Wakil Ketua KNPI Aceh: Radikalisme Berasal dari Kesenjangan Sosial

waktu baca 3 menit
Keterangan foto: Mayor Nehemiya Urim Perdana, Pabandya komsoster Kodam Iskandar Muda.
banner 72x960

Theacehpost.com |BANDA ACEH — Iqbal Mahyiddin (Wakil ketua KNPI Aceh bidang Pendidikan) mengatakan sumber radikalisme berasal dari kesenjangan sosial dan ketidaksejahteraan hidup di masyarakat. Hal itu diungkapkan Iqbal di sebuah forum diskusi, Kamis 10 September 2020 di Makodam Iskandar Muda, Simpang Lima, Banda Aceh.

Topik yang dibahas adalah peran komunikasi sosial dalam cegah dan tangkal radikalisme dengan merawat tema, “Merawat Kebhinneka untuk Tangkal Radikalisme dalam Bingkai NKRI dan Membantu Penanganan Wabah Covid-19.”

Pada acara tersebut juga dihadiri dari beberapa lembaga yang ada di Aceh, diantaranya DKA Aceh, RRI, beberapa Akademisi dan lembaga lainnya, pematerinya dari Mapolda Aceh dan FKPT Aceh.

Materi yang disampaikan adalah tentang kajian-kajian tentang intoleransi, radikalisme, tips pencegahan teroris, dan teori-teori lainnya.

Setelah acara selesai, Iqbal, ST., MT yang juga Akademisi Abulyatama menyampaikan kepada media Theacehpost.com, yaitu ada dua poin penting dalam hal pencegahan radikalisme khususnya di Aceh.

“Hal yang pertama adalah memperkenalkan dan memahamkan ilmu pengetahuan dengan benar kepada siapa saja khususnya generasi muda,” katanya.

Menurut Iqbal, ilmu tidak cukup hanya dengan diperkenalkan saja. Tetapi kita semua punya tanggungjawab bersama untuk mau dan bisa memahamkannya kepada siapa saja. Baik ilmu yang umum maupun ilmu agama.

‘Kalau kedua bidang ilmu sudah bisa difahami, pastinya cara berpikir sudah pasti positif. Hatinya semakin kuat untuk berbuat yang baik-baik dan tidak terpengaruh terhadap pemahaman radikalisme maupun terorisme dan separatisme. Tentunya semua pemuda dan masyarakat tidak akan goyah untuk terus menjunjung nilai-nilai Bhinneka Tunggal, seperti dalam lagu pada mu negeri,” harapnya.

Iqbal menambahkan, poin yang kedua pastinya, dengan cara meminimalisir kesenjangan dalam kehidunpan bermasyarajat. Kenapa? Pastinya kesenjangan sosial sebagai pemicu munculnya pemahaman radikalisme,

“Makanya pemerintah di Aceh sampai ke kabupaten/kota haruslah mau dan juga bisa menghilangkan kesenjangan sosial khusus diseluruh polosok Aceh,” tegas Iqbal.

Iqbal berpesan kepada pengambilan keputusan di Aceh. Pemerintah harus mampu merangkul seluruh pihak media. Karena media adalah perantara antara pemerintahan dengan masyarakat. Pemerintah juga harus melakukan aksi kepada masyarakat.

“Kalau pemerintah sudah melakukan semua itu, masyarakat sudah pasti akan terus mendukung dan memberikan dukungan dan kepercayaan kepada pemerintah pihak pemerintah. Tentunya pemerintah akan tenang dan nyaman dalam menjalankan program dan tugas-tugas dengan baik,” ujarnya.

Sekarang dimulai dengan keterbukaan dan dengan semua pihak dalam menjalankan sosialisasi dan pencegahan terhadap covid-19. Kalau tugas ini selesai dan tidak terjadi polemik di tengah masyarakat sudah pasti masyarakat akan mendukung setiap kegiatan-kegiatan pemerintah.

“Tentunya jika hal ini dilakukan, paham radikalisme di Aceh tidak akan pernah terjadi lagi kapanpun dan dimanapu.” tegas Iqbal yang juga ketua Generasi Muda Persatuan (GMP) Provinsi Aceh.

Reporter: Septian/Maulida

Komentar Facebook

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *