9 Ribu Hektare Sawah di Aceh Utara Terancam Gagal Panen
Theacehpost.com | LHOKSUKON – Sembilan ribu hektare sawah di Aceh Utara terancam gagal panen lantaran tidak mendapatkan distribusi air Krueng Pasee. Hal tersebut terungkap dalam rapat yang digelar Pj Bupati Aceh Utara Azwardi di Aula Kantor Camat Nibong, Aceh Utara, Kamis 14 September 2022.
Hadir dalam rapat tersebut imum mukim dan camat dari Nibong, Meurah Mulia, Samudera, Tanah Pasir, Syamtalira Aron, Tanah Luas, Matang Kuli, dan Blang Mangat Kota Lhokseumawe.
Camat Nibong Rizki hanafiah sebagai moderator menyampaikan seputar keluhan masyarakat tidak bisa mengolah sawah akibat lamban pengerjaan bendungan Krueng Pase. Para petani harus segera mendapatkan solusi cepat dan tepat.
Pj Bupati Aceh Utara Azwardi, mengatakan, pertemuan tersebut dinilai sangat penting mengingat ancaman kerawanan pangan bagi masyarakat di sembilan kecamatan di Wilayah Tengah Aceh Utara dan Kota Lhokseumawe.
“Persoalan dan kendala ini mari kita bahas bersama, selama kami bertugas di sini telah kami petakan lokasi Krueng Pase dan suplai air ke sayap kiri dan kanan, bahkan kami telah pernah meninjau langsung ke bendungan yang sedang direnovasi oleh Perusahaan Jawa Timur,” jelasnya.
Ia sangat sependapat dengan keinginan masyarakat bagaimana caranya agar kebutuhan air persawahan terpenuhi.
Tgk Abdul Hamid Mukim Kota Lhokseumawe mengatakan, ada enam gampong yang sudah melakukan kenduri blang di Kecamatan Blang Mangat, namun belum ada air.
“Ini persoalan bagi petani di sana, kami memohon agar Pj Bupati Aceh Utara punya solusi untuk permaslahan ini,” ujarnya.
Sedangkan Kapolsek Nibong Iptu Muslim menjelaskan, dari awal pihak perusahaan berjanji akan mengupayakan penyuplaian air ke saluran pengalih, namun sampai bulan juli belum ada realisasinya.
“Solusinya harus buka kanal sayap kiri dan kanan, supaya air merata mengalir ke sawah warga. Tentunya harus dipasang pintu supaya tidak melimpah dan banjir,” ungkapnya.
Pihak perusahaan melalui Kabag Humas Surya, berjanji bulan Oktober mendatang bisa suplai air ke sayap kiri dan kanan. Katanya, selama ini sering banjir sehingga terkendala pengerjaannya.
Sementara para Mukim tampak kurang yakin bahwa Oktober akan air bisa disuplai ke sawah petani. Akhirnya, forum tersebut ditutup dengan kesepakatan akan kembali mengadakan rapat minggu depan. Sehingga, permasalahan ribuan petani di sembilan kecamatan terpecahkan. []