Khutbah Jumat H Musannif di Masjid Nurussalam: Muhasabah Diri untuk Menggapai Ridha Ilahi
THEACEHPOST.COM | Jantho – Majid Nurussalam di Piyeung, Kecamatan Montasik, Aceh Besar, siang itu diselimuti keheningan syahdu.
Jamaah Jumat mulai berdatangan, wajah-wajah penuh harap dan khusyuk memadati ruang masjid yang teduh, Jumat (28/6/2024).
Di mimbar, H Musannif, Pimpinan Yayasan Dayah Darul Ihsan, tengah bersiap-siap menyampaikan khutbah Jumat yang telah dinanti-nantikan.
Saat jarum jam menunjukkan pukul 13.00 WIB, H Musannif mengawali khutbahnya dengan salam dan pujian kepada Allah Swt.
“Alhamdulillah, kita kembali dipertemukan dalam suasana yang penuh berkah ini,” suaranya lembut namun tegas, menggetarkan hati setiap jamaah yang hadir.
Khutbah hari itu mengusung tema “Muhasabah Diri kepada Allah Swt”. H Musannif mengajak setiap hadirin untuk merenungi perjalanan hidup mereka, untuk merenungi hakikat penciptaan dan tujuan hidup sebagai hamba Allah.
“Allah berfirman dalam Al-Qur’an, ‘Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku’ (QS. Adz-Dzariyat: 56),” kutipnya dengan penuh penghayatan.
Mata H Musannif menyapu seluruh jamaah, memberikan jeda sejenak agar ayat yang dikutipnya meresap dalam jiwa mereka.
Ia melanjutkan, “Saudara-saudara sekalian, dalam kesibukan dunia yang terus berputar, seringkali kita lupa akan tujuan hakiki kita diciptakan. Kita terjebak dalam rutinitas, dalam urusan dunia yang tiada habisnya, dan melupakan hakikat bahwa kita ada di sini untuk menyembah Allah, untuk beribadah kepada-Nya”.
H Musannif kemudian bercerita tentang kisah-kisah inspiratif dari para salafus shalih yang senantiasa melakukan muhasabah diri.
“Mereka selalu introspeksi, bertanya pada diri sendiri, apakah amal yang dilakukan sudah sesuai dengan perintah Allah dan rasul-Nya. Mereka tidak pernah berhenti untuk memperbaiki diri, terus mencari ridha Ilahi,” katanya dengan suara yang semakin menguat.
Dalam setiap kata-katanya, ada sentuhan kebijaksanaan yang mengajak para jamaah untuk merenung lebih dalam.
H Musannif menekankan pentingnya muhasabah sebagai langkah awal untuk memperbaiki diri.
“Muhasabah adalah cermin bagi jiwa kita. Dengannya, kita bisa melihat kekurangan diri dan berusaha memperbaikinya. Ingatlah, bahwa setiap langkah kita akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah,” tegasnya.
Udara di dalam masjid terasa semakin tenang, setiap jamaah terhanyut dalam suasana khusyuk.
H Musannif melanjutkan dengan mengingatkan agar setiap muslim selalu memohon ampunan dan rahmat dari Allah.
“Marilah kita kembali kepada Allah dengan hati yang bersih, dengan tekad yang kuat untuk memperbaiki diri. Jangan biarkan waktu berlalu tanpa makna, manfaatkan setiap detik untuk mendekatkan diri kepada-Nya”.
Khutbah H Musannif berakhir dengan doa bersama, memohon kekuatan dan petunjuk dari Allah SWT agar setiap jamaah mampu menjalankan muhasabah diri dengan penuh kesungguhan.
“Ya Allah, jadikanlah kami hamba-hamba-Mu yang senantiasa introspeksi, yang selalu berusaha memperbaiki diri demi menggapai ridha-Mu. Amin”.
Saat azan dikumandangkan, para jamaah melangkah menuju saf-saf salat dengan hati yang terasa lebih ringan dan penuh semangat baru.
Mereka meninggalkan Masjid Nurussalam dengan tekad untuk menjadi pribadi yang lebih baik, lebih dekat dengan Allah, dan lebih ikhlas dalam menjalankan ibadah.
Di bawah naungan langit Aceh Besar, khutbah H Musannif pada Jumat itu menjadi pengingat yang kuat akan pentingnya muhasabah diri, sebuah perjalanan spiritual yang tak pernah usai dalam upaya meraih ridha Ilahi. []
Baca berita The Aceh Post lainnya di Google News