Perjalanan Panjang Mie Ulee Gajah, Mie yang Tetap Eksis dan Melegenda Sejak 1970
THEACEHPOST.COM | Bireuen – Di balik sepiring mie yang menggugah selera, terdapat cerita panjang tentang warisan keluarga yang terus dijaga sejak tahun 1970.
Mie Ulee Gajah, yang didirikan lebih dari lima dekade lalu, kini dipimpin dengan penuh semangat untuk mempertahankan nama besar yang sudah melegenda di kalangan para pecinta mie Aceh.
Berlokasi di Jln Andalas No 18, Kelurahan Bandar Bireuen, Kecamatan Kota Juang, Kabupaten Bireuen, Mie Ulee Gajah memiliki keistimewaan yang membuatnya berbeda dari usaha mie lainnya.
“Kami menggunakan bumbu rempah pilihan yang berbeda dari yang dijual di pasar. Ini yang menjadi ciri khas kami,” ungkap salah seorang perwakilan usaha, Sabtu (21/9/2024).
Bumbu racikan ini telah menjadi daya tarik tersendiri bagi pelanggan setia, baik yang berada di sekitar Bireuen maupun yang datang dari luar daerah.
Dalam sehari, usaha ini mampu menghasilkan pendapatan kurang lebih 3 juta rupiah, dengan hari-hari ramai terjadi pada liburan nasional, perayaan 17 Agustus, hari Minggu, dan hari besar lainnya.
“Kami punya pelanggan setia yang kemanapun mereka pergi, selalu pulang ke Bireuen untuk mencicipi mie kami,” tambahnya.
Dengan harga mulai dari 10 ribu hingga 30 ribu rupiah, pelanggan bisa memilih berbagai varian mie, seperti mie biasa, mie telur, mie udang, dan mie daging.
Meski dengan harga terjangkau, usaha ini tetap berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik dan menjaga kualitas rasa yang sudah menjadi favorit pelanggan.
Selain menjadi sumber pendapatan bagi keluarga, Mie Ulee Gajah juga telah memberikan lapangan pekerjaan bagi para karyawan yang setia berjuang bersama.
“Usaha ini sangat berdampak bagi kami dan para pekerja yang sudah bersama kami sejak lama,” jelas perwakilan usaha.
Untuk memudahkan pelanggan, Mie Ulee Gajah juga membuka layanan pesan antar secara online dan tetap melayani pembelian langsung di lokasi usaha.
Dengan sejarah panjang dan cita rasa yang tak pernah berubah, Mie Ulee Gajah siap untuk terus menjadi bagian dari kehidupan kuliner masyarakat Aceh khususnya warga Bireuen. (Susan)
Baca berita The Aceh Post lainnya di Google News dan saluran WhatsApp