Berita Kematian
Oleh: Sulaiman Tripa
AKHIR-akhir ini, berita kematian datang silih berganti. Ada apa? Apakah terkait dengan pandemi? Tentu ada banyak hal yang harus dipahami. Masalah kesempatan hidup, satu hal yang harus diyakini. Seorang manusia akan berakhir kesempatan hidupnya di dunia pada titik waktu yang sudah tercatat di Lauh Mahfudz. Namun berusaha untuk mencapai kualitas hidup hingga titik akhir, itu juga hal yang sangat penting dilakukan.
Saya tinggal berdekatan dengan sejumlah kampung. Saya bisa mendengar dengan jelas saat pengumuman kematian disampaikan. Biasanya seusai subuh, informasi ini datang silih berganti. Untuk orang yang meninggal siang, juga akan disampaikan. Pada hari tertentu, bahkan ada beberapa informasi meninggal yang disampaikan.
Pada zaman sekarang, suara mikrofon terdengar hingga jauh. Berbeda dengan dulu, segala informasi yang bertumpu pada teungku waki –seseorang yang dipilih untuk menyampaikan berbagai infornasi kepada warga. Melalui tokoh ini, dengan berdiri di sejumlah sudut kampung, akan mengabarkan jika ada informasi tertentu. Termasuk orang meninggal. Kemampuan waki dalam berkomunikasi juga sangat menentukan tugas-tugasnya. Bukan sekedar suaranya.
Hal lain yang sering diperankan waki adalah bersosialisasi apa yang menjadi program kampung. Saat duduk dan beristirahat di tempat umum, waki harus bisa menghiasi opini publik kampung. Tentu ini bukan proses yang sederhana. Hanya orang yang berkemampuan khusus yang mampu melakukannya.
Perbedaan alat teknologi, sepertinya tidak harus mengubah posisi waki. Alatnya saja yang berubah. Cara mengirim pesan bisa saja berubah, namun kemampuan waki tentu tidak berubah. Kemampuan mereka sangat menentukan bagaimana satu informasi yang disampaikan bukan saja diterima dengan baik, melainkan akan diikuti oleh para warga. Sekali lagi, hal ini bukan sesuatu yang mudah.
Dengan suara mikrofon yang menggelegar, informasi dari sejumlah kampung bersebelahan bisa terdengar. Termasuk informasi kematian. Cara penyampaian yang baik, akan diterima dengan baik. Apalagi untuk informasi yang sudah berdesas-desus, sangat penting disampaikan oleh orang yang berkemampuan baik. Jangan biarkan untuk informasi yang beredar menurut masing-masing cara menyampaikan. Posisi ini akan membuat ketidakstabilan warga di kampung.
Kemampuan menyediakan mikrofon adalah satu hal. Sekaramg ini sudah ada kemampuan kampung untuk membeli mikrofon. Banyak kampung sudah mapan, hingga dengan posisi ini, kemauan orang untuk menjadi para petinggi kampung juga sudah meninggi. Beda dengan dulu. Hanya kampung tertentu saja yang mampu membeli alat ini. Posisi petinggi kampung juga, dulu tidak berebut. Apalagi saat kampung kita sedang dilakukan operasi militer.
Ketika kampung sedang konflik, berita kematian pun sudah menjadi biasa. Orang juga tidak lagi menanyakan hingga ke akar bagaimana orang meninggal. Dan sepanjang waktu, hal yang mesti diingat seharusnya berita kematian itu menjadi iktibar bagi mereka yang masih hidup. []