Dari Hagia Sophia, Menuju Pembebasan Masjidil Aqsha di Yerussalem

Oleh Teuku Zulkhairi Dosen UIN Ar-Raniry Banda Aceh

banner 72x960

Hari ini akan dicatat dalam catatan penting sejarah dunia modern. Hari dimana terjadinya peristiwa penting yang bersejarah. Hari saat umat Islam menunjukkan tekadnya untuk bebas dari hegemoni Salibis yang imperialis.

Yaitu hari kembalinya fungsi Hagia Sophia sebagai tempat pelaksanaan shalat jumat bagi kaum muslimin setelah menunggu hampir satu abad lamanya. Tentunya, baru sah disebut masjid kalau disitu ada didirikan shalat jumat.

Jika penaklukan Konstantinopel oleh Ottoman dulu di masa Sulthan Muhammad Al Fatih dimaknai sebagai kemenangan dan era kebangkitan umat Islam, maka berkuasanya Mustafa Kamal At-Taturk di Turki dimaknai sebagai era kemunduran umat Islam.

Sebab, dg dukungan kaum salibis dan zionis At-Taturk telah membubarkan Ottoman dan juga menjadikan Masjid Hagia Sophia menjadi mesium, sesuai kehendak kaum salibis. Dan selanjutnya Hagia Sophia terus menerus hampir satu abad berada dalam intervensi kaum salibis.

Oleh sebab itu, saat Turki dipimpin Erdogan, sang penerus Al Fatih, dan saat Aya Sophia kembali difungsikan sebagai masjid, maka tidak berlebihan apabila ini dipahami sebagai era kebangkitan kembali.

Setidaknya bagi umat Islam di Turki. Tidak heran kalau warga Turki sendiri menyambut ini sebagai dengan penuh antusiasme. Orang-orang Turki kabarnya berduyun-duyun ke Hagia Sophia. Hotel-hotel di Istanbul dikabarkan menggratiskan sewa kamar bagi warga yang ingin shalat jumat di Hagia Sophia.

Meskipun Hagia Sophia berada dalam wilayah kekuasaan Erdogan sendiri, namun butuh waktu lebih dari dua dekade bagi Erdogan untuk membebaskan Hagia Sophia dari intervensi asing. Jadi jelas itu bukan pekerjaan mudah.

Sepertinya, Erdogan sedang berpacu dengan waktu. Berpacu dengan sisa masa pemerintahannya. Agar ia dapat meraih sebiasa mungkin apa yang telah dicita-citakan dan aspirasi umat Islam.

Maka saat mengumumkan Hagia Sophia kembali difungsikan sebagai masjid sesuai wasiat Sulthan Muhammad Al Fatih, Erdogan menyebut bahwa pembebasan Hagia Sophia akan menjadi jalan pembuka bagi pembebasan Masjidil Aqsha di Yerusalem.

Retorika Erdogan ini membuat Yahudi marah. Begitu juga para pengikutnya. Bagaimana tidak marah, Erdogan dianggap sedang memprovokasi muslim dunia untuk menghentikan penjajahan Yahudi atas tanah Palestina.

Jika menghadapi perlawanan Hamas saja begitu sulit bagi Israel, lalu bagaimana mungkin Israel akan sanggup menghadapi umat Islam sedunia yang ingin membebaskan Masjidil Aqsha jika umat Islam telah tersadar dari tidur panjangnya.

Erdogan tentu paham tidak mudah membebaskan Masjidil Aqsha tanpa kesadaran muslim sedunia. Tidak mungkin Turki melakukannya sendiri. Apalagi, pada faktanya negara-negara Arab saat ini telah berada dalam ketiak Israel.

Jalan ke Yerusalem untuk membebaskan Masjidil Aqsha tidak mudah. Jalan-jalan itu dihalangi tembok-tembok besar yang diletakkan para pemimpin Arab sendiri.

Plus, ada Israel Besar yang hingga saat ini masih berposisi sebagai negara adikuasa, meskipun terus melemah, yaitu Amerika Serikat dan Eropa.

Negara-negara penyokong utama Israel ini akan terus membela setiap kejahatan Israel terhadap umat Islam di Palestina tanpa rasa malu sedikit pun.

Tapi meskipun demikian, Erdogan telah menunjukkan peta bagi umat Islam untuk membebasan Masjidil Aqsha. Erdogan telah memberikan gambaran bahwa peta pembebasan Masjidil Aqsha di Yerusalem itu dimulai dari Hagia Sophia sebagai titik awal dimulainya pembebasan.

Erdogan mengajarkan dunia Islam bahwa meskipun pahit, tapi ia dan umat Islam di Turki berhasil mencapai tujuannya setelah terkungkung dalam penindasan rezim sekuler dan intervensi salibis hampir satu abad.

Berkali-kali pemimpin pemerintahan yang pro Islam di Turki mengalami kudeta seperti Adnan Menderes dan Najmuddin Erbakan. Apa dosa Menderes sehingga dikudeta militer yang menjadi antek Barat saat itu?

Dosa Menderes hanya karena ingin memfasilitasi umat Islam agar mendapatkan haknya dalam beragama, seperti mendengar azan dalam bahasa Arab dll. Begitu juga, dosa Erbakan hanya karena memiliki visi persatuan dunia Islam.

Bahkan, tidak cukup dengan memenjarakan Erdogan saat ia membaca puisi yang menggelorakan semangat Islam, bahkan kudeta itu terus terjadi hingga era Erdogan memerintah. Ratusan nyawa terbunuh dalam kudeta 15 Juli 4 tahun lalu terhadap pemerintah Erdogan.

Barat yang yang berada di belakang FETO melakukan kudeta terhadap Erdogan karena tidak sudi melihat Turki dapat terlepas dari intervensi asing. Plot asing tidak sudi melihat ada negara Islam yang kuat.

Mereka tidak sudi melihat Turki semakin pro umat Islam dan semakin menunjukkan kepeduliannya terhadap dunia Islam yang terjajah.

Tapi, dengan senantiasa berpegang pada janji Allah, dg selalu hanya membungkuk dan sujud kepada Allah Swt dan bukan kepada manusia, dg seluruh tekad dan keyakinan, dengan penuh perjuangan dan pengorbanan.

Dengan  tangan-tangan yang terus memanjatkan do’a-do’a ke langit, akhirnya mereka dapat melawan plot-plot kejahatan dalam negeri dan sekaligus sedikit demi sedikit menjadi mandiri dalam berbagai bidang dan bebas dari intervensi asing.

Jadi meskipun perjuangan itu sulit dan panjang, namun pastinya usaha tidak akan mengkhianati hasil. Hari ini,  dengan kepala tegak Orang-orang Turki beteriak membela umat Islam di Palestina, Rohingya, Uighur, Suriah, Libya, Azerbaijan dan sebagainya. Mereka bahkan mampu mengirim bantuannya ke berbagai belahan dunia, termasuk ke Aceh.

Oleh sebab itu, setelah Hagia Sophia berhasil dibebaskan, maka cita-cita membebaskan Masjidil Aqsha di Yerusalem akan menjadi sesuatu yang dipandang realistis. Tidak mustahil diwujudkan.

Umat Islam dunia dapat belajar dari lika-liku perjuangan Erdogan membebaskan Hagia Sophia dari intervensi asing dan antek-anteknya di dalam negeri.

Oleh sebab itu, tidak berlebihan apabila Erdogan mengatakan bahwa pembebasan Hagia Sophia akan menjadi pembuka bagi pembebasan Masjidil Aqsha di Yerusalem.

Komentar Facebook

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *