesama, doa yang tulus dan semangat gotong-royong untuk mengatasi segala tantangan,” kata Pj Gubernur Aceh. (Akhyar)
Baca berita The Aceh Post lainnya di Google News dan saluran WhatsApp