KAHMI dan FORHATI Aceh Dilantik, Prof Syamsul: KAHMI harus Independen
Theacehpost.com | BANDA ACEH – Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) dan Forum Alumni HMI Wati (FORHATI) Aceh periode 2022-2027 resmi dilantik di Hotel Amel Convention, Banda Aceh, Senin malam, 2 Oktober 2023.
Acara pelantikan bertajuk “Solidaritas KAHMI Menuju Indonesia Emas 2045” itu dihadiri berbagai tokoh dari berbagai unsur seperti Pj Gubernur Aceh diwakili Sekda Aceh Bustami, Anggota DPRA, DPD, pimpinan partai politik, TNI, dan lain-lain.
Surat Keputusan (SK) Pengurus KAHMI dibacakan oleh Sekjen KAHMI MN Syamsul Qamar. Usai pembacaan SK, pengurus menaiki ke atas panggung untuk mengucapkan ikrar yang dipimpin oleh Presidium Majelis KAHMI Nasional Prof Dr Ir Abdullah Puteh MSi.
Sementara SK Pengurus FORHATI dibacakan oleh Dra Sri Nova Kandi MSi. Ikrar pengurus dipimpin oleh Cut Ema mewaikili Presidium Nasional.
Ketua Panitia Safwan SE MSi saat menyampaikan laporannya mengharapkan keberadaan KAHMI harus mewarnai dan dirasakan dalam pembangunan Aceh. “Kekuatan KAHMI bisa dijadikan kekuatan pembangunan,” ujarnya.
Safwan menambahkan bahwa KAHMI banyak mengisi berbagai jabatan publik. Diharapkan kehadiran KAHMI dapat mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang diridai Allah Swt. KAHMI harus senantiasa solid serta menyiapkan potensi kekuatan riil demi masyarakat.
Koordinator Presidium KAHMI Aceh Prof Dr H Syamsul Rijal Sys BA Mag dalam sambutannya saat menyampaikan Orientasi Solidartias KAHMI Menuju Indonesia Emas 2045, mengatakan, tugas presidium adalah mengoptimalkan potensi KAHMI untuk mempercepat pembangunan Aceh.
Pada tahun 2045 artinya damai Aceh sudah berusia 40 tahun. Untuk 22 tahun ke depan Aceh mengambil visi Aceh yang islami, damai, maju, dan berkelanjutan. “Saya yakin bahwa potensi keluarga besar HMI itu sangat bisa membantu,” pungkasnya.
Dalam pelaksanaan visi tersebut, lanjutnya Prof Syamsul, diperlukan persamaan persepsi bagaimana Aceh yang islami dan apa indeks penguatan syariat Islam. Ada beberapa item di dalamnya yang harus diinisiasi oleh KAHMI.
Kemudian Aceh damai, maka harus harus mampu menghadirkan mitigasi konflik. Damai dalam demokrasi. Di tahun Pemilu misalnya, Aceh dapat menginisiasi menyukseskan pelaksanaannya dan KAHMI dapat memberikan kontribusi positif.
“KAHMI tidak harus terjebak dalam perhelatan politik praktis, tetapi ia harus independen, tapi ia juga menyukseskan pesta demokrasi yang digelar,” jelasnya. []