Zainal Abidin Suarja dari Aceh Terpilih Jadi Panelis Wakili ASEAN

waktu baca 3 menit
Direktur Natural Aceh, Zainal Abidin Suarja (dua kiri) berbincang dengan CEO Media Aceh Post Muhammad Balia (dua kanan), didampingi Pemred Theacehpost.com, Nasir Nurdin (kanan) dan salah seorang redaktur, Eko Deni Saputra (kiri) ketika bersilaturahmi ke Kantor Theacehpost.com di Jalan Gelatik, Gampong Ateuk Pahlawan, Banda Aceh, Kamis, 4 Maret 2021. (Foto Theacehpost.com)

Theacehpost.com | BANDA ACEH – Direktur Natural Aceh, Zainal Abidin Suarja terpilih menjadi salah satu panelis dalam program ‘UNDP Rethinking Fragility’ pada acara Pembukaan Tingkat Tinggi Hari Perempuan Internasional pada 8 Maret 2021 nanti.

Dalam acara itu, Zainal akan mewakili ASEAN. Acara ini diadakan oleh UNDP (United Nations Development Programme).

Panitia mengundang Zainal Abidin Suarja karena pernah menerima anugerah N-Peace tahun 2018 silam.

Women, Peace and Security Coordinator Conflict Prevention, Governance and Peacebuilding Asia and the Pacific, UNDP, Belinda Hlatshwayo menjelaskan Zainal diundang karena telah melakukan upaya fenomenal untuk menggunakan berbagai strategi guna memastikan bahwa hak-hak perempuan ditegakkan dan bergerak maju di Indonesia.

“Merupakan suatu kehormatan jika Mr. Zainal Abidin Suarja bersedia untuk mengikuti acara tersebut dan berbagi dengan ratusan orang di seluruh dunia atas ide dan prakarsa yang telah dilakukanya selama ini di Indonesia,” tulis Belinda Hlatshwayo dalam undangan resminya.

banner 72x960

Dalam biografi yang tercantum dalam undangan, tertulis Zainal Abidin Suarja asal Aceh telah bekerja untuk meningkatkan partisipasi perempuan dengan menggunakan pendekatan titik temu di 11 kabupaten di Aceh.

Zainal bekerja untuk meningkatkan aksesibilitas struktural perempuan muda penyandang disabilitas di lapangan dan forum pemerintah. Idenya itu mengarah pada pelatihan perempuan muda sebagai guru risiko bencana, dan mediator komunitas.

Lalu, Zainal yang juga anggota Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Aceh itu juga dianggap berhasil dalam memberdayakan perempuan muda penyandang disabilitas sebagai pemimpin, dan mengelola dua inisiatif kewirausahaan sosial yang dipimpin oleh perempuan.

Sebagai informasi, kegiatan tersebut dibuat dalam rangka memikirkan kembali kepemimpinan wanita dalam situasi krisis sebagai bagian dari rangkaian dialog pembangunan dunia.

UNDP memprakarsai dan melakukan diskusi panel tingkat tinggi (high-level panel discussion) tentang apa yang bisa dipelajari dari pengalaman perempuan akar rumput pembawa damai di seluruh dunia.

Selain itu, juga akan membahas tentang apa yang berhasil dalam melibatkan wanita di bidang ekonomi dan pengambilan keputusan politik terhadap masyarakat yang terpengaruh krisis, serta mengeksplorasi wawasan dari konsultasi global baru-baru ini.

Berikut daftar panelis diskusi tingkat tinggi perwakilan dari berbagai negara:

1. Asako Okai, Asisten Sekretaris Jenderal PBB, Direktur Biro Krisis UNDP.
2.Sarah Poole, Wakil Direktur, Biro Regional UNDP untuk Negara-negara Arab Raquel Lagunas, Direktur, Tim Gender UNDP.
3. H. E. Tayseer Alnworani, Menteri Tenaga Kerja dan Reformasi Administrasi, Republik Sudan.
4. Sandra Moran, aktivis hak asasi manusia, sejarawan, musisi, revolusioner, dan politikus, Guatemala.
5. Zainal Abidin S, Direktur Eksekutif, Penerima Penghargaan CSO Natural Aceh N-Peace, 2018, Indonesia.
6. Shreen Abdul Saroor, Pendiri Women’s Action Network (WAN), N-Peace Awardee 2011, Sri Lanka.
7. Zarqa Yaftali, Direktur Eksekutif Yayasan Penelitian Hukum Perempuan dan Anak, N-Peace Penerima penghargaan 2019, Afghanistan. []

Komentar Facebook

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *