Makdah Kue: Pelestari Makanan Tradisional Aceh yang Mampu Menyajikan Kearifan Lokal

Penerus usaha Makdah Kue, Nurmasyitah. [Foto: Istimewa]

THEACEHPOST.COM | Bireuen – Kelestarian budaya tradisional harus selalu kita jaga dan kita kembangkan agar tidak hilang khususnya pada makanan khas Aceh. Cita rasa akan masakan Aceh yang pas di mulut sehingga digemari oleh banyak kalangan.

banner 72x960

Sakdah atau yang kerap disapa Makdah seorang pelaku usaha makanan tradisional Aceh, ia berkomitmen untuk membangun usahanya dalam melestarikan makanan khas Aceh.

Dimulai dari  halua, dodol, meusekat, bue bajek dan masih banyak lainnya. Ia membuat adonan kue lalu dibantu hias oleh anak-anaknya yang membentuk gambaran kearifan lokal.

Awalnya Makdah hanya membuat kue untuk keluarga dan kerabat dekatnya. Namun banyak respons positif dari orang sekeliling membuat Makdah bersemangat untuk melanjutkan pembuatan kue tersebut menjadi usaha.

Tahun 2010, Makdah Kue resmi menjalankan bisnisnya dengan modal seadanya juga tekad yang besar sehingga bisnisnya berjalan sampai saat ini.

Produk Makdah Kue memiliki tampilan cantik dan cocok dijadikan sebagai hantaran untuk acara-acara adat. [Foto: Istimewa]

Nama usaha Makdah kue diambil dari namanya sendiri ‘Sakdah’ yang kerap dipanggil sehari-hari sebagai Makdah.

Nurmasyitah, anak dari pelaku usaha Makdah Kue, yang masih melanjutkan usaha ibunya dalam mengkreasikan adonan-adonan kue menjadi sangat otentik.

Untuk membuat adonan kue khas Aceh, mereka menggunakan bahan-bahan berkualitas sehingga menghasilkan cita rasa yang unik dan khas, membuat konsumen merasa puas akan produk makdah.

Dalam hal keuntungan, Nurmasyitah mengungkapkan  mendapat keuntungan bervariasi tergantung pada permintaan konsumen.

“Kalo dalam cup harganya bervariasi mulai Rp 10.000 sampai Rp 90.000, kalo dalam talam dimulai dengan harga Rp 100.000 sampai talam besar Rp 350.000, berapun harga pemesannya akan kami proses” jelasnya, Selasa (1/10/2024).

Ukiran seni dalam produk Makdah Kue kental dengan unsur budaya dan kearifan lokal Aceh. [Foto: Istimewa]

“Di kami banyak yang pesan itu di hari-hari besar seperti hari raya Idul Fitri, Idul Adha, hari pesta pernikahan, dan hari acara besar lainnya” lanjutnya.

Warisan dan kekayaan budaya Aceh yang  mengandung sejarah juga identitas suatu daerah menjadikan kearifan lokal. Juga kepuasan  pelanggan akan produk Makdah, memberi kebahagiaan bagi usaha tersebut terus berkembang  dan memberikan yang terbaik kepada konsumen.

Produk-produk dari Makdah Kue bisa di pesan melalui media sosial  Facebook: @machitah mumes, TikTok: makdah kue, dan WhatsApp: 0822-1625-9776. Atau bisa langsung pesan ke rumah yang beralamat Geurugok, Desa Pulogisa, Kecamatan Gandapura, Bireuen.

Nurmasyitah berharap supaya makanan tradisional khas Aceh  dikenal oleh banyak orang dalam negeri maupun luar negeri dan juga bisa membuka lapangan pekerjaan untuk orang sekitarnya. (Alfia)

Baca berita The Aceh Post lainnya di Google News dan saluran WhatsApp

Komentar Facebook