Pemenang Lomba Jalur Rempah Aceh Terima Hadiah, Ini Nama-namanya

waktu baca 4 menit
Pemenang Lomba Jalur Rempah Aceh di kantor Gubernur Aceh, Rabu, 28 Juli 2021. (Foto: Biro Keistimewaan dan Kesra Setda Aceh)

Theacehpost.com | BANDA ACEH – Pemerintah Aceh melalui Biro Keistimewaan dan Kesra menyerahkan hadiah aneka Lomba Jalur Rempah Aceh di Kantor Gubernur, Rabu, 28 Juli 2021.

Lomba ini memperebutkan hadiah sebesar 70 juta rupiah, dalam rangka kampanye dan sosialisasi Jalur Rempah Aceh sebagai bagian dari Jalur Rempah Indonesia menjadi warisan budaya dunia (WBD) yang akan ditetapkan oleh UNESCO pada tahun 2024.

Adapun cabang lomba tahun ini terdiri dari lomba menulis esai, fotografi dan film dokumenter dengan tema “Posisi dan Potensi Aceh Dalam Jalur Rempah Dunia.”

Lomba esai

Muhammad Nauval.

Peraih juara pertama lomba esai, Muhammad Nauval (19), mengatkan ia mengikuti lomba menulis untuk mengisi waktu liburan semester.

banner 72x960

Tulisan mahasiswa semester III Teknik Industri Universitas Syiah Kuala (USK) itu berjudul “Agro-Industri Jalur Rempah Aceh”.

“Saya telah mengikuti empat lomba esai lainnya. Tapi, hanya Jalur Rempah yang mendapat juara. Alhamdulillah dapat juara I,” kata Naufal di Ruang Rapat Biro Keistimewaan dan Kesra Setda Aceh, Rabu, 28 Juli 2021.

Sedangkan juara II diraih oleh Bulman Satar, salah seorang penulis yang juga pejabat di Disbudpar Aceh.

Karya esainya berjudul “Pengembangan Destinasi Agrowisata Kebun Raya Rempah Menuju  Aceh Episentrum Rempah Dunia.”

Sementara juara III dengan judul “Kejayaan Masa Lalu dan Potensi Masa Depan Aceh di Jalur Rempah” diraih oleh Sanusi Ismail M.Hum, yang tak lain adalah Direktur PUSAKA UIN Ar-Raniry Banda Aceh.

Juara Harapan disabet oleh Hayatullah Zuboidi atau akrab dikenal dengan nama Hayatullah Pase.

Tulisannya berjudul “Menjadikan Aceh sebagai Laboratorium Rempah”. Meski mendapat juara harapan, ia mengaku sangat senang karena karyanya dinilai oleh juri yang sangat kompeten seperti Prof. Mohd Harun dan Azhari Aiyub, penulis novel Kura-Kura Berjenggot yang merupakan sastrawan terkemuka Aceh.

“Saya puas meski hanya mendapat juara empat atau harapan. Karena yang jadi juara seperti bang Bulman Satar adalah senior saya juga pak Sanusi. Lomba Esai alur Rempah Aceh ini sangat menantang bagi saya, hingga saya menghabiskan banyak waktu keluar masuk pustaka untuk menemukan bukti bahwa Aceh benar-benar pernah sebagai jalur rempah dunia,” katanya.

Lomba film dokumenter

Samwiel.

Juara pertama lomba film dokumenter diraih Samwiel dengan judul “Semerbak Rempah Aceh dalam Memori Internasional”.

Menurut pria kelahiran 1994 ini, Lomba Jalur Rempah ini sangat berkesan karena tema yang diangkat cukup menantang baginya.

“Ini film dokumenter ketiga saya, dan ini kemenangan pertama saya dan alhamdulillah juara satu. Ini lomba yang sangat berkesan, karena selama proses pembuatannya, saya banyak mendapat ilmu baru, terutama tentang ragam rempah Aceh yang begitu fenomenal,” ungkapnya.

Kemudian, juara dua disabet oleh Muzakkir dan Munawir dengan judul “Emas Coklat dari Lamlhom”.

Juara tiga diraih oleh Amri dengan judul “Rempah Warisan Indatu” dan Juara Harapan, Sifral Jamil, mengangkat judul “Kuala Batu Pelabuhan Feeder Poins Lada Internasional”.

Lomba fotografi

Bisa Junisa Munthe, peserta dari Medan ini meraih juara pertama lomba fotografi jalur rempah Aceh dengan judul foto “Memetik Buah Pala di Kebun”.

“Terima kasih kepada Pemerintah Aceh, Biro Isra yang punya ide cemerlang dalam memajukan kebudayaan Aceh dengan mengadakan kontes seni fotografi, videografi dan tulisan. Kami, pelaku seni dapat belajar budaya Indonesia dan budaya Aceh, sehingga menambah pengetahuan,” tulis Bisa, penerbit yang memiliki hobbi visual grafik (fotografi dan videografi) itu.

Untuk Juara II diraih oleh Muliyadi dengan judul “Sang Penjaga Rempah”, Juara III  Riza Azhari dengan judul “Rempah dalam Masakan Kuah Beulangong” dan Juara Harapan, Yusriadi dengan judul “Panen Lada Hitam”.

Kepala Biro Keistimewaan dan Kesra Setda Aceh, Usamah El Madny mengharapkan output dari aneka lomba ini dapat membantu dalam pengisian dossier (berkas) oleh pemerintah pusat sebagai bahan pengajuan Jalur Rempah menjadi Warisan Budaya Dunia UNESCO.

“Kita berharap dengan terselenggaranya Aneka Lomba Jalur Rempah Aceh dalam rangka kampanye dan sosialisasi program nasional melalui Kemendikbudristek Direktorat Kebudayaan menjadikan jalur rempah menjadi warisan budaya dunia oleh UNESCO,” katanya.

Usamah menilai, jalur rempah Aceh menjadi bagian tak terpisahkan dan dapat dibuktikan keberadaannya.

“Hasil lomba ini akan dibukukan, sehingga bisa menjadi dokumen  yang berguna dalam pengisian dossier oleh pemerintah pusat nanti. Kita mendukung dengan segala kemampuan agar jalur rempah menjadi warisan budaya dunia,” ucapnya. []

Komentar Facebook

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *