Sekolah Ilmu Lingkungan UI Resmikan Rumah Balai Bambu

waktu baca 3 menit
Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia (UI) menggelar acara peresmian bangunan rumah balai bambu di RT 06, Kampung Nelayan Muara Angke, Jakarta Utara, 6 Februari 2021. [Foto: Istimewa).

Theacehpost.com | JAKARTA – Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia (UI) menggelar acara peresmian bangunan rumah balai bambu di RT 06, Kampung Nelayan Muara Angke, Jakarta Utara, pada Sabtu, 6 Februari 2021.

Bangunan rumah balai ini diresmikan langsung oleh Manajer Riset sekaligus Kepala Program Studi Ilmu Lingkungan UI, Dr Hayati Sari Hasibuan.

Turut hadir dalam kegiatan ini, Lurah Pluit, Ahmad Rosiwan, Deputi Bidang Koordinasi Pemerataan Pembangunan Wilayah dan Penanggulangan Bencana, Kemenko PMK R, Dr Ivan Syamsurizal dan Dr Denny M Sundara dari PT Wijaya Karya.

Selain itu, acara ini juga dihadiri oleh warga Kampung Nelayan Muara Angke dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan.

Peresmian rumah balai bambu ini merupakan acara puncak dari program Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat (Pengmas) UI yang telah dilakukan sejak Agustus hingga Desember 2020.

banner 72x960

Program tersebut juga terintegrasi dengan pengabdian masyarakat lain seperti edukasi urban farming, kegiatan UI mengajar, dan aksi UI untuk anak-anak.

Dr Hayati Sari Hasibuan menyampaikan, pengabdian dan pemberdayaan masyarakat yang dilakukan di Kampung Nelayan ini penting untuk revitalisasi masyarakat pesisir dan ruangnya.

“Hal ini karena esensi kegiatan berkaitan dengan aspek ekosistem, masyarakat, infrastruktur, dan perekonomian di sana,” katannya.

Hal ini juga didukung oleh pernyataan dari Dr. Denny M Sundara.

“Pemukiman di pesisir bukan untuk dijauhi, namun masyarakatnya perlu adaptif dalam memanfaatkan sumber daya alam yang sesuai untuk membangun wilayah permukimannya. Karena pesisir merupakan tempat tumbuhnya ekonomi masyarakat dan pusat pembelajaran masyarakat, sehingga stigma mengenai penghapusan wilayah pesisir terutama di Jakarta dapat dihilangkan,” ujar Denny.

Sementara itu, Dr Ivan Syamsurizal menyebutkan pentingnya adaptasi dari masyarakat pesisir, agar dapat menyesuaikan diri dengan kondisi pemukiman yang sebenarnya berada di atas laut.

Latar belakang dari program Pengmas ini adalah kondisi rumah pemukiman di kawasan pesisir masih dibuat dalam pola yang sama dengan lingkungan yang tidak mengalami banjir rob.

Oleh karena itu, tujuan pembangunan rumah bambu adalah untuk membangun bangunan rumah yang adaptif dan mampu merespon masalah alam dengan memanfaatkan sumber daya alam yang ada di sekitar.

Bambu dipilih sebagai material utama karena karakteristiknya yang mampu beradaptasi dengan kondisi alam laut dan harganya relatif lebih murah.

Masyarakat Kampung Nelayan Muara Angke dan tamu undangan menyambut program ini dengan positif.

Ahmad Rosiwan selaku Ketua Lurah menyatakan bahwa adanya rumah bambu ini dapat dijadikan percontohan, serta kedepannya berpotensi menjadi tambahan daya tarik wisata.

Salah satu tamu undangan yaitu Dr Sylvira juga menyatakan bahwa ilmu keberlanjutan menjadi poin utama dalam memanfaatkan sumber daya yang ada di sekitar.

Ibu Arti Astati selaku Ketua RT 06 Kampung Nelayan Muara Angke menyambut baik terealisasinya program ini karena kebutuhan warga untuk kegiatan bersama dapat terfasilitasi dengan adanya bangunan bambu ini. (*).

Komentar Facebook

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *