1.112 Gempa Bumi Terjadi di Aceh Sepanjang Tahun 2024

Sepanjang tahun 2024, 1.112 gempa bumi terjadi di Aceh. [Foto: Ilustrasi/ Pinterest]

THEACEHPOST.COM | Banda Aceh – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Aceh Besar mencatat, sepanjang tahun 2024 sebanyak 1.112 kejadian gempa bumi terjadi di wilayah ini.

banner 72x960

Kepala Stasiun Geofisika Aceh Besar, Andi Azhar Rusdin mengatakan, dari jumlah tersebut, 42 kejadian dirasakan oleh masyarakat, termasuk 8 gempa bumi signifikan dengan intensitas di atas III MMI.

“Aktivitas gempa bumi tertinggi terjadi di bulan Februari yakni sebanyak 120 kejadian. Sementara gempa bumi dirasakan tertinggi di bulan Oktober yakni 7 kejadian gempa bumi,” ujarnya, Kamis (2/1/2025).

Berdasarkan kekuatan (magnitudo) kata dia, gempa bumi yang terjadi didominasi oleh gempa bumi kecil dengan magnitudo M<3 sebanyak 751 kejadian. Sementara itu, berdasarkan kedalamannya, sebanyak 1.018 gempa bumi tergolong dangkal dengan kedalaman kurang dari 60 kilometer.

Ia menyebutkan, gempa dengan magnitudo tertinggi terjadi pada 28 Mei 2024 dengan kekuatan M 6,2. Gempa ini dirasakan pada skala II-IV MMI di sejumlah wilayah, termasuk Simeulue, Banda Aceh, Aceh Besar, Aceh Barat Daya, Aceh Barat, Nagan Raya, Bireuen, Aceh Tengah, dan Bener Meriah.

Menurutnya, sebagian besar gempa bumi di Aceh disebabkan oleh aktivitas patahan di daratan, seperti Patahan Aceh, terutama segmen tengah di wilayah Tangse–Geumpang, Patahan Tripa, serta patahan lokal di Aceh Selatan, Langsa, dan Aceh Singkil. Selain itu, zona subduksi di pantai barat Aceh tetap menjadi sumber gempa bumi aktif di wilayah perairan.

“Di tahun 2024, terdapat beberapa patahan lokal belum terpetakan secara nasional seperti patahan lokal di Aceh Selatan, Langsa, dan Aceh Singkil, sehingga membutuhkan perhatian lebih dalam pengelolaan risiko bencana,” tuturnya.

Terakhir, ia menghimbau masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan terkait mitigasi dan evakuasi gempa bumi.

“Masyarakat diharapkan tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. Pastikan hanya mengakses informasi resmi dari BMKG melalui kanal yang terverifikasi,” tutup Andi. (Ningsih)

Komentar Facebook