Kursi Kosong Abu Paya Pasi di Deklarasi Mualem-Dek Fad Sebagai Cagub-Cawagub Aceh 2024
THEACEHPOST.COM | Banda Aceh – Ketua Umum Partai Aceh, Muzakir Manaf mengatakan, hingga hari ini dirinya masih menjalin hubungan baik dengan mantan Penasehat Partai Aceh yang juga seorang ulama besar, Tgk H Muhammad Ali atau lebih dikenal Abu Paya Pasi.
Pria yang akrab disapa Mualem itu memastikan tidak ada keretakan hubungan yang terjadi antara dirinya dengan Abu Paya Pasi, bahkan menjamin Abu Paya Pasi masih ada bersamanya.
“Kemarin sudah bertemu, insyaallah tidak ada lagi gonjang-ganjing, beliau tetap bersama kita,” kata Mualem di sela-sela acara deklarasi Pasangan Calon (Paslon) Kepala Daerah 2024 dari Partai Aceh di Taman Ratu Safiatuddin, Banda Aceh, Minggu (25/8/2024).
Berdasarkan pantauan Theacehpost.com di lokasi acara deklarasi Paslon Mualem-Dek Fad sebagai Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh 2024, sejumlah kalangan ulama tampak hadir membersamai Mualem dalam acara tersebut.
Diantaranya hadir Tgk H Sofyan Mahdi atau lebih dikenal Abon Arongan. Ulama besar ini jugalah yang memimpin prosesi adat peusijuek kepada setiap Paslon Kepala Daerah dari Partai Aceh yang dideklarasi hari itu.
Namun tampak sebuah kursi istimewa yang dipersiapkan secara khusus oleh Mualem untuk Abu Paya Pasi di bagian depan para tamu undangan. Kursi empuk berwarna hitam itu berlabel nama “Abu Paya Pasie”. Posisinya berada pas di sebelah kanan tempat duduknya Abon Arongan.
Sayangnya, Abu Paya Pasi tidak pernah menduduki kursi empuk yang disiapkan secara khusus oleh Mualem. Abu Paya Pasi tidak hadir membersamai Mualem dalam acara deklarasi di Taman Ratu Safiatuddin.
Reporter Theacehpost.com mencoba membangun komunikasi dengan sejumlah alumni Dayah Bustanul Huda untuk menanyakan perihal Abu Paya Pasi yang tidak menghadiri deklarasi Mualem-Dek Fad.
Namun hingga berita ini diturunkan, belum diketahui secara pasti alasan Abu Paya Pasi tidak menghadiri acara akbar Mualem di Taman Ratu Safiatuddin.
Abu Paya Pasi Mundur dari Penasehat Partai Aceh
Pimpinan Dayah Bustanul Huda, Tgk H Muhammad Ali atau lebih dikenal Abu Paya Pasi mengundurkan diri dari tiga jabatan strategis, yakni Tuha Peut Lembaga Wali Nanggroe, Penasehat Partai Aceh dan Ketua Majelis Ulama Nanggroe Aceh (MUNA).
Mundurnya Abu Paya Pasi dari ketiga jabatan strategis ini disebabkan oleh Partai Aceh yang disebut tidak mempedulikan rekomendasi ulama.
“Keputusan ini diambil setelah Abu Paya Pasi merasakan bahwa rekomendasi yang beliau sampaikan bersama para ulama dan cendikiawan dayah lainnya tidak diindahkan oleh Partai Aceh terkait dengan Calon Wakil Gubernur (Cawagub) Aceh dan Calon Bupati Aceh Timur,” kata Ketua Ikatan Alumni Dayah Bustanul Huda, Tgk Zainuddin atau akrab disapa Abah Zain Sarah Tube, Sabtu (17/8/2024).
Lebih lanjut, Abah Zain Sarah Tube menjelaskan, pengunduran diri Abu Paya Pasi merupakan hasil dari pertimbangan yang panjang karena didasari oleh keprihatinan terhadap situasi politik yang terjadi saat ini.
“Abu Paya Pasi menyampaikan harapan agar Allah Swt memberikan petunjuk kepada kita semua dalam menghadapi tantangan ke depan,” ungkapnya
“Saya ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Partai Aceh dan Lembaga Wali Nanggroe atas kepercayaan yang telah diberikan selama ini. Saya berharap keputusan ini membawa kebaikan bagi kita semua. Ini merupakan akhir dari kebersamaan kita” kata Abu Paya Pasi dalam pernyataannya yang disampaikan oleh Abah Sarah Tube.
Keputusan ini menandai berakhirnya keterlibatan Abu Paya Pasi dalam berbagai posisi strategis di Partai Aceh dan Lembaga Wali Nanggroe, namun komitmennya untuk terus berkontribusi demi kebaikan Aceh dan masyarakat tetap tidak akan surut.
Abah Sarah Tube menambahkan, salah satu alasan mundurnya Abu Paya Pasi adalah agar Partai Aceh dapat lebih mudah dalam mengambil keputusan, tanpa terhalang oleh keberadaan Abu Paya Pasi. (Akhyar)
Baca berita The Aceh Post lainnya di Google News