Media Gathering PLN Aceh; Sensasi Kuliner, Pesona Sabang, dan Deru Pembangkit
MEDIA Gathering PLN Aceh yang diikuti 20-an wartawan termasuk pemimpin redaksi dari berbagai media berlangsung di Sabang, 22-23 Juni 2022. Dalam rombongan yang dipimpin langsung oleh General Manager (GM) PLN Wilayah Aceh, Parulian Noviandri tersebut ikut bergabung Ketua PWI Aceh, Nasir Nurdin yang juga Pemred Theacehpost.com. Berikut catatannya.
Cuaca sangat bersahabat pada Rabu menjelang siang, 22 Juni 2022.
Jarum jam menunjukkan pukul 09.15 WIB. Sebagian besar wartawan yang tergabung dalam rombongan Media Gathering PLN Aceh sudah berada di Pelabuhan Ulee Lheue, Banda Aceh.
Berita terkait: Rombongan Media Gathering PLN Aceh Menyeberang ke Sabang
Kapal Cepat Express Bahari terlihat sudah siap dinaiki menuju Pelabuhan Balohan, Sabang.
Jarak Ulee Lheue-Sabang sekitar 18 mile laut. Waktu tempuh dengan kapal cepat lebih kurang 45 menit. Sedangkan jika menggunakan feri (kapal lambat) butuh waktu 1 jam 20 menit.
Pukul 11.00 WIB kapal yang kami tumpangi bergerak perlahan keluar dari kolam dermaga dan kemudian meluncur deras membelah samudra ke arah Pulau Weh.
Laut tenang. Penyeberangan kami menjelang siang itu sangat nyaman. Kurang dari satu jam, Express Bahari merapat di dermaga Pelabuhan Bolohan.
Selanjutnya, menggunakan tiga unit minibus, rombongan bergerak ke Kota Sabang. Jaraknya lebih kurang 10,5 km dari Balohan. Waktu tempuh tak sampai 20 menit.
Kota Sabang tampak kembali berdenyut setelah selama dua tahun mati suri akibat didera Covid-19.
Aktivitas pelabuhan, pusat kuliner, cafe, sentra perdagangan, penjualan souvenir, cottage, perhotelan, dan bangunan-bangunan baru yang ditata dengan konsep alam terlihat berjejer di bibir pantai.
Sabang seolah berkata, “kami telah siap untuk menerima kembali wisatawan lokal, nasional bahkan mancanegara.”
Sampai di pusat Kota Sabang, rombongan disinggahkan makan “mie sedap”, salah satu kuliner andalan di wilayah berpenduduk kurang 35.000 jiwa tersebut.
Setelah menikmati suguhan mie, kami bergerak lagi. Tujuan kali ini ke Masjid Agung di Kota Atas—shalat zuhur.
Masjid Agung Sabang yang megah itu terpaut hanya beberapa ratus meter dari Kota Bawah, pusat perdagangan—Jalan Perdagangan—tempat kami makan mie.
Shalat zuhur di Masjid Agung Sabang terasa adem. Kami merasa ingin berlama-lama di dalam masjid. Apalagi suhu di luar pada siang itu sangat panas.
Lantai keramik halaman masjid nyaris tak mampu diinjak dengan telapak kaki telanjang. Meski begitu kami sempat juga mengabadikan foto bersama di hamparan lantai yang menyengat. Dengan latar belakang masjid.
Ba’da zuhur rombongan dibawa ke PLTD Cot Abeuk, Kecamatan Sukajaya. Jaraknya sekitar lima kilometer dari Masjid Agung Kota Sabang.
Deru PLTD
Sistem kelistrikan Sabang hingga saat ini masih mengandalkan dua unit Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD), yaitu PLTD Aneuk Laot dengan daya mampu 3 MW dan PLTD Cot Abeuk 3,85 MW.
Kebutuhan beban puncak listrik di Kota Sabang sebesar 5,5 MW. Sedangkan total daya mampu 6,9 MW.
“Artinya dalam kondisi normal masih ada surplus daya dari kedua pembangkit sebesar 1,4 MW,” kata Hasnur Achyar Sungkar selaku Supervisor Pengelolaan Unit Terluar PLTD (Aneuk Laot dan Cot Abeuk), Sabang
Hasnur Achyar menjelaskan itu kepada rombongan wartawan yang melihat secara langsung kondisi PLTD Cot Abeuk yang kemudian berlanjut ke PLTD Aneuk Laot.
Menurut Hasnur Achyar, PLTD Cot Abeuk dan Aneuk Laot terintegrasi untuk melayani kebutuhan listrik warga Sabang.
“Ketika libur panjang Idul Fitri baru-baru ini, suplai arus mencapai 6 MW. Artinya, lonjakan wistawan juga bisa terlihat dari kebutuhan arus listrik,” kata Hasnur Achyar didampingi Manager PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Banda Aceh, Ediwan dan Manager PLN Unit Layanan Pelanggan (ULP) Sabang, Rachmad Ade Brata.
Mendukung industri wisata
General Manager (GM) PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah (UIW) Aceh, Parulian Noviandri kepada wartawan memaparkan secara rinci mengenai perkembangan terkini kelistrikan di Aceh.
Khusus di Sabang, menurut Parulian, pihaknya juga sangat mendukung terjaminnya layanan listrik untuk 14.000 pelanggan rumah tangga, pemerintahan, industri, dan lainnya.
“Dengan surplus 1,4 MW, PLN siap mendukung iklim investasi di Sabang. Kalau juga ada lonjakan besar atau terjadi keadaan darurat terhadap pembangkit yang ada, kita siap merelokasi pembangkit dari kabupaten/kota lainnya di Aceh,” ujar Parulian didampingi Ediwan selaku Manager PLN ULP Banda Aceh yang membawahi Sabang.
Dikatakan Parulian, selain mengandalkan dua PLTD—Cot Abeuk dan Aneuk Laot—ada satu sumber pembangkit lainnya yang sedang proses konstruksi yaitu PLTP (Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi) Jaboi berkapasitas 10 MW.
“Kita doakan saja semoga PLTP Jaboi bisa secepatnya rampung dan akan memperkuat sistem kelistrikan Aceh,” ujar Parulian.
Ranup lampuan
Peserta Media Gathering PLN Aceh menilai kegiatan tahun ini bukan hanya menjadi ajang silaturahmi antara sesama wartawan maupun dengan mitra kerja (PLN) tetapi juga berbagai pengetahuan tentang kelistrikan termasuk strategi yang dilakukan PLN untuk menjawab kebutuhan listrik rakyat.
“Saya sudah sering mengikuti media gathering bersama PLN, namun kali ini lebih fokus pada diskusi kelistrikan dengan menghadirkan GM PLN Aceh sebagai narasumber utama. Banyak pelajaran yang kami dapatkan, selain tentu saja semangat silaturahmi antara sesama pekerja pers,” kata Ketua PWI Aceh Besar, Jufrizal.
Perbedaan lainnya, pada media gathering kali ini juga ada disisipkan kearifan lokal berupa penyambutan peserta dengan suguhan tari ranup lampuan.
Penyambutan secara adat Aceh itu berlangsung di PLN ULP Sabang, kawasan Aneuk Laot yang juga lokasi PLTD Aneuk Laot.
“Ini sesuatu yang beda. Artinya ada penghormatan secara adat terhadap tamu. Ini bagian dari melestarikan adat dan sekaligus kearifan lokal. Meski kami tidak berharap disambut seperti itu tetapi apa yang dilakukan PLN Aceh pantas diapresiasi,” kata Ketua PWI Aceh, Nasir Nurdin.
Sate gurita dan suara Pak GM
Hari pertama di Sabang kami lalui dengan keluar masuk pusat kuliner, wisata religi, dan melengkapi info tentang kelistrikan di Sabang.
Ba’da ashar rombongan menuju ke penginapan di Mata Ie Resort, kawasan Anoi Itam, Sabang.
Karena kelelahan, banyak peserta yang langsung istirahat, namun beberapa orang memutuskan untuk menikmati sensasi kolam renang resort tersebut, mengikuti GM PLN Aceh yang lebih duluan nyebur.
Malamnya, selepas magrib, semua peserta ngumpul di restoran Mata Ie Resort untuk makan malam dilanjutkan sambutan/salam perkenalan oleh Ketua PWI Aceh, sambutan GM PLN Aceh, hiburan (live music), diskusi kelistrikan, dan makan sate gurita.
(Pemaparan GM PLN Aceh tentang kondisi kelistrikan di wilayah kerjanya akan ditayangkan secara khusus di media ini).
Pada sesi hiburan, GM PLN Aceh langsung tampil dengan beberapa lagu lawas yang mendapat aplusan meriah dari kalangan wartawan. Suara merdu Pak GM semakin menyempurnakan kemeriahan silaturahmi yang dibungkus dalam kegiatan media gathering.
Vokalis dari kalangan wartawan juga didaulat untuk tampil. Selain bernyanyi dengan aneka genre, ada juga yang nekat meu-sya’e.
Outbond penuh tawa
Hari kedua berada di Sabang, kegiatan Media Gathering PLN Aceh diisi dengan outbond.
Outbond dipusatkan di bibir pantai area cottage Mata Ie Resort, didahului senam sehat.
Senam sehat diikuti semua wartawan dan pemred. Panitia memilih peserta terbaik untuk nomor ini. Nah, peserta terbaik untuk senam sehat didasarkan pada penilaian dewan juri yang keputusannya pantang digugat.
Untuk lomba ini juara satu adalah Pemred Theacehpost.com, Nasir Nurdin. Pengumuman dewan juri ini langsung disambut gemuruh tepuk tangan peserta, meski ada yang sulit percaya.
Di perlombaan outbond, pesertanya ada enam kelompok, masing-masing kelompok bermaterikan enam orang.
Berikut ini beberapa momen perlombaan dan luapan kegembiraan peserta saat menerima hadiah dari panitia:
Meski diwarnai gelak tawa dan saling ‘ejek’ tetapi panitia dan tim juri begitu adil dalam menentukan pemenang. Semuanya mendapatkan hadiah, meski dengan cara meluluhkan hati juri.
Misalnya, ada kelompok yang memelas, “kami belum dapat apa-apa.” Maka, kelompok itu langsung diberikan hadiah.
Yang lebih mengasyikkan, pemandu acara pada sesi outbond adalah Plh. Manajer Komunikasi dan Tanggung Jawab Sosial & Lingkungan, Rahmad Ardiansyah . Humoris, mampu mengubah kesan formal menjadi sangat hepi.
Salam perpisahan
Di akhir kegiatan outbond—yang sekaligus penutupan semua rangkaian media gathering—GM PLN Aceh mengucapkan terima kasih atas terjalinnya silaturahmi antara insan pers dengan PLN.
“Semoga kegiatan ini bermanfaat bagi kawan-kawan wartawan untuk mengetahui berbagai hal tentang PLN. Kita juga tak bisa menutup mata dan telinga terhadap keluhan masyarakat, dan kawan-kawan wartawan diharapkan bisa menjadi jembatan informasi untuk kita terus meningkatkan pelayanan,” ujar Parulian Noviandri yang juga didampingi Senior Manager Keuangan, Komunikasi dan Umum, Yusri.
Dalam perjalanan ke Pelabuhan Balohan—untuk kembali ke Banda Aceh—rombongan makan siang di Restoran Putro Ijo, sebuah kawasan yang bersisian dengan Danau Aneuk Laot, yang menawarkan pesona lain di Kota Sabang.
Menjelang masuk area pelabuhan, rombongan melaksanakan shalat zuhur di Masjid Jami’ Syuhada, Balohan.
Selanjutnya—seperti halnya ketika berangkat—kami masuk lagi ke lambung Kapal Cepat Express Bahari. Mmeninggalkan Sabang dengan berbagai kesan dalam rangkaian kegiatan silaturahmi bertema, “Bersama Media Membangun Sinergi tanpa Batas.” Begitulah. []