Aktivis Dayah Dukung Wacana Peleburan Dinas Syariat Islam

Dr Teuku T. Zulkhairi. (Foto: Dokpri).

Theacehpost.com | BANDA ACEH – aktivis dayah Aceh, Dr. Teuku Zulkhairi menyatakan dukungan atas wacana peleburan Dinas Syariat Islam Aceh agar semua SKPA dapat menjadi bagian dari pelaksanaan syariat Islam.

banner 72x960

“Semua SKPA harus ikut membantu menyukseskan penerapan syari’at Islam di Aceh supaya tidak gagal. Jangan ada pikiran bahwa syari’at Islam hanya tugas Dinas Syari’at Islam atau Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) saja,” kata Dr. Teuku Zulkhairi dalam siaran pers-nya yang diterima Theacehpost.com, Minggu malam, 7 Agustus 2022.

Menurut Zulkhairi, pihaknya mendukung pernyataan Ketua Yayasan Advokasi Rakyat Aceh (YARA), Safaruddin, SH yang menekankan agar  Dinas Syariat Islam dapat dileburkan agar semua SKPA dapat menjadi bagian dari syariat Islam.

“Memang idealnya semua SKPA bisa mengukur sejauh mana indikator sukses atau gagalnya syariat Islam di wilayah atau instansi masing-masing. Jangan sampai indikator ini tidak menjadi patron padahal syariat Islam di Aceh sudah berusia hampir seperempat abad,“ ujar Teuku Zulkhairi yang juga Sekjen Ikatan Sarjana Alumni Dayah (ISAD) Aceh.

Zulkhairi memberi contoh, misalnya, apa kontribusi Dinas Pendidikan untuk menyukseskan syariat Islam di sekolah-sekolah? Faktanya kan nihil. Buku-buku paket pembelajaran di sekolah-sekolah di Aceh tidak memuat materi syariat Islam.

“Jadi anak-anak kita di sekolah mana mungkin paham dengan agenda-agenda syariat Islam di Aceh,” tandas Zulkhairi.

Berkaitan dengan statemen Rektor UIN Ar-Raniry, Prof. Mujiburrahman yang menyebut syari’at Islam di Aceh saat ini gagal dalam pelaksanaannya, menurut Zulkhairi itu sebenarnya sangat beralasan. Sebab, UIN Ar-Raniry adalah “dapur” syariat Islam di Aceh yang memahami betul hulu dan hilirnya agenda dan capaian syariat Islam.

“Kita memahami secara mendalam statemen Prof. Mujib bahwa ‘gagal’ di sini bukan bermakna gagal dan tidak berhasil sama sekali. Tapi ‘gagal’ dalam makna perlunya evaluasi, pembenahan dan penguatan. Saya pikir begitu maksud beliau,“ ujar Zulkhairi.

Karena jika dikatakan gagal total, tambah Zulkhairi, maka itu tentu kurang tepat. Sebab tentu saja sudah sangat banyak keberhasilan syariat Islam di Aceh, walaupun di sisi lain harus diakui juga tetap saja masih jauh dari harapan ideal.

“Dari statemen Prof Mujib ini, kita berharap semua kita serius melihat bahwa agenda penerapan syariat Islam memang harus dievaluasi untuk diperkuat.  Semua pihak harus terlibat mengambil peran,” katanya.

Selama ini, lanjut Zulkhairi, kesan bahwa syariat Islam hanya tugas Dinas Syariat Islam dan MPU Aceh sangat terasa. Yang lain apakah bisa berpangku tangan saja? “Seharusnya yang lain tidak cukup hanya melihat dan berpangku tangan,” demikian Dr. T. Zulkhairi.[]

 

Komentar Facebook

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *