Doa Sahur Puasa Ramadhan Sesuai Sunah dan Keberkahannya
Theacehpost.com | BANDA ACEH – Doa Sahur merupakan momen terbaik memohon ampun kepada Allah SWT.
Sahur merupakan salah satu bentuk amalan atau pekerjaan sunnah baik saat menjalankan ibadah puasa wajib di bulan Ramadhan maupun dalam puasa sunah.
Anjuran untuk berdoa dan membaca istighfar saat sahur tertuang dalam Alquran. Allah SWT berfirman:
وَالْمُسْتَغْفِرِينَ بِالْأَسْحارِ
Artinya: “dan orang-orang yang memohon ampun di waktu sahur.” (Ali Imran: 17).
Dalam Tafsir Ibnu Katsir disebutkan bahwa ayat tersebut menunjukkan keutamaan beristigfar di waktu sahur.
Menurut suatu pendapat, sesungguhnya Nabi Yakub a.s. ketika berkata kepada anak-anaknya, yang perkataannya disitir oleh firman-Nya:
سَوْفَ أَسْتَغْفِرُ لَكُمْ رَبِّي
Artinya: “Aku akan memohonkan ampun bagi kalian kepada Tuhanku.” (Yusuf: 98)
Maka Nabi Yakub menangguhkan doanya itu sampai waktu sahur.
Telah disebutkan di dalam kitab Sahihain dan kitab-kitab sunnah serta kitab-kitab musnad yang lain diriwayatkan melalui berbagai jalur dari sejumlah sahabat Nabi Muhammad, bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda:
«يَنْزِلُ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى فِي كُلِّ لَيْلَةٍ إِلَى سَمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثلث الليل الأخير، فَيَقُولُ: هَلْ مِنْ سَائِلٍ فَأُعْطِيَهُ؟ هَلْ مِنْ دَاعٍ فَأَسْتَجِيبَ لَهُ؟ هَلْ مِنْ مُسْتَغْفِرٍ فَأَغْفِرَ لَهُ؟
(Rahmat) Allah SWT turun pada tiap malam ke langit dunia, yaitu di saat malam hari tinggal sepertiganya lagi, lalu Dia berfirman, “Apakah ada orang yang meminta, maka Aku akan memberinya? Apakah ada orang yang berdoa, maka Aku memperkenankannya? Dan apakah ada orang yang meminta ampun, maka Aku memberikan ampunan kepadanya,” hingga akhir hadis.
Dalam hal ini, ada doa yang disunahkan untuk dibaca ketika menyantap hidangan sahur.
يَرْحَمُ اللهُ المُتَسَحِّرِيْنَ
“Yarhamullahul mutasahhirin.”
Doa ini diriwayatkan oleh Imam At-Thabarani yang mana dibaca Rasulullah SAW ketika menyantap hidangan sahur.
Selain itu, Rasulullah SAW juga mengatakan bahwa kurma merupakan sebaik-baik hidangan untuk sahur.
Di dalam kitab Sahihain dari Siti Aisyah radhiallahu anha disebutkan bahwa setiap malam Rasulullah SAW selalu melakukan salat witir, mulai dari awal, pertengahan, dan akhir malam; dan akhir dari semua witir ialah di waktu sahur.
Disebutkan bahwa sahabat Abdullah ibnu Umar melakukan salat (sunat di malam hari), kemudian bertanya, “Hai Nafi’, apakah waktu sahur telah masuk?” Apabila dijawab, “Ya,” maka ia mulai berdoa dan memohon ampun hingga waktu subuh. Demikianlah menurut apa yang diriwayatkan oleh Ibnu Abu Hatim.
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami ibnu Waki’, telah menceritakan kepada kami ayahku, dari Hurayyis ibnu Abu Matar, dari Ibrahim ibnu Hatib, dari ayahnya yang menceritakan bahwa ia pernah mendengar seorang lelaki yang berada di salah satu bagian dalam masjid mengucapkan doa berikut:
“Ya Tuhanku, Engkau telah memerintahkan kepadaku, maka aku taati perintah-Mu; dan inilah waktu sahur, maka berikanlah ampunan bagiku.”
Ketika ia melihat lelaki itu, ternyata dia adalah sahabat Ibnu Mas’ud r.a.
Ibnu Murdawaih meriwayatkan dari Anas ibnu Malik yang mengatakan bahwa kami (para sahabat) bila melakukan salat (sunat) di malam hari diperintahkan untuk melakukan istigfar di waktu sahur sebanyak tujuh puluh kali.
Sunah mengakhirkan sahur
Direktur Rumah Fiqih Indonesia, Ustaz Ahmad Serawat MA mengatakan, di antaranya sunah puasa Ramadhan yakni makan sahur dengan mengakhirkannya.
Para ulama telah sepakat tentang sunnahnya sahur untuk puasa. Meski demikian, tanpa sahur pun puasa tetap boleh.
Dari Anas ra. bahwa Rasulullah SAW bersabda,
“Makan Sahurlah, karena sahur itu barakah”. (HR Bukhori 1923 dan Muslim 1095).
Dasarnya lainnya adalah hadis berikut ini dengan sanad jayyid.
Dari al-Miqdam bin Ma‘dikarib dari Nabi Muhammad SAW bersabda, “Hendaklah kamu makan sahur karena sahur itu makanan yang diberkati.” (HR An-Nasa‘i: 4/146).
Makan sahur itu menjadi berkah karena salah satunya berfungsi untuk mempersiapkan tubuh yang tidak akan menerima makan dan minum sehari penuh.
Selain itu, meski secara langsung tidak berkaitan dengan penguatan tubuh, tetapi sahur itu tetap sunah dan mengandung keberkahan.
Misalnya, buat mereka yang terlambat bangun hingga mendekati waktu subuh. Tidak tersisa waktu kecuali beberapa menit saja. Maka tetap disunahkan sahur meski hanya dengan segelas air putih saja. Karena dalam sahur itu ada berkah.
Dari Abi Said al-Khudri RA, “Sahur itu barakah maka jangan tinggalkan meski hanya dengan seteguk air. Sesungguhnya Allah dan malaikat-Nya bershalawat kepada orang-orang yang sahur.” (HR Ahmad: 3:12)
Disunahkan untuk mengakhirkan makan sahur hingga mendekati waktu shubuh.
Dari Abu Zar Al-Ghifari r.a dengan riwayat marfu’, “Umatku masih dalam kebaikan selama mendahulukan buka puasa dan mengakhirkan sahur.” (HR Ahmad: 1/547)”.
Wallahu A’lam.