Pj Gubernur Aceh Tekankan Pentingnya Penguatan Mitigasi Bencana di 2nd Global Tsunami Symposium
THEACEHPOST.COM | Banda Aceh – Penjabat (Pj) Gubernur Aceh, Safrizal ZA, menekankan pentingnya penguatan mitigasi bencana dalam peringatan 20 tahun tsunami Aceh yang bertajuk “Aceh Thanks To The World”. Menurutnya, momentum peringatan ini menjadi pengingat sekaligus pembelajaran dari bencana besar yang terjadi dua dekade lalu.
“Kegiatan ini fokus pada penguatan mitigasi dengan belajar dari pengalaman yang kita alami 20 tahun lalu,” ujar Safrizal usai membuka kegiatan 2nd Global Tsunami Symposium di Balee Meuseuraya Aceh (BMA), Banda Aceh, Senin (11/11/2024).
Safrizal menjelaskan langkah utama dalam pengurangan risiko bencana atau Disaster Risk Reduction (DRR). Pertama, pihaknya akan menuntaskan seluruh standar operasional prosedur (SOP) dan kebijakan yang diperlukan. Kedua, memastikan semua fasilitas evakuasi siap dan berfungsi optimal. Ketiga, melaksanakan drill atau latihan kebencanaan, yang menurutnya penting agar masyarakat terbiasa dengan tindakan yang harus dilakukan saat bencana.
“Latihan ini sangat penting. SOP dan fasilitas evakuasi harus didukung dengan latihan agar masyarakat memahami langkah yang perlu diambil saat bencana terjadi. Tanpa keterlibatan masyarakat, semua upaya ini akan sia-sia,” jelas Safrizal.
Safrizal juga menyampaikan bahwa salah satu fasilitas yang perlu dikembangkan adalah sistem peringatan dini atau Early Warning System (EWS) berupa sirine yang akan aktif jika terjadi lonjakan signifikan pada permukaan air laut.
“Dengan adanya EWS ini, masyarakat diharapkan segera menuju jalur evakuasi dan tempat perlindungan yang telah disediakan, seperti shelter atau area tinggi,” ujarnya.
Pemerintah Aceh kata dia, juga berencana mengadakan latihan kebencanaan berskala besar di beberapa kabupaten yang memiliki garis pantai, termasuk simulasi pada 26 Desember mendatang, sebagai bagian dari rangkaian peringatan 20 tahun tsunami.
Dukungan Komunitas Internasional
Safrizal mengapresiasi dukungan komunitas internasional yang terus terjalin sejak bencana tsunami 2004. Dalam kegiatan peringatan ini, berbagai pihak berbagi kenangan, pencapaian, dan perkembangan teknologi mitigasi bencana terbaru.
“USAID (Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat), misalnya, telah mengadakan pameran foto dan diskusi teknologi mitigasi. Semua upaya ini dilakukan sebagai persiapan menghadapi potensi bencana di masa mendatang,” jelasnya.
Penguatan Edukasi Bencana di Sekolah
Menanggapi pandangan sejumlah ahli yang mengkritik kurangnya antisipasi bencana di beberapa wilayah Aceh, Safrizal menyatakan bahwa pendekatan mitigasi tidak hanya berupa pemindahan wilayah rawan, tetapi juga mengedukasi masyarakat agar hidup berdampingan dengan potensi bencana atau living in harmony with disaster. Selain itu, pemerintah akan menertibkan bangunan ilegal yang melanggar tata ruang.
Sebagai langkah preventif, Pemerintah Aceh juga akan menghidupkan kembali kurikulum bencana di sekolah-sekolah, bekerja sama dengan NGO dan Kementerian Pendidikan.
“Peringatan ini menjadi momentum untuk membangkitkan kesadaran dan edukasi bencana di kalangan generasi muda, yang sempat kita bangun namun belakangan mulai menurun,” ujar Safrizal.
Peringatan 20 tahun tsunami ini diharapkan menjadi langkah awal untuk memperkuat kesiapsiagaan Aceh dalam menghadapi bencana di masa mendatang. (Ningsih)
Baca berita The Aceh Post lainnya di Google News dan saluran WhatsApp