Mengintip Rahasia Ketenaran King Soka di Banda Aceh, Kuliner Seafood Berkualitas Premium

Founder King Soka, Dian Tamara Nasution, ikut memeriahkan PON XXI Aceh-Sumut dengan membuka stand kuliner di Blang Padang, Banda Aceh. [Foto: Istimewa]

THEACEHPOST.COM | Banda Aceh – Kota Banda Aceh dikenal dengan julukan “Serambi Mekkah” karena ketaatan masyarakatnya pada nilai-nilai keislaman. Nuansa daerahnya yang kental akan penerapan syariat Islam bikin banyak orang ingin singgah ke kota Islam tertua di Asia Tenggara ini.

banner 72x960

Banyak wisatawan datang berkunjung dengan harapan ingin mencari pengalaman baru di kota tersebut. Masing-masing dari mereka punya alasan tersendiri untuk bertandang, namun umumnya didasari oleh rasa penasaran terhadap kekayaan kuliner yang dimiliki Kota Banda Aceh.

Sekalipun Banda Aceh telah masyhur dikenal sebagai kota islami nusantara, namun akulturasi budaya terjadi di sini, termasuk dalam hal penyajian kuliner. Contohnya kepiting soka (soft shell crab).

Menyantap kepiting soka di Banda Aceh merupakan sebuah pengalaman kuliner tak terlupakan. Daging kepiting soka memiliki cita rasa manis alami, gurih dan umami. Karena teksturnya yang khas, kepiting soka sering menjadi primadona dalam hidangan seafood.

Kepiting soka memiliki banyak keunggulan, yaitu seluruh bagian tubuhnya bisa dimakan karena cangkangnya yang lunak, rendah lemak, tinggi protein, mengandung mineral dan vitamin serta baik untuk kesehatan jantung dan otak.

Kepiting soka dapat dimasak menjadi berbagai varian menu makanan, seperti kepiting soka goreng tepung, dijadikan penganan atau cemilan, diolah menjadi sambal, maupun jenis menu makanan olahan lainnya.

Bagi Anda pecinta kuliner seafood dan saat ini sedang berada di Kota Banda Aceh, jangan lewatkan untuk merasakan mewahnya cita rasa kepiting soka. Salah satu tempat paling rekomendasi untuk merasakan lezatnya olahan kepiting soka adalah di King Soka. Outletnya bertempat di sebuah kafe di Jalan Cut Nyak Dhien, Lamteumen Timur, Kota Banda Aceh.

King Soka adalah usaha yang bergerak di bidang pengolahan kepiting cangkang lunak siap saji maupun dalam kemasan. Usaha dengan tagline ‘Capit Indonesia dari Aceh’ ini berhasil menjadi merek dagang ikonik di Indonesia.

Tak akan berlebihan rasanya jika King Soka layak disebut sebagai pelopor olahan kepiting cangkang lunak di Banda Aceh, karena sejatinya memang benar begitu adanya.

Founder King Soka, Dian Tamara Nasution, merupakan sosok jenius dibalik kepopuleran olahan kepiting soka. Ia adalah pria kelahiran Aceh Tamiang tahun 1981. Seorang alumni jurusan arsitektur Universitas Trisakti, Jakarta, yang saat ini banting stir menjadi produsen sekaligus pengusaha kuliner kepiting soka di Kota Banda Aceh. Figurnya sangat bersahabat dengan senyum ramahnya yang menyenangkan.

Dian mengatakan bahwa ia menekuni bisnis usaha kepiting soka di Banda Aceh didasari oleh dua hal. Pertama, pasarnya luas dan tinggi, karena komoditas ini sangat dicari oleh pelaku industri makanan di luar Aceh, termasuk mancanegara.

Kedua, potensi cuan juga cukup menjanjikan, karena kepiting soka bisa diolah menjadi produk turunan yang memberikan added value (nilai tambah) untuk berbagai bisnis usaha kuliner.

“Peluang bisnis dari usaha budidaya kepiting soka ini dahsyat ya, karena hasil panennya tidak mentok pada satu jenis mata usaha saja. Tetapi bisa berkembang ke dalam berbagai macam bentuk usaha lainnya, misalnya dijadikan komoditas ekspor, dijadikan usaha kuliner, bahkan bisa dijadikan produk olahan turunan,” kata Dian Tamara Nasution, Banda Aceh, Minggu (15/9/2024).

Menu makanan olahan dari kepiting soka. Rasanya sangat lezat dan nikmat. [Foto: Istimewa]

Filantropi dan inovasi menjadi dua kata kunci yang saling mendukung arah gerak usaha King Soka menjadi lebih populer. Foundernya, Dian, rupanya tidak sungkan untuk mengajak kelompok peternak kepiting soka yang ada di Aceh untuk bergabung dengannya membentuk jaringan rantai pasok.

“Biasanya orang-orang kan paling malas kalau usahanya itu ditiru, kalau saya sih lebih senang bikin jaringan, makin banyak peternak kepiting soka, semakin mudah kita dapatkan bahan bakunya. Selama ini bahan bakunya sulit dipasok karena hasil panen kepiting soka lebih banyak dibawa ke luar Aceh,” ungkapnya.

Selain itu, Dian juga mendobrak invensi di bidang kuliner. Ia meluncurkan Sambal Kepiting, sebuah produk inovatif yang pemainnya jarang sekali ditemukan di Indonesia. Dian berharap dapat memperluas jangkauan komersialisasi Sambal Kepiting tersebut dengan menjadikannya produk oleh-oleh dari Banda Aceh.

Sambal Kepiting King Soka. [Foto: Istimewa]

Selanjutnya ada King Soka Frozen. King Soka Frozen merupakan fresh kepiting soka yang dibekukan dan kemudian dikemas. Ukurannya 500 gram/pack, cukup untuk porsi dua sampai tiga orang. Produk ini dapat ditemui di toko-toko retail lokal di Kota Banda Aceh, salah satunya di Simpang Lima Grocery Store.

“Kami dari King Soka akan terus berinovasi dengan apa yang bisa kami karyakan. Semuanya kami lakukan supaya kepiting soka sebagai Indonesian premium seafood dapat dirasakan kelezatannya oleh seluruh masyarakat Aceh. Itu motivasi usaha kami, mempopulerkan kuliner kepiting soka di Aceh,” ujarnya.

Wadah Budidaya Terpadu, Tawaran dari King Soka untuk Berwirausaha Bersama

Budidaya kepiting dengan menggunakan teknologi semakin berkembang di Indonesia. Budidaya kepiting dengan teknologi bisa panen lebih mudah, sebab teknik ini dapat menjadi alternatif bagi peternak untuk membudidayakan kepiting soka dengan lebih efektif dan efisien, sekalipun tidak ada lahan, karena budidayanya bisa dilakukan di dalam ruangan.

Teknik budidaya dalam wadah budidaya terpadu saat ini sedang dikembangkan dan diperkenalkan oleh Founder King Soka, Dian Tamara Nasution, kepada masyarakat.

Dian mengatakan, kepiting soka terkadang sulit diperoleh karena komoditasnya lebih banyak dikuasai oleh daerah luar Aceh. Untuk mengatasi masalah ini, Dian kemudian merancang kolam budidaya kepiting soka dalam ruangan. Kolam ini ia kembangkan untuk pemenuhan kebutuhan pasokan yang diperlukan.

Selain itu, kolam budidaya kepiting soka dalam ruangan ini juga ditawarkan kepada siapapun yang ingin bermitra atau berwirausaha menjadi peternak kepiting soka.

Dengan membeli kolam darinya, masyarakat dapat membudidayakan sendiri kepiting soka di rumah. Hasil panennya dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan apapun. Bahkan jika masyarakat tidak tahu harus membawa kemana hasil panennya, King Soka siap menyerapnya.

“Program ini sedang saya sosialisasikan ke kelompok tani, masyarakat desa, maupun kewirausahaan kampus, dengan harapan ada yang tertarik menjadi peternak budidaya kepiting soka di dalam ruangan. Program ini adalah tawaran dari kami kepada masyarakat untuk berwirausaha bersama,” jelas Dian.

Potret momen Dian Tamara Nasution saat menghabiskan waktu bersama dengan Rudi Setiawan, Owner Restoran Dandito di Balikpapan, Kalimantan Timur. [Foto: Istimewa]

Dian mengatakan, teknik budidaya kepiting soka di dalam ruangan tidaklah sesulit yang dibayangkan, hanya dibutuhkan kedisiplinan diri. Dian bahkan bersedia menawarkan jasa konsultasi kepada calon peternak kepiting soka yang membutuhkan bimbingan dan arahan.

“Saya sedang mengembangkan kolam budidaya indoor ini supaya kita semua bisa menikmati kepiting soka. Karena selama ini, masih banyak masyarakat kita belum pernah merasakan keunikan rasa dari kepiting soka,” pungkasnya. (Akhyar)

Baca berita The Aceh Post lainnya di Google News dan saluran WhatsApp

Komentar Facebook