FDK UIN Ar-Raniry Latih Dosen dan Mahasiswa Waspadai Narkoba

Dosen dan mahasiswa UIN Ar-Raniry dilatih waspadai penyalahgunaan narkoba. [Foto: The Aceh Post/Akhyar]

THEACEHPOST.COM | Banda Aceh – Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry mengadakan kegiatan pelatihan kewaspadaan narkoba untuk dosen dan mahasiswa di lingkungan kampus setempat, Banda Aceh, Senin (20/5/2024).

banner 72x960

Pelatihan ini diadakan untuk mensosialisasikan dampak negatif penggunaan narkoba serta untuk mencegah penggunaan narkoba bagi dosen dan mahasiswa di lingkungan kampus UIN Ar-Raniry.

Dekan FDK UIN Ar-Raniry, Prof Kusmawati Hatta mengatakan, persoalan narkoba di Aceh bukan lagi persoalan asing. Narkoba telah menjadi momok menakutkan di tengah-tengah masyarakat dan telah menyebabkan banyak orang menjadi korban.

“Dengan pelatihan ini, kita harapkan semoga dosen dan mahasiswa FDK UIN Ar-Raniry bisa terbebas dari pengaruh buruk penggunaan narkoba. Kewaspadaan terhadap narkoba perlu kita mulai dari sosialisasi pengenalan dan pencegahan. Karena narkoba itu ada dua hal, dia bikin cepat kaya dan bikin kita cepat mati,” ujar Prof Kusmawati, saat mengisi sambutan.

Menurut Prof Kusmawati, narkoba atau zat sejenis saat ini telah dikonsumsi secara bebas. Pengguna narkoba di Aceh kebanyakan adalah remaja yang memiliki kecenderungan terhadap pola hidup bebas dan lifestyle yang ingin serba instan.

“Bisa saja orang mengatakan kalau dia menggunakan narkoba karena alasan pelarian, tetapi tidak demikian. Sebenarnya muaranya itu ada pada pola hidup bebas dan juga lifestyle orang yang bersangkutan. Pergaulan bebas membuat orang mudah terjerumus kepada hal-hal yang tidak diinginkan,” ungkapnya.

Prof Kusmawati bercerita, dirinya pada tahun 2016 pernah mendapat kesempatan untuk mengunjungi Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) di Kabupaten Bireuen. Di sana, Prof Kusmawati mengaku terkejut karena yang paling ramai ditahan di Lapas adalah anak-anak usia remaja.

“Saya pernah berdialog dengan remaja pecandu narkoba di Lapas Bireuen. Saya tanya mengapa mereka bisa ditahan di sana. Ternyata muara awalnya itu mereka coba-coba, karena dicekoki narkoba secara gratis, akhirnya keterusan hingga membuatnya kecanduan. Karena tubuhnya telah sakau, mereka harus membayar. Saat mereka tidak sanggup lagi membayar, mereka dipaksa menjadi pengedar narkoba,” jelas Prof Kusmawati.

Bahkan, kata Prof Kusmawati, di Lapas itu terdapat juga peserta didiknya yang ditahan. Prof Kusmawati sendiri tak tahan melihat peserta didiknya harus berakhir ditahan di Lapas akibat terjebak oleh pusaran negatif penyalahgunaan narkoba.

Oleh karenanya, Prof Kusmawati berharap dengan diadakannya pelatihan pencegahan narkoba untuk dosen dan mahasiswa, ia sangat berharap supaya dosen maupun mahasiswa benar-benar memanfaatkan kesempatan diskusi yang ada untuk mengambil intisari dan pelajaran, supaya kedepan tidak ada lagi kasus-kasus anak usia remaja yang terjebak penyalahgunaan narkoba.

Untuk diketahui, kegiatan pelatihan in menghadirkan dua orang narasumber yang menguasai persoalan narkoba di Aceh, diantaranya Ketua DPP Ikatan Keluarga Anti Narkoba (IKAN) Aceh, Syahrul Maulidi, dan seorang mantan pecandu narkoba yang telah berhenti lama, Zulfan Hakim.

Selain dua narasumber tadi, hadir juga Owner Theacehpost.com, Muhammad Balia, membersamai kegiatan pelatihan itu. Muhammad Balia hadir dalam rangka membangun kemitraan antara media Theacehpost.com dengan FDK UIN Ar-Raniry. (Akhyar)

Komentar Facebook

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *