Topeng

waktu baca 3 menit
Sulaiman Tripa
banner 72x960

Oleh: Sulaiman Tripa

SAYA sering mendengar keluhan. Lebih sering, sebenarnya berada pada posisi serba salah. Tiba-tiba ada yang ngajak ngopi, tapi begitu sampai di meja warung kopi, pembicaraan jadi melebar ke berbagai penjuru arah angin. Tidak semua hal ingin kita dengar. Orang yang menyampaikan, sering tidak memiliki pertimbangan apa orang yang didekatnya akan menerima dengan baik atau tidak.

Salah satu yang sering terdengar begitu saja, tentang perilaku orang-orang dekat. Agak aneh. Orang-orang yang dekat dengan kita, menceritakan sesuatu yang berbeda dari orang-orang dekatnya. Sesuatu yang seyogianya jangan dilakukan. Jangan menilai terlalu dalam kebaikan orang lain.

Saya tidak ingin mengajak Anda sekalian, untuk menimbang-nimbang bagaimana keikhlasan orang lain. Saya menyarankan, apa pun yang diberikan oleh orang, walau hanya dengan seulas senyuman, sambutlah dengan baik. Tidak usah untuk menilai, apalagi menilai terlalu jauh apakah seulas senyuman yang kita dapatkan itu berasal dari rasa yang tulus atau sebaliknya. Jangan menjadi urusan kita untuk menilai sejauh itu.

Jika pertanyaan apakah perilaku berbeda latar itu ada atau tidak, maka saya memahami ia ada dalam realitas. Seseorang bisa saja melakukan sesuatu memiliki pretense dan kepentingan. Bukan hanya orang-orang yang berhubungan dengan dunia politik kekuasaan, yang berbeda wajah saat di depan dan di belakang. Bahkan orang-orang di sekeliling kita selalu ada orang yang demikian. Orang yang memperlihat kebaikan, namun sesungguhnya ia berada pada posisi gunting dalam lipatan.

Orang-orang tua kita, yang awam, bisa membedakan yang mana perilaku yang tulus atau tidak. Mereka bisa memahami seseorang sedang tidak senang atau dalam kerelaan. Wajah akan menampakkan bagaimana kerelaan itu ada dalam diri kita. Maka ia tidak bisa disembunyikan. Bukankah kemampuan orang awam tidak jauh berbeda dengan apa yang dialami oleh orang pandai? Barangkali, orang pandai lebih pandai menyembunyikan perasaan. Peukateun donya, tidak selalu bisa tampak begitu saja. Tapi kita akan merasakan dengan serangkaian sikap dan kata yang bisa berbeda-beda.

Sekali lagi, walau bisa disembunyikan, tidak usah kita yang menelusuri. Jika yang tampak perilaku baik, terlepas di belakangnya berwujud sebaliknya, maka balaslah semua kebaikan itu dengan kebaikan. Jangan balas seulas senyuman dengan wajah masam.

Ingatlah banyak orang yang bisa berubah sikap dengan belajar dari kepribadian orang-orang yang dizalimi tetapi mereka tidak berubah sifat. Orang-orang yang awalnya bersikap berbeda antara depan dan belakang, tiba-tiba berubah menjadi baik, disebabkan karena ada orang yang penuh kebaikan.

Dalam dunia keilmuan, ada teori dan konsep untuk membedah hal ini. Seseorang bisa memiliki banyak topeng yang bertolak belakang dengan apa yang tampak dari wajahnya. Tapi balaslah kebaikan dengan baik, walau kebaikan itu hanya topeng. Barangkali dengan membalas kebaikan, topengnya akan hancur dan seseorang menjadi benar-benar baik. []

Komentar Facebook

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 Komentar

  1. Ping-balik: Topeng – kupiluho
Sudah ditampilkan semua