7 Kunci Kesuksesan hingga Tujuh Turunan
Oleh Ria Candra Dewi*)
MEMILIKI mimpi besar terkadang menjadi omong kosong belaka jika tidak memiliki modal uang yang banyak atau menjadi anak orang kaya. Alhasil, pandangan seperti ini membuat orang-orang yang memiliki pemikiran demikian salah kaprah.
Menurut mereka, yang memiliki mimpi besar adalah orang-orang yang memempunyai warisan tujuh turunan. Hal itu seperti bom waktu dalam pemikiran kita.
Boro-boro mau melangkah, yang ada sudah gemetar duluan.
Bumi itu luas itu sudah jelas? Maksudnya di sini, manusia diharuskan berusaha dalam segala hal. Siapa yang tak mau kesuksesan kita dinikmati tujuh turunan.
Menurut penulis, kunci atau tips agar kesuksesan kita mencapai tujuh turunan yang pertama adalah menikahlah dengan orang kaya.
Bayangkan ketika kita menikah dengan orang kaya secara otomatis yang dibutuhkan untuk meraih mimpi pasti terwujud . Satu per satu impian kita pasti akan terwujud .
Bukan berarti kita matre ya, tetapi menikahi orang kaya sama halnya memberikan kita peluang untuk mengembangkan bakat atau bisnis sampai tujuh turunan. InsyaAllah kita akan sukses tujuh turunan. Tentunya, menikah bukan hanya dengan uangnya saja tetapi ada rasa cinta dong pastinya.
Kedua, jadi lah ‘kuda’ yang giat dalam bekerja. Maksudnya, kerja bagai kuda. Istilah ini tentunya sudah mendengung di telinga masyarakat.
Ketika ingin meraih mimpi, berarti harus menjadi ‘kuda’ yang giat bekerja begitu? Tentu bukan seperti itu, melainkan kita harus gigih dalam memperjuangkan hal-hal yang diinginkan.
Kita harus melaju terus seperti kuda agar impian terwujud. Orang-orang yang gigih bekerja pasti hartanya akan melimpah ruah untuk anak cucunya.
Ketiga, jadilah orang yang irit. Orang yang irit bukan berarti pelit. Irit itu memprioritaskan apa yang menjadi kebutuhan kita.
Ambil lah contoh seseorang yang memiliki gaji satu juta tidak mungkin menghabiskan gajinya sekaligus. Tentunya, kita akan menyisihkan gaji kita untuk menabung. Kalau gaji satu juta pengeluaran melebihi pengeluaran tersebut . Alamat kita jatuh miskin seketika. Boro-boro jadi kaya, utang menumpuk kemana-mana.
Irit dalam pengeluaran itu perlu, kita harus pintar menyeleksi barang-barang kebutuhan pokok.
Keempat, belajarlah ke negeri Cina. Istilah ini sudah digembar-gemborkan. Setiap orang jika ingin berhasil harus belajar sampai di negeri Cina. Ya, karena di sana banyak pengusaha-pengusaha sukses.
Maksudnya di sini adalah agar kita banyak menuntut ilmu mengenai apa yang ingin kita citakan. Contoh, kita ingin jadi pengusaha sukses ikutlah kelas bisnis, dengan seperti itu akan bertambah banyak ilmu pengetahuan yang didapat.
Kelima, hindarilah teman kaum rebahan. Seleksilah teman untuk mendukung kesuksesan kita.
Salah satu kiat untuk berhasil adalah menyeleksi teman. Bukan berarti kita pilih-pilih teman.
Artinya, jika dapat menyeleksi teman dengan baik, kita dapat menemukan sahabat satu frekuensi. Tidak mungkin kita berteman dengan teman yang suka tidur doang. Yang ada, berhasil di alam mimpi doang.
Keenam, janganlah menjadi malin kundang yang durhaka kepada orang tuanya.
Orang tua adalah kekuatan dalam hidup kita. Restu dan langkah kita jika sudah diridoi oleh mereka. Nurut aja deh! Kita dengan orang tua.
Penulis sudah mencoba membuktikan dalam memilih jurusan kuliah. Penulis memilih kuliah sesuai dengan petunjuk orang tua.
Setelah lulus, dipermudah aja jalannya mencari kerja. Pokoknya, kalau nurut dengan orang tua, tips yang satu ini bisa dijadikan kesuksesan tujuh turunan.
Ketujuh, sebagai manusia hendakya kita harus percaya dengan campur tangan Tuhan. Hal yang terkadang kita lupakan bahwa sebuah impian besar terwujud adalah atas kuasa-Nya dan kehendak-Nya.
Jangan pernah kita meremehkan kekuatan doa, mungkin kata-kata itu banyak berlalu lalang di medsos atau dunia nyata, tapi kenyataannya memang seperti itu. Doa adalah sumber dari kekuatan dalam diri kita dan berdoa juga kunci menuju kesuksesan hingga tujuh turunan.
Semoga, tujuh kunci kesuksesan versi saya ini bisa berkenan bagi sahabat-sahabat di seluruh antero dunia. Selamat berjuang teman-teman.
*) Penulis adalah novelis asal Tegal, Jawa Tengah.