Ulama Karismatik Aceh Minta Bank Konvensional Tidak Dikembalikan Lagi

waktu baca 3 menit
Ayah Cit Trueng saat mengisi pengajian Tastafi di Banda Aceh, Jumat malam, 28 Oktober 2022.

Theacehpost.com | BANDA ACEH – Ulama kharismatik Aceh, Tgk H. Muhammad Amin Daud meminta kepada semua pihak untuk tidak berupaya mengembalikan lagi bank konvensional ke Aceh.

Ketua Majelis Pengajian Tasawuf, Tauhid dan Fiqh (Tastafi) Aceh yang akrab dikenal dengan panggilan Ayah Cot Trueng ini juga mengatakan bahwa riba hukumnya adalah dosa besar.

Hal itu disampaikan Ayah Cot Trueng saat mengisi pengajian Tastafi yang rutin dilaksanakan pada Jum’at malam setiap akhir bulan di Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh.

“Pertama mesti kita ingat bahwa riba hukumnya adalah dosa besar. Dan alhamdulillah sejalan dengan tuntutan syariat Islam, bank riba telah dilarang di Aceh dan digantikan dengan bank syariah. Ini hal yang harus disyukuri oleh rakyat Aceh, ” ujar Ayah Cot Trueng, Jumat malam, 28 Oktober 2022.

Ayah Cot Trueng yang juga pimpinan Dayah Raudhatul Ma’arif Aceh Utara ini juga mengajak masyarakat Aceh untuk bersatu berjuang menolak upaya-upaya menghadirkan kembali bank konvensional di Aceh.

banner 72x960

“Kita harus bersatu agar bank riba tidak ada lagi di Aceh. Tapi jika kita masih plin-plan, maka mungkin bank riba akan kembali lagi ke Aceh. Nauzubillllahi min zalim,” kata Ayah Cot Trueng.

Dalam pengajian yang dihadiri ratusan jamaah pengajian di Masjid Raya Baiturrahman ini, Ayah Cot Trueng juga berharap agar pemerintah, para pemikir Islam dan ahli ekonomi agar berupaya memperbaiki bank syariah di Aceh agar betul-betul bersyariah dan jauh dari kezaliman.

“Kita berharap agar pemerintah, para pemikir Islam, ahli ekonomi dapat berupaya memperbaiki apa yang kurang dari bank syariah, agar disempurnakan supaya jangan ada sedikitpun unsur riba, kezaliman, dan ketidakadilan di dalam praktek bank syariah di Aceh,” harap Ayah Cot Trueng.

Namun, sambungnya lagi, apabila dalam prakteknya terjadi kezaliman dalam bank syariah, maka itu bukan bermakna kita lalu menolak bank syariah dan kita panggil lagi bank konvensional ke Aceh.

Akan tetapi, tugas kita sekarang adalah bank syariah ini yang diperbaiki. Ayah Cot Trueng juga mengatakan, pelaksanaan praktek bank syariah kadangkala menyalahi syariah dalam penerapannya, mengarah ke bunga dan lain-lain.

Oleh sebab itu, Ayah Cot Trueng kembali mengingatkan agar para pemikir agama dan para intelektual muslim harus berani memikirkan bagaimana caranya agar bank syariah ini dapat menjadi semakin baik.

Cara Kemungkaran

Dalam pengajian ini, Ayah Cot Trueng juga menyampaikan tentang cara mencegah kemungkaran dengan membaca kitab. Ulama karismatik Aceh ini mengatakan bahwa mencegah kemungkaran harus bertahap-tahap dan tingkatan. Tidak boleh langsung menghukum.

Tahap pertama, kata Ayah Cot Trueng, adalah memperkenalkan kemungkaran atau maksiat agar pihak pelaku dapat mengetahuinya. Sebab, kata Ayah Cot Trueng lagi, meskipun melakukan maksiat, tapi dia aalah orang Islam. Hanya saja dia mungkin belum paham bahwa itu mungkar.

Lalu berikutnya sambung Ayah Cot Trueng, setelah dinasehati maka diberi pelajaran. Dan jika kemudian dia tetap mengerjakan maksiat atau kemungkinan tersebut sementara dia sudah paham, maka kepada mereka diberitahu tentang azab bagi para pelanggar syariat Islam.

“Jadi kita disuruh benci dan melawan maksiatnya, bukan benci kepada pelaku maksiat. Jadi cegah maksiat itu harus dengan penuh kasih sayang. Harus lemah lembut. Tidak boleh kham-khum, kasar dan keras, ” terang Ayah Cot Trueng.

Lalu yang ketiga, kata Ayah CotTrueng, apabila tiada mempan dengan nasehat yang lembut maka barulah diingatkan dengan keras. Dan jika ia tetap maksiat setelah tiga tahapan nasehat di atas, maka barulah dapat diambil tindakan keras misalnya dengan memecahkan barang yang menjadi sarana maksiat tersebut, kata Ayah Cot Trueng menerangkan makna dari baris-barisan kitab yang beliau baca.

Pengajian Tastafi di Masjid Raya ini dihadiri ratusan jamaah. Setelah sesi penyampaian materi dari Ayah Cot Trueng lalu dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Para jamaah hingga berita ini dibuat terus melakukan tanya jawab terkait berbagai persoalan-persoalan aktual yang terjadi di tengah-tengah umat Islam. []

Komentar Facebook

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *