1.829 Petani Sawit Aceh Tamiang Disertifikasi ISPO dan RSPO

Theacehpost.com | ACEH TAMANG – Petani kelapa sawit di Aceh Tamiang disertifikasi berkelanjutan nasional ISPO dan internasional RSPO melalui program pendampingan yang diprakarsai Forum Multi Pihak Pusat Unggulan Perkebunan Lestari Aceh Tamiang sejak tahun 2020.

banner 72x960

Pada saat berita ini diterbitkan, PUPL baru saja menyelesaikan tahapan audit eksternal stage satu dan dua untuk sertifikasi ISPO, serta audit milestone dua untuk sertifikasi RSPO bagi 2.554 persil lahan kebun milik 1.829 petani dengan jumlah luasan lahan 2.599,29 hektare. Audit dilaksanakan oleh dua lembaga sertifikasi yaitu British Standards Institution (BSI) dan PT Mutu Agung Lestari Tbk.

Petani yang mengikuti proses audit tersebut tergabung dalam empat koperasi yaitu Koperasi Palm Lestari Tamiang (350 petani, 455 persil dengan luas 520 hektare), Koperasi Bumi Sawit Tamiang (527 petani, 773 persil dengan luas 870,65 hektare), Koperasi Sawit Muda Sedia (543 petani, 761 persil dengan luas 718,27 hektare) serta Koperasi Tamiang Sawita Lestari (409 petani, 465 persil dengan luas 490,37 hektare).

Sekretaris PUPL Irizuddin ketika dimintai keterangannya oleh Theacehpost.com di ruang kerjanya, Rabu, 16 Agustus 2023 menjelaskan, cakupan audit meliputi beberapa  aspek di antaranya legalitas kelembagaan petani, legalitas lahan dan usaha, pelatihan dan peningkatan kapasitas pekebun, ketenagakerjaan dan keselamatan kerja, standar budidaya, pengelolaan lingkungan, dan lainnya.

Berdasarkan hasil akhir audit, masih ditemukan beberapa catatan temuan ketidaksesuaian dan saran perbaikan yang harus dilaksanakan oleh keempat koperasi sebelum dinyatakan memenuhi syarat untuk mendapatkan sertifikat keberlanjutan.

“Namun temuan audit secara keseluruhan masih dalam kategori yang dapat diperbaiki,” imbuhnya.

PUPL menargetkan tahapan perbaikan dapat diselesaikan kurang dari 3 bulan. Paling lambat di akhir tahun 2023 ini keempat koperasi dampingan PUPL memenuhi keseluruhan persyaratan dan secara resmi mengantongi sertifikat ISPO dan RSPO yang menjadi idaman seluruh petani kelapa sawit di Indonesia.

Izuddin menambahkan pada tahun 2022 PUPL telah berhasil meloloskan satu  PESATRI Tenggulun yang beranggotakan 372 petani dengan luasan 600 hektare menjadi kelompok petani swadaya pertama di Aceh yang mendapatkan sertifikasi ISPO dan RSPO.

“Jika ditambahkan dengan 4 koperasi yang sedang dalam proses, maka PUPL optimis di akhir tahun 2023 nanti Aceh Tamiang akan memiliki 2.201 petani bersertifikasi ISPO & RSPO dengan luas areal tersertifikasi lebih kurang 3.000 hektare,” terangnya. []

Komentar Facebook

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *