Serahkan Rumah Dhuafa, Tu Sop Jeunieb: Donasi Ini Dari Orang yang Kaya Hati

waktu baca 3 menit
Theacehpost.com l Banda Aceh - Imam Besar Barisan Muda Ummat (BMU), Tgk. H. Muhammad Yusuf A. Wahab menyerahkan secara resmi donasi dua rumah bantuan BMU 056 dan 049 kepada dua warga dhuafa di Banda Aceh dan Aceh Besar.

Theacehpost.com l Banda Aceh – Imam Besar Barisan Muda Umat (BMU), Tgk. H. Muhammad Yusuf A. Wahab menyerahkan secara resmi donasi dua rumah bantuan yakni BMU 056 dan 049 kepada dua warga dhuafa di Banda Aceh dan Aceh Besar.

Penyerahan rumah yang dikumpulkan dari donasi jamaah pengajian ini berlangsung Senin pagi 31 Agustus 2020 di Banda Aceh. Kemudian pada sore harinya diserahkan di Indrapuri, Aceh Besar.

Penerima Rumah Dhuafa BMU 056 di Banda Aceh, atas nama Bahagia berlamat di Desa Punge Blang Cut Kec. Jaya Baru. Adapun acara penyerahan tersebut dihadiri oleh Wakapolsek Jaya Baru, Ipda M. Zen serta perwakilan Kecamatan Jaya Baru dan perangkat Gampong setempat.

Sedangkan penerima rumah bantuan BMU 049 di Ace Besar, atas nama Muhammad Ridha (48) yang beralamat di Gampong Lam Ilie Teungoh, Kecamatan Indrapuri.

Tgk. H. Muhammad Yusuf A. Wahab atau lebih dikenal dengan panggilan Tu Sop dalam sambutannya mengatakan, harapan pihaknya dengan kehadiran dan kiprah Barisan Muda Ummat (BMU) adalah untuk mewujudkan peradaban sosial di tengah-tengah masyarakat.

banner 72x960

“Yang memberi bantuan donasi untuk pembangunan rumah dhuafa ini bukanlah orang kaya harta. Akan tetapi mereka kaya dan murah hatinya karena mau menyisihkan apa yang mereka miliki. Malah untuk pembangunan rumah ini, ada yang menyumbang Rp 5000, ada yang menyumbang Rp 10.000. Tapi di saat banyak yang berinfaq, maka jadilah sebuah rumah ini ,” jelas Tu Sop menjelaskan proes pengumpulan donasi untuk pembangun rumah.

Sebagaimana diketahui, Tu Sop yang juga Ketua Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA) ini bersama Abiya Jeunieb sebagai Ketua BMU yang juga hadir dalamproses penyerahan rumah ini sangat aktif menggalang donasi pembangunan rumah dhuafa dari satu majelis pengajian ke majelis pengajian lainnya.

Oleh sebab itu, kata Tu Sop, harapan terbesar dengan kehadiran BMU adalah terbangunnya kesadaran sosial untuk saling peduli dan memberi.

“Kita berharap bahwa kehadiran BMU, setelah terbangunnya rumah dhuafa ini dapat menggerakkan kesadaran sosial di lingkungan ini. Dan itulah yang kita harapkan. Sebab, inti dan sempurnanya sebuah kehidupan dalam Islam adalah saat kita dapat memberi. Semoga yang menerima rumah bantuan ini kelak Allah ubah nasibnya menjadi orang yang memberi. Itulah yang kita harapkan,” jelas Tu Sop.

Sementara itu, Ketua BMU Banda Aceh dan Aceh Besar, Tgk. Lukmanul Hakim yang mengkordinir proses pembangunan rumah dhuafa ini mengatakan, penerima rumah dhuafa 056 atas nama Bahagia dan Istrinya Ainon Marziah memiliki 4 orang anak yang masih sangat kecil masing-masing Lisna Yulisa (13), Ahmad Al Fauzan (8), Ahmad Al Fauzi (8) dan Muhammad Asyraf (3) merupakan keluarga kurang mampu di Gampong Punge Blang Cut Kecamatan Jaya Baru Kota Banda Aceh.

Ia mengatakan, sebelumnya, dari rumah Bapak Bahagia terlihat pemandangan miris karena sekeluarganya tinggal di sebuah gubuk, bahkan tidak layak disebut rumah.

“Gubuknya berukuran 5X4 yang bahan konstruksinya kayu bekas. Atapnya dari seng bekas yang sudah termakan usia serta berlantai tanah. Bahkan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya Bapak Bahagia harus bekerja sebagai Tukang Becak dan Kuli Bangunan dengan pendapatan 600 ribu rupiah per bulan,” kata Tgk Lukmanul Hakim menjelaskan alasan pihaknya mengkoordinir rumah bantuan untuk keluarga Pak Bahagia.

Sementara itu, rumah bantuan BMU untuk di Aceh Besar juga memiliki alasan serupa. Ia mengatakan, Muhammad Ridha (48) bersama istri Wilda (42) dan mempunyai 2 orang anak masing-masing Helda Maulana (17), dan Natasya Nabila (8) berdomisili di Gampong Lam Ilie Teungoh Kecamatan Indrapuri Kabupaten Aceh Besar.

“Ia berprofesi sebagai buruh tani menempati rumah gubuk ukuran 3X5 M dengan satu kamar dan dapur. Atapnya daun rumbia dan karet berdinding papan sudah lapuk termakan usia dengan kondisi memprihatinkan. Jadi sangat memprihatinkan. Makanya kita melapor ke Pimpinan Pusat BMUsehingga kemudian disepakati pembangunan kedua rumahdhuafa ini,” ujar Tgk Lukmanul Hakim yang akrab disapa Teungku Aceh ini. (*)

Komentar Facebook

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *