RAMJ-USK Berdayakan Perempuan Duafa Wirausaha Bumbu Kering di Aceh Besar

waktu baca 3 menit
banner 72x960

 

Theacehpost.com | BANDA ACEH – Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Dhuafa (P2EMD) yang diluncurkan oleh Rumah Amal Masjid Jamik Universitas Syiah Kuala (RAMJ-USK) telah merealisasikan satu program pemberdayaan berupa perintisan sebuah UKM wirausaha bumbu kering bernama UKM Bungong Cawing di Gampong Cot Cut, Kecamatan Kutabaro, Aceh Besar.

Informasi yang diterima Theacehpost.com menyebutkan, penerima manfaat terkonfirmasi atas nama Ruwaida, Yusnidar, Mariah, Nuriah, dan Siti Hajar. Mereka merupakan warga duafa dengan status pekerjaan sebagai buruh tani.

“Total dana yang diberikan adalah Rp 25 juta di mana masing-masing penerima manfaat mendapatkan alokasi Rp 5 juta. Semua diberikan dalam bentuk barang (non cash),” kata Dr. Rita Khatir, S, TP., M.Sc dan Yunita, S.Si, M.Sc selaku Pelaksana Hibah P2EMD.

Kebijakan memberikan bantuan secara non cash, menurut Dr. Rita untuk memastikan bahwa zakat produktif difungsikan dengan amanah.

Serah terima dana zakat produktif oleh RAMJ-USK untuk UKM Bungong Cawing dilaksanakan 6 Agustus 2021 di Desa Cot Cut, disaksikan pimpinan desa setempat.

Selanjutnya, pada 8 Oktober 2021 dilaksanakan pelatihan kepada UKM Bungong Cawing guna memberikan softskill, pengetahuan, dan semangat agar bersungguh-sungguh menjalankan bantuan zakat produktif sebagai suatu kewajiban.

Menurut Rita, program pelatihan ini sudah dirancang sejak awal, namun tertunda pelaksanaannya karena kesibukan penerima zakat sebagai buruh tani di musim tanam padi.

“Sungguh kita khawatir kalau dana zakat ini tidak dilaksanakan sebagaimana mestinya, akan menimbulkan dosa kepada pihak pengelola dan juga penerima, “ ujar Rita didampingi Yunita.

Kendala

Rita juga mengakui, salah satu kendala program pemberdayaan masyarakat adalah adanya kegiatan utama (primer) masyarakat seperti buruh tani sehingga pada tahap awal program pemberdayaan, masyarakat menganggapnya sebagai kegiatan sekunder (sampingan).

Karenanya, ketekunan pihak pelaksana dalam mendampingi masyarakat sangat dibutuhkan sehingga dapat terus memotivasi mereka dalam mengatasi ketidakberdayaan ekonomi dengan peningkatan skill, usaha, dan doa.

Melalui pelatihan ini, UKM Bungong Cawing mendapatkan ilmu pengetahuan dan skill tentang cara penggunaan alat pengiris manual, alat pengering terowongan Hohenheim Aceh, mesin penggiling, alat pengemas produk (vaccum sealer), dan timbangan digital kapasitas 40 kg yang sangat penting untuk menakar produk dengan akurat dan mudah.

Penerima bantuan juga diberikan pemahaman tentang potensi pengembangan wirausaha bumbu kering dan potensi pemasarannya yang tidak terbatas karena perkembangan teknologi digital dan transportasi.

Sistem produksi harus memenuhi standar GMP good manufacturing practices,  yaitu bahan baku yang digunakan adalah bahan yang baik kualitasnya dan proses produksi terkontrol dan bersih, sehingga dua syarat mutlak terpenuhi yaitu halal dan baik (halalanthayyiban). “Kita tidak boleh mencampur antara kualitas bahan yang baik dengan bahan yang buruk,” lanjut Rita.

Berbasis digital

Dr. Rita dan Yunita juga akan mengajarkan strategi manajemen usaha berbasis digital dengan aplikasi Qasir yang memungkinkan catatan dapat diinput dengan mudah dan terarsip dengan baik tanpa ada resiko kehilangan data. Pemasaran online akan dilaksanakan melalui jejaring medsos seperti IG Bungong Cawing.

“Dengan usaha sungguh-sungguh dan doa, kita akan berjaya. Itulah slogan yang seharusnya dipaterikan dalam diri setiap wirausaha,” tandas Rita.

Dia berharap kalau tahun ini menjadi penerima zakat produktif, maka tahun depan menjadi pembayar zakat. “Tahun depan akan dievaluasi apakah nasib anggota UKM Bungong Cawing yang merupakan buruh tani dapat meningkat, “ demikian Dr. Rita Khatir, S, TP., M.Sc. []

Komentar Facebook

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *