12 Hafiz Asal Aceh Dipulangkan dari Pesantren Lirboyo Kediri
Theacehpost.com | ACEH TAMIANG – Sebanyak 12 santri di Pondok Pesantren Lirboyo, Kota Kediri, Jawa Timur, akan dipulangkan ke Aceh, besok. Pemulangan 12 santri hafiz Quran itu dalam rangka saweu gampong atau safari Ramadan.
“Awalnya kita dapat info ada sejumlah santri asal Aceh yang mengaji di Pesantren Lirboyo ingin safari Ramadan ke Aceh. Namun ke semua santri tersebut berasal dari keluarga kurang mampu. Jadi mereka meminta bantuan untuk dipulangkan ke Aceh,” sebut Kepala Badan Penghubung Pemerintah Aceh (BPPA), Almuniza Kamal, Selasa, 15 Maret 2022.
Atas info tersebut, tim BPPA atas amanah Gubernur Aceh langsung koordinasi dengan Sekretariat Baitul Mal Aceh (BMA) dan Dinas Sosial Aceh untuk memberikan bantuan.
Setelah pendataan pada 12 Maret 2022, tim BPPA bergerak menuju lokasi pesantren di Kediri untuk melakukan penjemputan. Kemudian 12 santri tersebut tiba di Jakarta.
“Santri-santri itu akan dipulangkan ke Aceh menggunakan pesawat melalui Bandara Soekarno Hatta, pada pukul 07.00 WIB, Rabu, 16 Maret 2022. Semua biayanya ditanggung Baitul Mal Aceh,” ujar Almuniza.
Setiba di Bandara Sultan Iskandar Muda, Aceh Besar, 12 santri tersebut akan dijemput tim BMA dan Dinas Sosial Aceh dan diantar ke kampungnya masing-masing.
“Dan Insyallah ini menjadi amal jariah, apalagi bantuan tersebut diberikan kepada orang yang tepat,” kata Kepala Sekretariat BMA, Rahmad Raden.
Salah satu santri, Khairul Azmi (22), mengatakan safari Ramadan merupakan kegiatan rutin pondok pesantren saat memasuki bulan suci Ramadan.
“Untuk tahun ini, giliran kami yang dipulangkan. Bukan hanya santri dari Aceh saja, tapi santri dari daerah lain juga dipulangkan ke daerahnya masing-masing,” kata Khairul.
Safari Ramadan, kata dia, hampir serupa dengan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di kampus. Mereka akan ditempatkan di daerah masing-masing untuk melakukan berbagai hal, seperti sosialisasi keagamaan, dakwah, hingga mambantu masyarakat.
“Jadi nanti kita akan dikoordinasikan oleh empat orang alumni Pesantren Lirboyo asal Aceh saat melakukan safari Ramadan di Aceh,” jelas santri yang baru dua tahun menimbal ilmu agama di Kediri itu.
Khairul menambahkan, kegiatan tersebut akan berlangsung hingga akhir Ramadan.
“Mudah-mudahan safari Ramadannya nanti akan berjalan lancar dan bermanfaat bagi masyarakat di sana,” katanya.
Santri asal Peudada, Kabupaten Bireuen itu mengaku biaya belajar di Pesantren Lirboyo bukan beasiswa dari pemerintah.
“Untuk makan kita juga beli sendiri, tapi kalau ada yang ingin memasak ada dapur yang disediakan pesantren,” katanya.
Terkait tempat tinggal, saat ini santri asal Aceh sudah memiliki kamar yang dibangun sejak tiga tahun lalu oleh pesantren. Atas pembangunan itu, tiap santri akan menyicil sekitar Rp 300 ribu per tahun kepada pesantren.
“Kita sudah mulai menempati kamarnya sejak enam bulan yang lalu. Dan untuk bayar cicilan sekitar Rp 200 juta itu, kita mengeluarkan biaya Rp 300 ribu per tahun setiap santri,” kata Khairul.
Khairul mengatakan, dirinya dan santri lainnya sangat bersyukur karena sudah memiliki kamar/bilik sendiri. Sebanyak 50 santri asal Aceh tersebut kini menempatinya. Sebelumnya, mereka harus bergabung dengan santri dari daerah lain.
Khairul mewakili santri lainnya berterima kasih kepada Pemerintah Aceh karena sudah peduli kepada mereka.
“Sebelumnya, jika santri pulang ke Aceh kami harus mencari dana sendiri, atau mengumpulkan uang dari teman-teman baru bisa pulang. Kadang ada juga yang sudah bertahun-tahun tidak pulang lantaran tidak punya duit,” pungkasnya. []