Masyarakat Aceh di Perantauan Rayakan Maulid Nabi
Theacehpost.com | JAKARTA – Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW menjadi sebuah tradisi dalam menjalin silaturahmi antara masyarakat Aceh yang berada di perantauan.
Hal itu disampaikan, Gubernur Aceh yang diwakili Staf Ahli, Drs Bukhari MM dalam acara Silaturahmi dan Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1443 H, yang diselenggarakan Badan Penghubung Pemerintah Aceh (BPPA) di Mess Aceh, Cikini, Jakarta Pusat, Minggu, 28 November 2021.
“Mudah-mudahan silaturahmi ini tetap berlanjut dan merajut silaturahmi diantara kita,” katanya.
Ia mengatakan, masyarakat Aceh di perantauan sudah sejak lama dikenal sebagai bangsa perantau, yang memiliki mobilitas tinggi, sabar, tekun dan ulet dalam semua segi kehidupan, baik dalam segi pengusaha, pedagang, birokrat, politisi, akdemisi, wartawan, dan profesi lainnya.
“Banyak tokoh masyarakat Aceh di tingkat lokal, nasional dan internasional yang berasal dari Aceh. Ini membuktikan kiprah orang Aceh di seluruh Nusantara dan juga Internasional,” katanya.
Bukhari juga menyebutkan, di mana pun warga Aceh berada, selalu menjalin persaudaraan. Bahkan saudara diperantauan terkadang lebih dekat dibandingkan dengan saudara sedaerah.
“Inilah yang selalu ditanamkan leluhur kita untuk saling menjaga, melindungi selama berada di wilayah lain,” sebutnya.
Hal itu diperkuat pula oleh satu tradisi yang selalu menjalin silaturahmi masyarakat Aceh dimana pun berada, yaitu memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW seperti hari ini.
“Maulid Nabi adalah budaya yang patut dirawat dan dijaga sebagai khasanah. Bahkan masyarakat Aceh menggelar Maulid Nabi dalam waktu panjang di gampong-gampong secara bergiliran dengan mengatur jadwal yang berlangsung sampai tiga bulan,” katanya.
Tradisi ini tambah dia, menjadi khazanah Aceh dalam merawat budaya, selain sebagai momen meneladani Rasulullah SAW, juga dapat mengenang bagaimana kehidupan dan perilaku Rasul.
“Mudah-mudahan perilaku ini, bisa melekat pada kita masing-masing dalam menghadapi kehidupan ini,” ujarnya.
Ketua Pengurus Pusat Taman Iskandar Muda (TIM) Jakarta, Dr Ir Surya Dharma MBA mengatakan, acara silaturrahmi ini sudah lama disiapkan antara pemerintah Aceh dengan masyarakat Aceh diperantauan. Terakhir dilaksanakan pada 2019 lalu.
“Karena kondisi pandemi Covid-19, akhirnya Maulid ini ditunda. Namun sekarang kondisi sudah agak mulai mereda kita bisa melaksanakannya dengan tetap menerapkan dan mematuhi peraturan pemerintah,” katanya.
Dengan terlaksananya Maulid ini, katanya, ikatan silaturahmi dikalangan masyarakat Aceh diperantauan dengan Pemerintah Aceh hingga ke depannya makin kuat.
Sementara, Menteri Agraria dan Tata Ruang Dr Sofyan Jalil SH MA MALD mengatakan, peringatan Maulid Nabi ini merupakan bagian dari sebuah kerinduan, terutama akar kebudayaan.
“Karena dalam sebuah buku dituliskan bahwa manusia itu diperlukan akar, termasuk akar budaya,” katanya.
Untuk itu ia menyebutkan, tradisi seperti peringatan Maulid Nabi ini terus dilaksanakan agar generasi muda Aceh yang tidak dibesarkan di tanah kelahirannya bisa mengetahui tradisi ini.
“Sehingga lama-kelamaan tradisi ini akan menjadi kebiasaan bagi generasi baru,” ujarnya.
Adapun dalam acara memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW itu yang diisi penceramah Ketua Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA) Tgk Muhammad Yusuf bin Abdul Wahab (Tu Sop).
Turut hadir Isteri Gubernur Aceh, Dyah Erti Idawati, Ketua Umum Diaspora Global Aceh, Dr Ir Mustafa Abubakar, Anggota DPR RI asal Aceh Rafli Kande, dan Dirjen Bina Adwil Kemendagri, Dr Drs Safrizal ZA MSi.
Kemudian mantan Menteri BUMN, Mustafa Abubakar, Anggota DPR RI fraksi Partai Nasdem, Muhammad Farhan, Mantan Bupati Aceh Barat, Nasrudin, Mantan Bupati Aceh Besar, Sayuti, Mantan Duta Besar RI di Inggris, dan Teuku Mohammad Hamzah Thayeb.
Hadir pula Direktur Kelembagaan PT Pos Indonesia (Persero), Nezar Patria dan Direktur Perencanaan, Pengembangan dan Manajemen Risiko pada Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS), Mahlil Ruby.
Selain itu, tampak pula sejumlah paguyuban masyarakat Aceh di Jakarta, seperti Persaudaraan Aceh Serantau (PAS), Asosiasi Pemerintahan Desa Seluruh Indonesia (ABDESI), Taman Iskandar Muda (TIM), dan sejumlah organisasi masyarakat Aceh lainnya di Jakarta. []