Kisah Sukses Suryani Perkuat Ekonomi Keluarga dengan Jual Keripik dan Peyek
THEACEHPOST.COM | Bireuen – Kisah inspiratif datang dari seorang Ibu Rumah Tangga (IRT) di Gampong Kulu, Kecamatan Kuta Blang, kabupaten Bireuen, yaitu Suryani (48), yang memiliki usaha jualan keripik pisang dan peyek dengan label Idona Rasa.
Ide Suryani memulai usahanya tersebut sekitar tahun 1997, saat dirinya baru menikah dan Ia tidak mempunyai pekerjaan tetap saat itu.
“Usaha jualan keripik dan peyek ini awalnya dulu saya lakukan karena saya tidak memiliki pekerjaan,” tutur Suryani kepada Theacehpost.com, Senin (15/7/2024).
Suryani bercerita bahwa Ia beserta suami pernah tinggal di Padang, Sumatera Barat dan juga di Riau. Di perantauan tersebut, Ia tetap konsisten membuka usaha jualan peyek dengan memasarkannya ke warung-warung di sekitar tempat tinggalnya.
“Walaupun kita sering berpindah-pindah domisili, tapi usaha penjualan peyek tetap kita lakukan, bahkan pada saat di Kota Padang saya sudah mulai membuat keripik pisang manis,” ujar IRT yang suaminya pernah bekerja sebagai sopir pribadi salah satu anggota DPRD Provinsi Sumatera Barat itu.
Setelah bencana Tsunami melanda Aceh, sekitar tahun 2007 Ia beserta suami dan anak pulang ke Aceh dan berdomisili di Gampong Kajhu, Kecamatan Baitussalam, Aceh Besar.
“Setelah pulang ke Aceh kita tetap melanjutkan usaha keripik pisang dan peyek ini,” ucap ibu yang memiliki tiga orang anak ini sambil mengenang kembali perjalanan hidupnya.
Pada tahun 2015, Suryani pernah mengikuti Pameran Produk dan Kerajinan UMKM di lantai dua Pasar Aceh. Bahkan stand dia yang memamerkan berbagai jenis Kuliner tersebut pernah dikunjungi oleh Menteri Koperasi dan UKM, Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga.
“Pada tahun 2015 lalu, saya pernah ikut Pameran UMKM di lantai dua Pasar Aceh, dan stand saya salah satu yang berkesempatan dikunjungi oleh Pak Menteri waktu itu,” kenangnya.
Kendati demikian, selama di Banda Aceh usaha jualan Keripik dan peyeknya pernah terhenti sementara waktu, karena Ia dan suami mencoba keberuntungan lain dengan membuka usaha Cafe.
Namun beberapa tahun kemudian usaha Cafenya tersebut kandas lalu Ia kembali merintis usahanya yang semula, yaitu jualan keripik dan peyek.
Pandemi Covid-19 yang terjadi selama hampir tiga tahun di seluruh penjuru dunia dan telah merontokkan perekonomian di banyak sektor kala itu. Namun usaha Suryani masih tetap bertahan dan tetap mampu memperkuat ekonomi keluarganya.
“Waktu Covid-19 bisa kita bilang usaha saya ini sangat membantu ekonomi keluarga kala itu,” katanya.
Sekitar tahun 2021, usaha yang Ia rintis, Idona Rasa, memperoleh Nomor Izin Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT). Nomor PIRT ini dipergunakan untuk makanan yang memiliki daya tahan atau keawetan diatas tujuh hari.
“Tahun 2021 akhirnya kita mengurus Nomor Izin PIRT dan BPOM,” tambahnya.
Suryani mengakui rasa keripik buatannya ini sangat gurih dan renyah, sehingga cocok untuk menemani waktu ngemil. Keripik pisang hasil olahan tangan ini menawarkan beberapa varian rasa, yakni keripik pisang rasa keju, coklat dan original, kemudian ada juga peyek teri dan peyek kacang.
“Selain kita pasarkan di Swalayan yang ada Bireuen ini, hasil produksi kita juga ada dijajakan di Simpang Lima Grocery Banda Aceh,” terangnya.
Bagi wanita paruh baya ini, kehadiran dan pendampingan dari Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (Diskop UKM) Aceh sangat membantu usahanya. Seperti adanya pelatihan-pelatihan terkait yang diberikan kepadanya. Sehingga dengan adanya pelatihan tersebut Ia dapat mengetahui akan pentingnya pemanfaatan teknologi dalam pengembangan usahanya.
“Saya ini kan gaptek (gagap teknologi) dalam memanfaatkan Hp dan Laptop untuk melakukan promosi di media sosial. Jadi saya lebih banyak dibantu anak. Kendala saat ini di medsos tidak begitu aktif, karena anak lagi ambil S2 di Institut Pertanian Bogor (IPB),” imbuhnya.
Ia berharap usaha yang dirintisnya dengan suaminya ini dapat terus maju, karena menurutnya Ia dan suami sudah susah payah dan jatuh bangun dalam merintis usaha keripik pisang dan peyek ini.
“Semoga usaha kami ini bisa go internasional, kenapa tidak kalau seandainya bisa go nasional,” harapnya sembari tertawa. (Robby Sugara)
Baca berita The Aceh Post lainnya di Google News