Pj Gubernur Aceh Luncurkan Program Eliminasi Pasung untuk ODGJ di Aceh

Acara Pencanangan Aceh Eliminasi Pasung, di Pendopo Bupati Pidie Jaya, Jum'at (7/2/2025). [Foto: Humas Pemprov].

THEACEHPOST.COM | Pidie Jaya – Penjabat (Pj) Gubernur Aceh, Safrizal ZA, meluncurkan program Aceh Eliminasi Pasung di Pendopo Bupati Pidie Jaya, Jumat (7/2/2025). Acara ini dihadiri oleh Pelaksana Tugas (Plt) Sekda Aceh, sejumlah penjabat bupati, dan wali kota se-Aceh.

banner 72x960

Dalam sambutannya, Safrizal menegaskan pentingnya perhatian terhadap orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) serta hak-hak mereka sebagai warga negara. “Banyak yang memandang remeh ODGJ, padahal mereka memiliki hak yang sama. Kita harus memastikan mereka mendapatkan layanan yang layak,” ujarnya.

Ia juga menyoroti bahwa Aceh merupakan salah satu provinsi dengan jumlah ODGJ terbanyak akibat berbagai faktor, termasuk kondisi sosial, tekanan hidup, konflik, dan bencana.

“Kita prihatin dan harus bertindak. Aceh memiliki layanan kesehatan jiwa yang cukup besar, termasuk fasilitas Seuramoe Sehat Jiwa di Kuta Malaka, Aceh Besar, yang mampu menampung 300 pasien. Namun, pelayanan rumah sakit jiwa harus lebih dimaksimalkan,” kata Safrizal.

Ia menegaskan bahwa penderita ODGJ yang membahayakan harus segera dievakuasi ke rumah sakit jiwa, bukan dipasung. “Pasung bukan solusi, justru memperburuk kondisi mereka. Kita semua harus berpartisipasi dalam menghentikan praktik ini demi kemanusiaan,” tegasnya.

Safrizal juga mengajak masyarakat untuk menunjukkan empati kepada penderita gangguan jiwa, yang sering kali menarik diri dan membutuhkan dukungan.

Ia meminta bupati dan wali kota segera mengirimkan data pasien yang masih dipasung kepada Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Aceh. Tim dari RSJ nantinya akan menjemput dan merawat mereka lebih lanjut.

Sementara itu, Direktur RSJ Aceh, Dr. Hanif, menyatakan bahwa program Aceh Eliminasi Pasung bertujuan agar tidak ada lagi masyarakat yang mengalami pemasungan.

Menurut data RSJ Aceh, terdapat 21 ribu ODGJ di provinsi ini, dengan 50 persen di antaranya mengalami gangguan jiwa berat. Saat ini, tercatat masih ada 114 pasien yang dipasung di berbagai daerah. “Target kami adalah eliminasi pasung di Aceh tahun ini. Kami siap membantu bupati dan wali kota untuk menjemput dan mengobati mereka,” ujar Hanif.

Ia juga menekankan pentingnya peran keluarga dan masyarakat dalam mendukung pemulihan pasien, serta perlunya pelatihan keterampilan agar mereka dapat kembali berbaur dengan masyarakat.

“RSJ Aceh memiliki fasilitas rehabilitasi di Kuta Malaka, Aceh Besar. Di sana, pasien yang telah sembuh secara klinis akan diberikan pelatihan keterampilan agar bisa mandiri setelah kembali ke masyarakat,” jelasnya.

Hanif berharap program ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan mental dan menghapus stigma terhadap ODGJ di Aceh. “Semua berhak mendapatkan layanan kesehatan tanpa diskriminasi,” tutupnya.[]

Komentar Facebook