Diduga Keracunan Pupuk Urea Cair, 12 Ekor Sapi di Aceh Tamiang Mati

Salah satu dari 12 ekor sapi mati keracunan pupuk urea cair. (Foto: kiriman warga)

Theacehpost.com | ACEH TAMIANG – Sebanyak 12 ekor sapi milik warga Kampung Suka Jadi Paya Bujok, Kecamatan Karang Baru, Kabupaten Aceh Tamiang, mati diduga keracunan minum cairan pupuk urea.

banner 72x960

Datok Penghulu Paya Bujok, Susilo dikonfirmasi Theacehpost.com membenarkan kejadian matinya 12 ekor ternak sapi milik warganya itu.

“Bukan mati karena diracun, tetapi mati karena makan pupuk urea yang telah dilarutkan,” ujar Susilo saat ditemui Theacehpost.com di Karang Baru, Senin, 8 Juli 2024.

Dijelaskan Susilo, kejadian matinya 12 ekor sapi tersebut pada hari Kamis, 4 Juli 2024. Kemudian pada Jumat dilakukan mediasi terpisah antara pemilik sapi dengan pengelola taman milik Salbiah, salah seorang anggota Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Aceh Tamiang, yang dihadiri Babinkabtibmas dan Babinsa.

“Yang 10 ekor pemiliknya warga Desa Suka Jadi Paya Bujok dan 2 ekor milik warga Desa Paya Awe,” terang Susilo.

Menurut datok, berdasarkan keterangan dari Tumidi yang bekerja sebagai pengurus taman milik Salbiah Usman, cairan pupuk urea dimaksud akan dimanfaatkan untuk memupuk tanaman hias di taman itu seperti pohon serut.

Atas kejadian itu, kerugian dari pemilik ternak sapi mencapai hingga ratusan juta rupiah.

Susilo menyebutkan, mengutip dari keterangan Tumidi, sebelum pencairan pupuk dilakukan, Tumidi telah melaporkan kepada Kepala Dusun kalau akan memupuk pohon serut menggunakan cairan urea. Laporan dimaksud agar ditindaklanjuti Kepala Dusun dengan wujud penyiaran melalui TOA masjid.

“Sudah diumumkan melalui TOA Masjid agar pemilik ternak tidak melepasliarkan hewan ternaknya ke taman itu karena akan dilakukan pemupukan,” ujar Datok.

Susilo menjelaskan, dari mediasi yang telah dilakukan belum ada ditemukan penyelesaian di antara Tumidi dan para pemilik sapi.

“Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, mediasi ini kami lakukan terpisah. Antara pemilik sapi dan Tumidi tidak kami pertemukan secara langsung. Kami masih pada tahap pengumpulan keterangan dari dua pihak tersebut,” ujar Susilo.

Sementara itu Salbiah Usman yang ditanya Theacehpost com melalui pesan WhatsApp, mengaku saat kejadian itu dirinya sedang tidak berada ditempat.

“Iya bang pas kejadian awak gak di tempat. Bisa langsung ke Datok Silo aja bang atau ke Pak Mukim. Awak sendiri kemaren baru ke sana sore tanya kejadiannya,”tulis Salbiah.

Salbiah heran kenapa lembu setiap hari masuk ke taman dan ke mana pemiliknya.  Sudah tiga tahun lembu berkeliaran di taman. Pagar taman pun sudah beberapa kali rusak. []

Komentar Facebook