KMP Teluk Singkil Nyaris Tenggelam Menjelang Masuk Pelabuhan Sinabang
Theacehpost.com | BANDA ACEH – KMP Teluk Singkil yang berlayar dari Pelabuhan Penyeberangan Labuhanhaji, Aceh Selatan mengalami keadaan emergency akibat cuaca buruk menjelang masuk Pelabuhan Sinabang, Minggu subuh, 15 Agustus 2021, pukul 05.10 WIB.
KMP Teluk Singkil mengalami miring ke kanan akibat hantaman cuaca buruk ditandai alun besar menyebabkan bergesernya muatan berupa mobil dan truk.
Kapten KMP Teluk Singkil, Capt. Said UR yang dikonfirmasi Theacehpost.com, Minggu siang membenarkan kejadian tersebut.
Menurut Capt. Said, pada pukul 05.10 WIB atau sekitar 6 mil menjelang masuk Teluk Sinabang, dirinya dibangunkan oleh ABK mengabarkan posisi kapal miring ke kanan.
Setelah memastikan bahwa kapal memang miring ke kanan, dirinya langsung mengumumkan kepada penumpang agar jangan panik.
Penumpang diarahkan agar bergeser ke kiri sambil memakai life jacket. Muatan berupa sayur mayur dan buah-buahan harus dibuang ke laut.
“Beberapa saat kemudian posisi kapal berubah miring ke kiri sehingga kita mengarahkan penumpang kembali ke posisi awal. Tak lama kemudian posisi kapal kembali normal,” ujar Said yang baru lima bulan bertugas di jalur penyeberangan Aceh.
Said juga mengatakan, meskipun kondisi sudah normal namun dia tetap menghubungi kantornya untuk minta bantuan melindungi kalau terjadi sesuatu.
Tak lama kemudian datang bantuan dari TNI-AL, KMP Aceh Hebat dan kapal Airud.
“Semua keluar dan melindungi di bagian belakang saya hingga saya duluan masuk ke pelabuhan,” ujar Said.
Sampai di pelabuhan langsung diprioritaskan evakuasi semua penumpang disusul muatan.
Berdasarkan pengecekan tidak ada kebocoran sama sekali tetapi murni karena cuaca buruk menyebabkan muatan (mobil) tergeser.
“Muatan tidak overload karena kalau overload sudah pasti tidak dikasih izin berlayar sama syahbandar,” katanya.
Ditanya berapa lama waktu terjadinya kondisi emergency tersebut, menurut Capt. Said hampir satu jam. Karena pada pukul 06.00 WIB kondisi sudah terkendali.
“Alhamdulillah tidak ada korban kecuali muatan berupa sayur mayur dan buah-buahan yang terpaksa dibuang ke laut,” demikian Capt. Said UR. []