80 Persen Lebih Kedelai Indonesia Masih Impor
Theacehpost.com | ACEH TENGGARA – Sekitar 80 persen lebih kebutuhan kedelai Indonesia masih diimpor dari luar.
Demikian disampaikan Perwakilan Direktorat Aneka Kacang dan Umbi, Ditjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian RI Tuminem SP MP, pada acara Bimbingan Teknis dan Sosialisasi Tanaman Pangan di Desa Rambung Teldak, Kecamatan Darul Hasanah, Kabupaten Aceh Tenggara, Sabtu, 18 Maret 2023.
Dikatakannya, tugas utama Direktorat adalah kedelai. Berhubung potensi terbesar Aceh Tenggara adalah jagung maka tanaman ini bisa ditumpangsarikan dengan kedelai.
“Jadi dalam satu lahan itu bisa dua kali panen, tanpa mengurangi hasil produksi jagung. Begitu daun jagung mulai mengering lalu kita tanam kedelai, kalau kita bisa menangkap peluang itu,tentunya bisa memperkuat ketahanan pangan Indonesia,” ujarnya.
Di hadapan ibu-ibu, dia menambahkan pihaknya juga memberikan bantuan paket lengkap terdiri dari benih, pupuk, pupuk NPK, pupuk hayati, dan pestisida. Apabila berminat, nanti bisa diusulkan melalui kelompok tani atau diusulkan melalui BPP. Kemudian BPP mengusulkan ke dinas, nanti ditindaklanjuti oleh dinas ke Provinsi atau ke Pusat.
Lanjutnya, bimbingan teknis dan sosialisasi tanaman pangan ini dapat terselenggara berkat kerja sama Anggota Komisi IV DPR RI H M Salim Fakhry, melalui dana aspirasinya dengan Kementerian Pertanian Republik Indonesia.
Anggota Komisi IV DPR RI H M Salim Fakhry SE MM dalam sambutannya mengatakan, kesejahteraan petani terletak pada hasil panen yang berlimpah. Proses pemupukan sangat berperan untuk memastikan keberhasilan produksi tanaman pangan.
“Sangat penting peredaran pupuk nonsubsidi dan subsidi berjalan lancar, agar produksi tanaman pangan di Aceh Tenggara, dapat berhasil dengan maksimal,” pungkasnya.
Camat Darul Hasanah Hayadun SP meminta kepada Kementerian Pertanian RI melalui Ditjen Tanaman Pangan yang hadir pada bimbingan teknis tersebut, agar memprioritaskan bantuan ketahanan pangan nasional di wilayahnya.
“Karena akibat pasca banjir yang menerjang wilayah yang berpenghasilan tanaman pangan, produksi tanaman pangan merosot jauh. Perlu dukungan dari Pemerintah Pusat berupa bantuan pemulihan lahan dan bibit-bibitan,”ujarnya. []