Bukti Mencintai Rasulullah SAW
Oleh: Fahkrul Husni, MA
Satu diantara sekian banyak tujuan memperingati hari lahirnya Baginda Nabi Muhammad SAW (maulid) adalah menambah rasa cinta kepada Rasulullah SAW. Cinta perasaan muncul dari dalam hati (qalbu), apabila merasakan cinta tentu tidak ada yang dapat menolaknya, cinta tidak dapat direkayasa, cinta adalah condong hati kepada yang dicintainya.
Mencintai Nabi merupakan tuntunan ajaran Islam “Tidaklah beriman salah satu diantara kalian sehingga ia lebih mencintaiku lebih dari dirinya sendiri, hartanya, anaknya,orang tuanya dan semua orang”. (H.R. Bukhari dan Muslim).
Hadits ini menjelaskan kesempurnaan Iman hanya akan dicapai dengan benar-benar menjadikan Rasulullah SAW orang pertama yang dicintai sepenuh hati, ini berarti mencintai Nabi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari keimanan, kita akan dapat merasakan manisnya iman dengan mencintai Nabi (H.R. Bukhari).
Cinta tentunya butuh kepada pembuktian yang nyata, dalam catatan sejarah kita dapat melihat bagaimana para sahabat Rasulullah SAW membuktikan kecintaannya kepada Rasul. Cinta saidina ‘Ali dibuktikan ketika dia berbaring tidur menggantikan Rasulullah SAW di tempat tidurnya Nabi, padahal saidina Ali tahu bahwa sekelompok orang telah berkumpul untuk membunuh Rasulullah SAW.
Saidina Abu Bakar membuktikan cintanya ketika ia digigit ular sedang Rasulullah SAW tertidur dipangkuannya, ia rela menahan sakit yang luar biasa agar Rasullah SAW tidak terbangun. Begitulah diantara bukti cinta shahabat Rasulullah SAW. Namun bagaimana dengan kita yang hidup di akhir zaman ini, kita tidak lagi bersama Rasulullah SAW, apa saja yang harus dilakukan untuk membuktikan cinta kepada Nabi.
Sebagai umat Nabi yang mengaku cinta kepada Nabi maka setidaknya ada beberapa hal yang harus kita lakukan untuk membuktikan cinta kita kepada Rasulullah SAW. Pertama, senantiasa berdiri diatas sunahnya dan mengamalkannya, ada banyak sunah Rasulullah SAW yang dapat dilakukan seperti menjaga wudu, puasa sunah Senin dan Kamis, salat berjemaah, memperbanyak istighfar, melakukan salat-salat sunah dan lain sebagainya.
Kedua, mengikuti dan meniru akhlaknya, akhlak Rasulullah SAW sungguh sangat mulia, ummul mukminin sayyidah Aisyah ketika ditanyai tentang akhlak Nabi, beliau menjawab akhlak Rasulullah SAW adalah Alquran. Nabi sebagai seorang manusia merupakan sosok ideal yang patut kita tiru akhlaknya dari bangun tidur hingga tidur lagi.
Ketiga, memperbanyak selawat dan salam, selawat merupakan salah satu cara agar kita selalu mengingat Rasulullah SAW, selawat dan salam yang diucapkanpun akan dibalas langsung oleh Rasulullah (H.R. Abu Daud), anjuran berselawat terdapat dalam Alquran, bahkan Allah dan para malaikat juga mengucapkan shalawat kepada Rasulullah SAW (Q.S. al-Ahzab: 56)
Keempat, mencintai orang-orang yang dicintai oleh Rasulullah SAW dan kelima, melakukan segala yang diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya serta menjauhi larangan keduanya.
Wallahu ‘alam…
*Pengurus Tastafi Kota Banda Aceh