Dayah Sufi Muda Nagan Raya Bakar 1.000 Lemang Peringati Maulid, Ada Filosofinya
Theacehpost.com | NAGAN RAYA – Masyarakat Aceh memperingati maulid Nabi Muhammad saw 12 Rabiul Awal yang jatuh pada Sabtu, 8 Oktober 2022.
Biasanya maulid dilaksanakan dengan kenduri makan bersama. Namun berbeda halnya di Dayah Sufi Muda Nagan Raya yang menggelar maulid akbar membakar 1.000 lemang serta makan kenduri.
Lemang terbuat dari beras ketan yang dimasukkan ke dalam bambu setelah dilapisi daun pisang. Kemudian dibakar hingga matang.
Di Dayah Sufi Muda, jumlah lemang yang dibakar sangat fantastis, yakni 1.000 lemang. Jamaah yang hadir membakar lemang bukan hanya dari 23 kabupaten/kota di Aceh, melainkan ada ada yang berasal dari Sumatera Utara, Binjai, Siantar, Tapanuli Utara, Lombok Barat, Kota Pariaman, Solo, Bangka Belitung, Kalimantan Selatan, Jakarta, dan Malaysia.
Seluruh jamaah tersebut bertarekat Naqsabandiyah Al Khalidiyah yang dibagikan ke dalam tujuh kontingen.
Ketua Panitia Maulid Akbar Saifundi mengatakan, para jamaah membawa sendiri semua keperluan untuk membakar lemang. Seluruh jamaah sangat bersemangat. Inilah bentuk kegembiraan kita dalam merayakan kelahiran Nabi Muhammad saw.
“Kenapa pilihannya lemang? Karena lemang ini adalah representasi dari syariat, tarekat, hakikat dan makrifat. Kesemuanya saling berkaitan, di mana jika salah satu unsur tidak ada, maka lemangnya tidak akan jadi. Buluhnya saja, tanpa dibalut dengan daun pisang, diisi beras dan kemudiaan santan, maka tidak akan berarti apa – apa, tidak akan jadi lemangnya. Belum lagi kita bicarakan terkait tata cara membuatnya tentu lebih dalam lagi,” jel
Menurutnya, lemang juga punya pesan dan filosofi yang mendalam yaitu kesabaran, kebersamaan dan kekompakan. Tiga nilai tersebut sangat penting bagi manusia.
Puncak acara maulid 1.000 lemang ini ditutup dengan pembacaan marhaban dan makan bersama bu kulah dan kuah beulangong. []