Pimpinan DPRA: PKBI Harus Jadi Solusi atas Bencana Sosial di Aceh

waktu baca 2 menit
Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA), Hendra Budian. (Dok. PKBI Aceh)

Theacehpost.com | BANDA ACEH – Bencana sosial seperti kekerasan seksual yang menimpa anak dan perempuan akhir-akhir ini semakin marak di Aceh. Oleh karenanya, kehadiran Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Aceh harus menjadi solusi terhadap bencana sosial tersebut.

Hal demikian disampaikan Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA), Hendra Budian SH dalam sambutannya saat membuka Musyawarah Daerah ke-XII PKBI Aceh di Aula BKKN Aceh, Sabtu, 11 Juni 2022.

“Kita harus serius menghadapi persoalan ini. Kita perlu bersinergi. Miris sekali di daerah yang menerapkan syariat Islam ini terjadi hal demikian. Yang paling kita sayangkan pelakunya adalah keluarga sendiri, ayah, paman, kakek, tetangga, dan orang-orang terdekat korban,” kata Hendra.

Ia menginginkan, semua pihak khususnya PKBI menyusun langkah strategis sebagai upaya menghadapi persoalan-persoalan yang sedang menimpa para korban. Ia selaku legislatif juga berjanji akan memperjuangkan dalam bentuk anggaran agar bencana sosial ini semakin minim terjadi di Aceh.

“Kita di DPRA sedang berupaya merevisi Qanun Jinayat yang menurut kita hukuman bagi pelaku selama ini terlalu ringan,” ucsp Hendra, yang juga mantan aktivis itu.

banner 72x960

Terakhir, Hendra berharap PKBI Aceh dapat terbentuk di 23 kabupaten/kota. Jika selama ini baru 7 kabupaten/kota, maka tugas ketua terpilih nantinya bisa menghadirkan PKBI di seluruh Aceh.

Musda PKBI Aceh dihadiri Sekretaris PKBI Pusat, Dra Josephine R. Marietta MPsiT. Dalam sambutannya ia mengimbau ketua PKBI Aceh yang baru mampu melahirkan program-program strategis.

“PKBI terus bersinergi dengan pemerintah dan unsur masyarakat, serta lembaga internasional. Indonesia ini laboratorium bencana, baik bencana alam maupun sosial, mulai dari konflik vertikal hingga horizontal. Maka perlu memperkuat program-program PKBI,” ujarnya.

Ia meminta PKBI Aceh terus meningkatkan program melalui strategi komunikasi. Kata dia, kalau program bagus tapi cara penyampaian salah maka pesannya tidak sampai.

Sementara itu, Ketua Pengurus Harian Daerah PKBI Aceh, M Yunus Ilyas SE mengingatkan, agar hasil seminar kemarin tentang generasi berkualitas menjadi acuan dalam perencanaan program ke depan.

Di sela-sela pembukaan Musda, pengurus PKBI Aceh juga mengenang dua tokoh PKBI Aceh yang meninggal dunia, yaitu Prof dr Andalas dan Prof Nadir Abdil Kadir SE.

“Kedua tokoh ini memiliki jasa dalam pengembangan PKBI di Aceh, seperti almarhum dr Andalas ikut mempelopori lahirnya klinik PKBI di Lampineung,” tutupnya. (*)

Baca juga: Terpilih Aklmasi, dr Abdul Fatah Pimpin PKBI Aceh

 

 

Komentar Facebook

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *