Sebar Foto Hitler, 29 Polisi Jerman Diskors
Theacehpost.com | BERLIN – Sebanyak 29 polisi Jerman diskors karena membagikan foto Adolf Hitler dan pengungsi di kamar gas di ponsel mereka. Para polisi itu juga bergabung dengan chatrooms kelompok sayap kanan yang membagikan simbol swastika dan simbol Nazi lainnya.
Beberapa tersangka menghadapi dakwaan menyebarkan propaganda Nazi dan ujaran kebencian. Yang lainnya didakwa karena tidak melaporkan tindakan rekan mereka.
“Saya terkejut dan malu,” kata Frank Richter, kepala polisi di kota Essen tempat sebagian besar tersangka bermarkas.
“Sulit untuk menemukan kata-kata,” imbuhnya seperti dikutip dari BBC, Rabu 16 September 2020.
Sedangkan Menteri Dalam Negeri North Rhine-Westphalia (NRW), sebuah wilayah di Jerman, Herbert Reul mengatakan hal itu adalah aib bagi polisi NRW.
“Ini adalah jenis umpan kebencian yang paling buruk dan menjijikkan,” kata Reul, seraya menambahkan bahwa dia mengharapkan penyelidikan akan menemukan lebih banyak obrolan dengan konten yang offensive.
Reul sekarang telah meluncurkan penyelidikan sejauh mana ekstremisme di antara polisi negara bagian.
“Ekstremis sayap kanan dan neo-Nazi sama sekali tidak memiliki tempat di polisi Rhine-Westphalia Utara, polisi kami,” katanya, dan pihak berwenang harus menunjukkan profil politik yang sangat jelas menolak kelompok sayap kanan.
Peristiwa ini mengikuti beberapa insiden ekstremisme sayap kanan lain di antara dinas keamanan Jerman.
Sebelumnya lebih dari 200 petugas polisi terlibat dalam penggerebekan di 34 kantor polisi dan rumah pribadi yang terkait dengan 11 tersangka utama. Para petugas tersebut dikatakan telah membagikan lebih dari 100 gambar neo-Nazi di grup WhatsApp
Polisi dan dinas keamanan Jerman menghadapi tuduhan bahwa mereka tidak berbuat cukup banyak untuk membasmi ekstremis di dalam barisan mereka.
Pada bulan Juli, jaksa penuntut mengatakan mereka telah menangkap seorang mantan petugas polisi dan istrinya yang dicurigai mengirim ancaman kepada tokoh-tokoh terkenal berlatar belakang imigran, termasuk beberapa anggota parlemen yang beretnis Turki.
Email tersebut ditandatangani dengan inisial “NSU 2.0”, mengacu pada geng neo-Nazi “National Socialist Underground”, yang melakukan 10 pembunuhan rasis antara tahun 2000 dan 2007.
Skandal tersebut telah membuat kepala polisi negara bagian Hesse Udo Munch mengundurkan diri setelah diketahui bahwa komputer polisi digunakan untuk mengetahui rincian politisi sayap kiri yang kemudian menerima salah satu email yang mengancam.
Sementara itu, pada bulan Juni, Menteri Pertahanan Jerman memerintahkan pembubaran sebagian pasukan komando elit KSK setelah menumbuhkan kecaman atas ekstremisme sayap kanan di jajarannya.
Editor: Eko Deni Saputra