Sembilan Tahun Tak Dinafkahi Suami, RA Minta Keadilan Hukum
THEACEHPOST.COM | Tapaktuan – Seorang Ibu Rumah Tangga (IRT) berinisial RA (35) tahun warga Gampong Air Berudang Kecamatan Tapaktuan, Kabupaten Aceh Selatan, ditelantarkan oleh sang suami kurang lebih sembilan tahun hingga tidak diberikan nafkah lahir maupun batin.
RA menceritakan semenjak menikah dirinya hanya tiga tahun tinggal bersama serumah dan sembilan tahun ditelantarkan padahal masih dalam status tali perikatan nikah.
“Kurang lebih sembilan tahun saya ditelantarkan dan tidak diberi nafkah lahir maupun batin oleh suami. Dalam hal ini saya memohon adanya keadilan hukum yang sebagaimana kita ketahui kewajiban sang suami di dalam keluarga dan selaku kepala keluarga hendaknya bertanggung jawab memberikan nafkah kepada keluarga,”ucap RA yang didampingi sang ayah Zulkarnaini bersama Penasehat Hukumnya Baiman Fadli SH & Partner di salah satu warung kopi di Tapaktuan, Senin (18/11/2024).
Terkait hal tersebut RA adalah anak kedua dari pasangan Zulkarnaini dan Kasmiati S.Pd melaporkan hal ini ke unit empat Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Aceh Selatan sesuai laporan bernomor LP/B/48/V/2024/SPKT/ Polres Aceh Selatan tentang dugaan tindak pidana “Penelantaran dalam rumah tangga”.
Sementara itu orang tua RA, Zulkarnaini (60) tahun mengaku suami RA sekira sembilan tahun yang lalu membawa pulang anaknya ke Gampong Air Berudang Tapaktuan dari tempat mereka berdomisili di Banda Aceh.
“Dua minggu kemudian Suami RA kembali datang dan menanyakan apakah akan kembali ke Banda Aceh, tapi RA hanya terdiam dan suaminya RA menjatuhkan talak kepada RA,” ucap Zulkarnaini selaku ayah RA yang berstatus pensiunan polisi.
Zulkarnaini menjelaskan sejak saat itu, tidak ada lagi komunikasi diantara anaknya RA dengan suaminya. Dia tidak menampik bahwa ada upaya keluarga dari kedua belah pihak untuk kejelasan status. Namun pada waktu itu belum membuahkan hasil sehingga terkatung sekira sembilan tahun.
Penasehat Hukumnya Baiman Fadli SH membenarkan telah melaporkan hal tersebut kepada pihak kepolisian atas dugaan penelantaran dalam rumah tangga.
“Ini perbuatan yang tidak bertanggung jawab dari seorang suami terhadap istrinya. Karenanya, kita melakukan upaya hukum agar perlindungan terhadap kaum perempuan benar-benar adanya. Serta diharapkan kedepan kasus seperti ini tidak ada lagi yang mengalami,” jelas Baiman, penasehat hukum RA yang turut didampingi Yayu Supardi, SH dan Ihsanul Hidayat, SH selaku asistennya.
Menurut Baiman perbuatan penelantaran merupakan bagian dari kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dan perlu dilakukan upaya hukum untuk keadilan. Kita berharap, negeri ini masih memiliki rasa keadilan bagi kaum perempuan dan tidak semena-mena memperlakukannya.
“Karena perempuan sama kedudukannya dimata hukum dan sama-sama mempunyai hak untuk dapat perlindungan hukum,” ungkapnya.
Kepala Unit PPA Reskrim Polres Aceh Selatan Bripka Jilli Afwadi saat ditemui Wartawan juga membenarkan bahwa laporan dari RA sudah P21 dan telah dilimpahkan Ke Kejaksaan Negeri (Kejari) Tapaktuan.
“Benar, kami telah melakukan pemeriksaan dan pemberkasan perkara dan telah pula kami limpahkan ke Kejaksaan Tapaktuan. Memang terhadap tersangka tidak kita lakukan penahanan karena alasan hukum, pun demikian proses tetap berjalan sesuai aturan,”pungkasnya. (Yurisman)
Baca berita The Aceh Post lainnya di Google News dan saluran WhatsApp