Even Wisata Unik sebagai Pemikat bagi Wisatawan

Rahmadhani Sulaiman

Ada beberapa faktor utama yang mendorong wisatawan untuk berkunjung ke sebuah destinasi wisata. Ketersediaan aksesibilitas, amenitas dan atraksi wisatayang menarik dan tertata dengan baikadalah keniscayaan yang perlu dimiliki oleh sebuah destinasi wisata.

banner 72x960

Beberapa faktor pendukung lainnya juga tidak kalah penting, seperti adanya keamanan, kenyamanan dan pencitraan positif daerah wisata itu sendiri serta promosi pesona dan keunikan objek dan daya tarik wisata alam dan budaya, baik secara daring (online), maupun luring (offline).

Tentu saja, ketersediaandan pengembanganaksesibilitas, amenitas dan atraksi wisataserta faktor pendukung lainnyamenjadi tanggung jawab Pemerintah bekerjasama dengan stakeholder terkait lainnya, khususnya pelaku industry pariwisata, pelaku usaha lainnya dan masyarakat sebagai tuan rumah yang baik.

Ketersediaan faktor-faktor tersebut akan berdampak positif kepada kenyamanan, kebutuhan dan harapan wisatawan saat mereka akan berkunjung ke destinasi wisata yang menyangkut dengan beberapa pertanyaan mendasar, seperti bagaimana pergi (how to go), kemana pergi (where to go), apa yang akan dilakukan (what to do), apa yang akan dilihat (what to see), apa yang akan dibeli (what to buy), apa yang akan dimakan (what to eat) dan sebagainya di destinasi wisata.

Aksesibilitas menyangkut dengan bagaimana sebuah destinasi wisata dapat diakses secara efisien dan efektif melalui sarana transportansi udara, laut dan darat dengan selalu memperhitungkan kenyamanan dan keamanan wisatawan, seperti halnya bagaimana destinasi wisata Sabang dapat diakses oleh wisatawan mancanegara dari pintu masuk utama, Jakarta menuju ke Aceh dan menyeberang ke Sabang atau Sabang dapat diakses secara langsung dari luar negeri (pull factor).  

Amenitas menyangkut dengan fasilitas pendukung wisata yang dibutuhkan oleh wisatawan, seperti ketersediaan hotel dan resort, mobil rental, pemandu wisata, jaringan telekomunikasi, money changer, toko souvenir, restoran atau kafe, dan lain-lain. Tentu saja ketersediaan fasilitas tersebut harus dukung dengan tata kelola dan pelayanan yang baik dan professional melalui ragam produk dan pelaku wisata wisata yang bersertifikasi dan berkompetensi.

Even wisata berbasis 6 C

Atraksi atau even wisata adalah komponen penting lainnya yang harus dimiliki oleh sebuah destinasi wisata yang akan mendorong wisatawan untuk berkunjung.

Atraksi wisata tersebut tidak hanya dalam bentuk pesona alam dan budaya yang merupakan ciptaan Allah SWT, peninggalan sejarah dan bencana, gaya hidup dan kreasi seni budaya masyarakat, seperti pesona laut, gunung dan sungai, sejarah Aceh masa lalu, Mesjid Raya Baiturahman, Museum Tsunami, seni tari dan sebagainya.

Tapi juga atraksi wisata yang dikemas secara unik, tematis dan menarik dengan latar belakang karakter budaya daerah yang kuat yang pada akhirnya menjadi daya tarik wisata yang berhasil masuk dalam Calendar of Event daerah yang layak ditontong oleh wisatawan.

Khusus untuk setiap atraksi wisata yang akan dikemas dan dipromosikan sebagai Calendar of Event (COE) perlulah dirancang secara selektif, berkualitas, unik, tematis dan berkarakter daerah oleh tim kurator dan memenuhi unsur 6 C atau value, yaitu cultural atau creative value, commercial value, communication value, community value, consistency value dan CEO commitment value (Arief Yahya, Mantan Menteri Pariwisata RI, 2018).   

Cultural atau creative value: Even wisata yang akan digelar seharusnya berasal dari daerah yang kental dengan latar belakang budaya dan tradisi daerah setempat yang didukung dengan ragam kegiatan menarik lainnya tanpa meninggalkan nilai-nilai budaya setempat, seperti fashion, musik dan koreografi yang baik, seperti Aceh Rapai Festival.  

Commercial value: Setiap even yang digelar harus memiliki dampak ekonomi langsung dalam mensejahterakan masyarakat, seperti even yang mempromosikan dan menjual ragam produk masyarakat, seperti Aceh Culinary Festival, Aceh Fashion Show.

Communication value: Yang juga dianggap sangat penting, karena promosinya menjadi indikator kesuksesan suatu even. Caranya dengan menganggarkan biaya untuk produksi sebesar 50 persen dan 50 persen lainnya untuk promosi, khususnya promosi selama pre even dan on even dengan melibatkan peran serta awak media.

Community value: Pelibatan unsur masyarakat, khususnya komunitas pariwisata adalah penting dalam upaya membangun semangat bersama dan rasa memiliki untuk mensukseskan even wisata yang akan digelar.

Consistency value: Sebaiknya even yang telah menjadi daya tarik dan disukai oleh wisatawan tetap dilaksanakan secara regular selama beberapa tahun dengan selalu melakukan improvisasi dan kurasi, seperti Pekan Kebudayaan Aceh, Festival Ramadhan.

CEO commitment value: Pentingnya komitmen kepala daerah dan pimpinan lembaga lainnya (gubernur, walikota/bupati dan kepala dinas, dll) dalam mengembangkan dan memajukan industri pariwisata di daerah melalui dukungan kebijakan dan anggaran.  

Perlu juga menjadi perhatian bagi penyelenggara even wisata ke depan, paradigma dalam menyelenggarakan even wisata harus dirubah dari berfikir kuantitas even (quantity) dengan jumlah even yang banyak menjadi berfikir kualitas even (quality) dengan jumlah even yang sedikit, tapi berkualitas bagi wisatawan atau “shifting from quantity to quality”.

Hal ini tentunya sesuai dengan harapan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, Bapak Wishnutama, “Even merupakan cara efektif untuk mempromosikan destinasi wisata dan sumber daya pariwisata Indonesia kepada wisatawan. Even wisata tidak perlu banyak, namun berkualitas (2020)”.     

Industri pariwisata Aceh akan menuai kemajuan melalui kunjungan wisatawan nusantara dan mancanegara bila aspek pengelolaan even dilakukan secara professional dan proporsional dengan melibatkan tim kurator, tidak hanya bagaimana menciptakan ragam even wisata yang menarik, unik dan berkualitas sesuai dengan karakteristik dan budaya masyarakat setempat, tapi juga bagaimana mengelola dan menggelar even even wisata dengan memenuhi aspek nilai budaya dan kreatif, komersial, berkelanjutan, pelibatan masyarakat dan dipublikasikan dengan baik serta mendapatkan dukungan penuh dari Pemerintah.

Meskipun, wabah virus Corona atau “Coronavirus Disease (Covid-19)” masih terjadi, semangat untuk terus memajukan industri pariwisata Aceh dengan menciptakan ragam even wisata menarik dan tematis tidak seharusnya padam.

Banyak hal yang dapat direncanakan dan diperbuat di era Adaptasi Kebiasaan Baru ini, khususnya dalam mendukung reaktivasi industri pariwisata lokal melalui semangat #DiAcehAja, #AyoJalanJalanDiAceh.

Mari terus melakukan berbagai kreatifitas dan inovasi baru dalam memperkuat branding destinasi wisata Aceh yang kaya dengan ragam dan pesona alamnya yang alami dan budayanya yang Islami dengan tetap menjadikan protokol kesehatan (kebersihan, kesehatan, keamanan dan pelestarian lingkungan) sebagai gaya hidup baru kita bersama.

Mari kita terus bangkit bersama secara bersinerji dan bermunajat kepada Allah SWT agar Covid-19 segera berakhir dan kehidupan normal kembali lagi dalam rangka memajukan kembali industry pariwisata Aceh yang sudah lama terpuruk akibat pandemi Covid-19.

Komentar Facebook

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *